Menteri Rini Resmikan Pabrik Urea Berkapasitas 907 Ribu Ton di Palembang

Konsep revitalisasi yang diterapkan dengan menggantikan pabrik yang kurang efisien dengan pabrik baru yang hemat energi dan ramah lingkungan.

oleh Merdeka.com diperbarui 11 Mei 2018, 11:56 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2018, 11:56 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meresmikan pengoperasian Pabrik pupuk Pusri 2B milik anak usaha PT Pupuk Indonesia, yakni  PT Pupuk Sriwijaya di Palembang, Jumat (11/5/2018). (Dwi Aditya Putra/Merdeka.com)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meresmikan pengoperasian Pabrik pupuk Pusri 2B milik anak usaha PT Pupuk Indonesia, yakni PT Pupuk Sriwijaya di Palembang, Jumat (11/5/2018). (Dwi Aditya Putra/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meresmikan pengoperasian pabrik pupuk milik anak usaha PT Pupuk Indonesia di Palembang. Pabrik tersebut adalah Pabrik Pupuk Sriwijaya (Pusri) II B dengan kapasitas produksi 907 ribu ton urea per tahun dan 660 ribu ton amoniak per tahun.

“Pabrik Pusri II B dibangun sebagai bagian dari program revitalisasi industri pupuk nasional. Revitalisasi adalah salah satu upaya Pupuk Indonesia untuk terus meningkatkan kinerja dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan daya saing,” kata Menteri Rini di Palembang, Jumat (11/5/2018).

Menteri Rini mengatakan, konsep revitalisasi yang diterapkan yakni dengan mengggantikan pabrik-pabrik yang kurang efisien dengan pabrik baru yang hemat energi, ramah lingkungan dan efisien.

Pabrik ini juga akan menggunakan bahan bakar batu bara untuk pembangkit steam dan listrik sehingga mengurangi ketergantungan terhadap gas bumi.

Menteri Rini mengatakan, konsumsi gas Pusri II B akan jauh lebih efisien dibandingkan pabrik Pusri II yang digantikannya. Konsumsi gas Pusri II B sebesar 24 MMBTU/ton urea, lebih rendah dibandingkan pabrik Pusri II, dengan konsumsi gas mencapai 37 MMBTU per ton urea.

Untuk diketahui, selain Pusri II B, peresmian di Palembang ini juga menjadi simbolis dari beroperasinya Pabrik Kaltim-5 di PT Pupuk Kaltim, Bontang dan Pabrik Amurea 2 di Petrokimia Gresik.

Sementara untuk pendirian pabrik Pusri 2B ini nantinya akan dibangun konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo (Jepang), dengan total biaya investasi Rp 8,5 triliun.

Hadir pula dalam rangkaian kegiatan ini Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas asikin Idat beserta jajaran direksi PT Pusri.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Seluk-Beluk Pusri II B

20151007-Pupuk
Pupuk (iStock)

Untuk diketahui, pembangunan Pabrik Pusri II-B ini akan mengganti Pabrik Pusri-II dengan menggunakan teknologi KBR Purifier Technology untuk Pabrik Amonia dan teknologi ACES 21 milik TOYO dan Pusri sebagai Co Licensor untuk Pabrik Urea. 

Dengan digantinya Pabrik Pusri II (existing) yang memiliki kapasitas 450 ribu ton per tahun, maka jika nantinya pabrik Pusri II-B mulai beroperasi akan menambah produksi sebesar 457 ribu ton per urea per tahun, sehingga total produksi urea Pusri menjadi 2,61 juta ton per tahun.

Pabrik Pusri II-B dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga hemat bahan baku gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU per Ton Amonia dan 21,18 MMBTU per Ton Urea.

Jika dibandingkan dengan Pabrik Pusri II (existing) yang memiliki rasio pemakaian gas per ton produk 49,24 MMBTU per Ton Amonia dan 36.05 MMBTU per Ton Urea maka akan dihemat pemakaian gas sebesar 14,87 MMBTU per ton urea.

Pabrik Pusri II-B berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan. Sumber pendanaan proyek berasal dari tujuh Bank Kreditur, yaitu BCA, BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank BJB, Bank Sumsel Babel, dan Bank UOB Indonesia dengan menggunakan skema pembiayaan club deal. Nilai Proyek Pusri II-B sebesar USD 561 juta.

Dengan dibangunnya Pusri II-B ini diharapkan PT Pusri dapat berkontribusi lebih besar pada peningkatan produksi pangan dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya