Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meluncurkan model pembelajaran jarak jauh yang diterapkan pada Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Jakarta.
Ini menjadi model pembelajaran baru untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pembelajaran. Dengan sistem ini, para Taruna/Taruni STIP bisa tetap belajar sembari bekerja di tengah laut.
Advertisement
Baca Juga
"Kita tahu bahwa pendidikan ini harus kita advance dan belajar mandiri itu jadi satu tren dunia. Itu adalah satu cara baru dan dengan itu dia bisa belajar tidak saja di sini," kata Menhub di STIP Jakarta, Rabu (9/5/2018).
Dengan adanya sistem ini, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemenhub juga membuka peluang untuk bisa mengirimkan para taruna/taruni di semester akhir untuk disekolahkan di luar negeri.
Melalui penugasan belajar di luar negeri ini diharapkan lebih siap dalam merambah dunia kerja. Tidak hanya itu, kualitas taruna/taruni yang bersangkutan juga akan lebih baik.
"Jadi mereka jika lulus memiliki kualitas sangat baik. Karena mereka bisa tetap belajar namum juga bisa mendapatkan penghasilan," tambahnya.
Tidak hanya itu, untuk meningkatkan sistem pembelajaran, BPSDM Kemenhub tengah merencanakan untuk bekerjasama dengan Universitas Terbuka (UT).
Kerjasama dengan UT ini nantinya dalam rangka penerapan sistem pembelajaran jarak jauh yang diterapkan di sekolah-sekolah di bawah BPSDM Kemenhub.
Banyak Nakhoda Wanita Menganggur, Menhub Cari Solusi
Menteri Perhuhungan Budi Karya Sumadi bakal melobi para pemilik kapal atau perusahaan-perusahaan pelayaran untuk memberikan kesempatan yang lebih besar kepada pelaut wanita lulusan sekolah perlayaran di Indonesia. Menurutnya, kemampuan dari pelaut wanita tak berbeda dibanding pria.
Budi Karya menjelaskan, pelaut merupakan profesi untuk semua gender. Terbukti, saat ini banyak siswi Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) atau sekolah lainnya yang tengah menjalani pendidikan.
Baca Juga
Namun di sisi lain, ternyata penyerapan pelaut wanita lulusan STIP tak besar. Masih banyak pelaut atau nakhoda wanita yang belum mendapatkan pekerjaan.
"Kami akan inventaris apa yang menjadi masalah bagi para pelaut wanita dan kami akan mengupayakan ke pemilik kapal," kata Budi Karya, Kamis (12/4/2018).
Ia mengakui, saat ini kondisi pelayaran di Indonesia memang belum booming. Hal itu yang menyebabkan para lulusan pelaut tidak semuanya langsung terserap oleh industri yang bersangkutan.
Advertisement