Utang Luar Negeri RI Capai Rp 5.028 Triliun di Kuartal I

Utang luar negeri Indonesia naik menjadi USD 358,7 miliar atau sekitar Rp 5.028,97 triliun

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Mei 2018, 19:06 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2018, 19:06 WIB
Ilustrasi Utang Luar Negeri Indonesia
Ilustrasi Utang Luar Negeri Indonesia (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia mengumumkan posisi ULN atau utang luar negeri Indonesia pada kuartal-I 2018 tumbuh melambat. ULN Indonesia hingga akhir Maret ini tercatat sebesar USD 358,7 miliar atau sekitar Rp 5.028,97 triliun (kurs Rp 14.020 per dolar AS). 

Posisi ULN tersebut naik dibanding realisasi per Februari 2018 yang mencapai USD 356,23 miliar atau setara dengan Rp 4.907,42 triliun.

ULN Indonesia kuartal I ini sebesar USD 358,7 miliar tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD 184,7 miliar serta utang swasta sebesar USD 174,0 miliar. ULN Indonesia pada akhir kuartal I-2018 tersebut tumbuh sebesar 8,7 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang mencapai 10,4 persen (yoy).

Perlambatan pertumbuhan ULN tersebut disebabkan oleh utang luar negeri sektor pemerintah dan sektor swasta yang tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Selain untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kegiatan produktif dan investasi, ULN pemerintah juga digunakan untuk turut mendukung komitmen terhadap pendanaan hijau yang ramah lingkungan. 

Hingga akhir kuartal I-2018, ULN pemerintah tercatat sebesar USD 181,1 miliar, terdiri dari SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) yang dimiliki oleh non-residen sebesar USD 124,8 miliar dan pinjaman kreditur asing sebesar USD 56,3 miliar.

ULN pemerintah pada akhir Maret 2018 meningkat USD 3,8 miliar dari kuartal sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama bersumber dari penerbitan global sukuk sebesar USD 3 miliar, yang di dalamnya termasuk dalam bentuk Green Bond atau Green Sukuk Framework senilai USD  1,25 miliar sejalan dengan komitmen pendanaan hijau yang ramah lingkungan.

Sementara di sisi SBN, investor asing masih mencatat net buy SBN pada kuartal I-2018. Perkembangan ini tidak terlepas dari kepercayaan investor asing atas SBN domestik yang masih tinggi antara lain ditopang peningkatan peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Rating and Investment (R&I) pada tanggal 7 Maret 2018.

 

Utang Luar Negeri Swasta

Ilustrasi Utang Luar Negeri Indonesia
Ilustrasi Utang Luar Negeri Indonesia (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara ULN swasta tumbuh melambat terutama dipengaruhi oleh ULN sektor industri pengolahan dan sektor pengadaan listrik, gas, dan uap/air panas (LGA). Secara tahunan, pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan dan sektor LGA pada kuartal I 2018 masing-masing tercatat sebesar 4,4 persen dan 19,3 persen, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya.

Pertumbuhan ULN sektor pertambangan meningkat dan pertumbuhan ULN sektor keuangan relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,2 persen, relatif sama dengan pangsa pada kuartal sebelumnya.

Perkembangan ULN total pada kuartal I 2018 tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal I 2018 yang tercatat stabil di kisaran 34 persen. Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers.

Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir kuartal I 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,1 persen dari total ULN.

Bank Indonesia berkoordinasi dengan pemerintah terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya