Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta pemerintah mengantisipasi gejolak ekonomi yang terjadi Turki seiring terpuruknya kurs Lira terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Langkah persiapan agar krisis Turki tak berimbas serius ke perekonomian Indonesia.
Legislator Golkar itu mengaku was-was karena penurunan kurs lira Turki (TRY) sudah berimbas ke Rupiah. Bahkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS sudah menembus 14.656. Gejolak ekonomi di Turki dan devaluasi Lira telah berefek ke mata uang lainnya termasuk Rupiah.
Advertisement
Baca Juga
Sebab itu, dia meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyiapkan langkah-langkah antisipatif guna meningkatkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar.
“Mengingat melemahnya nilai tukar dolar berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat dan meningkatnya harga komoditas,” ujar dia di Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Pengusaha ini juga meminta BI menjaga stabilitas keuangan negara. Hal yang harus diperhatikan adalah kelancaran pembayaran utang negara dan bunganya yang bertambah akibat devaluasi rupiah.
Selain itu, dia mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong ekspor barang dan jasa untuk meningkatkan nilai tukar Rupiah.
Yang tak kalah penting adalah perlunya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggenjot kinerja dalam menarik investasi dan mempermudah layanan bagi investor.
“Lakukan perbaikan layanan investasi dengan mempermudah penanaman modal sehingga dapat menarik minat investor untuk menanamkan modal di Indonesia,” cetusnya.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Antisipasi Krisis Turki, Jokowi Minta Ketahanan Ekonomi RI Diperkuat
Advertisement