Erdogan Kecam Demonstrasi Pasca Penangkapan Walkot Istanbul Sebagai Kejahatan

Erdogan menyalahkan oposisi atas demonstrasi yang terjadi sejak pekan lalu.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 25 Mar 2025, 09:50 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2025, 09:47 WIB
Petugas polisi anti huru hara menggunakan senapan dan semprotan merica untuk membubarkan pengunjuk rasa pasca penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu di Istanbul, Turki, pada Minggu (23/3/2025).
Petugas polisi anti huru hara menggunakan senapan dan semprotan merica untuk membubarkan pengunjuk rasa pasca penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu di Istanbul, Turki, pada Minggu (23/3/2025). (Dok. AP/Huseyin Aldemir)   ... Selengkapnya

Liputan6.com, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh partai-partai oposisi memicu "gerakan kekerasan" saat aksi protes di negara itu berlanjut untuk malam keenam.

Kerusuhan bermula di Istanbul pada Rabu (19/3/2025) ketika Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu, rival utama Erdogan dalam pilpres, ditahan dengan tuduhan korupsi.

Ribuan orang kembali berkumpul pada Senin (20/5). Eskalasi kerusuhan terjadi Minggu (23/3) malam, dengan polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet.

Imamoglu, yang juga diskors dari jabatannya, menyebut tuduhan terhadapnya bermotif politik - klaim yang dibantah Erdogan.

Pasukan anti huru-hara dalam jumlah besar mengawal demonstran di sekitar balai kota Istanbul pada Senin malam, sementara massa meneriakkan yel-yel dan mengibarkan bendera Turki.

Kendaraan pemadam juga terlihat di sekitarnya, meski protes tampak relatif damai tanpa pengulangan bentrokan sengit seperti Minggu.

Pemerintah Turki pada Senin malam menyatakan 1.133 orang telah ditangkap sejak protes dimulai. Demikian seperti dikutip dari BBC.

Dalam pernyataannya via televisi, Erdogan mencap demonstrasi sebagai "kejahatan" dan menyalahkan partai oposisi karena "mengganggu ketenangan warga dengan provokasi".

Berbicara dari Ankara, dia menyerukan penghentian protes dan mengatakan partai oposisi "telah membuat pernyataan paling hina dan melawan hukum dalam sejarah politik kami selama lima hari terakhir", alih-alih menanggapi tuduhan.

Ketua CHP (Cumhuriyet Halk Partisi) atau Partai Rakyat Republik Ozgur Ozel berbicara kepada ribuan massa yang berkumpul Senin malam. Dia menyebut demonstrasi sebagai "aksi pembangkangan terhadap fasisme".

Ozel mengatakan akan mengunjungi Imamoglu di penjara Silivri pada Selasa (25/3). CHP akan mengajukan permohonan pembebasan Imamoglu selama proses pengadilan dan meminta sidangnya disiarkan langsung oleh televisi negara TRT.

Meski dalam tahanan, Imamoglu pada Senin dikukuhkan sebagai calon presiden dari CHP untuk pemilu 2028. Pemungutan suara bersifat simbolis karena dia satu-satunya calon.

Imamoglu resmi ditahan dan didakwa pada Minggu atas tuduhan membentuk dan mengelola organisasi kriminal, menerima suap, pemerasan, merekam data pribadi secara ilegal, dan mengatur tender.

Dalam unggahan di X pada akhir pekan, Imamoglu menyatakan "tidak akan pernah menyerah" dan mengecam penangkapannya sebagai "noda hitam bagi demokrasi".

Dia juga menyampaikan salam kepada para pengunjuk rasa dan mengatakan pemilih telah menunjukkan Turki "sudah cukup" dengan Erdogan.

Promosi 1

Rival Terkuat Erdogan

Recep Tayyip Erdogan
Presiden Recep Tayyip Erdogan di Ankara, Turki, pada 28 Mei 2023. (Dok. AP)... Selengkapnya

Demonstrasi terkini merupakan yang terbesar sejak protes Gezi 2013 yang bermula di Istanbul akibat pembongkaran taman.

Aksi umumnya damai, tapi Minggu malam polisi menggunakan meriam air dan semprotan merica saat terjadi bentrokan.

Dilek Kaya Imamoglu, istri Imamoglu, juga hadir di Balai Kota Istanbul dan mengatakan "ketidakadilan" yang dihadapi suaminya telah "menyentuh setiap nurani".

Penahanan Imamoglu tidak menghalangi pencalonan atau pemilihannya sebagai presiden, tapi dia tidak bisa mencalonkan diri jika dinyatakan bersalah.

Politikus yang dipenjara ini dianggap sebagai salah satu rival paling tangguh Erdogan yang telah memimpin Turki selama 22 tahun sebagai perdana menteri dan presiden.

Namun, karena batasan masa jabatan, Erdogan tidak bisa mencalonkan diri lagi pada 2028 kecuali mengubah konstitusi.

Kementerian Kehakiman Turki mengkritik mereka yang mengaitkan Erdogan dengan penangkapan dan menegaskan independensi peradilan.

Jurnalis Ikut Ditangkap

Sejumlah mahasiswa duduk di samping petugas polisi anti huru hara di Istanbul, Turki, pada Senin (24/3/2025), saat protes pasca penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu.
Sejumlah mahasiswa duduk di samping petugas polisi anti huru hara di Istanbul, Turki, pada Senin (24/3/2025), saat protes pasca penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu. (Dok. AP/Huseyin Aldemir)   ... Selengkapnya

Serikat pekerja media Disk-Basin-Is melaporkan setidaknya delapan wartawan dan fotografer ditahan pada Senin dalam operasi yang mereka sebut sebagai "serangan terhadap kebebasan pers dan hak publik untuk mengetahui kebenaran".

Mereka menuntut pembebasan segera para jurnalis tersebut.

Sementara itu, platform media sosial X (Twitter) menyatakan keberatan atas perintah pengadilan Turki yang memblokir lebih dari 700 akun, termasuk milik organisasi berita, jurnalis, dan tokoh politik di Turki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya