Liputan6.com, Jakarta - Selepas Idul Adha 1439 H, tidak terlihat ada perubahan signifikan dalam harga cabai, bawang, dan sayur-mayur. Mayoritas harga pangan per kilogram (kg) masih sama seperti pada minggu sebelumnya.
"Cabai rawit Rp 40 ribu sekilo, cabai keriting Rp 35 ribu," ujar Sulistyo (48), saat ditemui Liputan6.com di Pasar Palmerah, Senin 27 Agustus 2018.
Advertisement
Baca Juga
Ia melanjutkan, bawang cutting dia jual seharga Rp 35 ribu per kg. Bawang putih dan bawang merah sama-sama Rp 30 ribu.
Pedagang lainnya menjual cabai rawit di bawah Rp 40 ribu. Harga yang dibanderol sedikit lebih murah yakni di kisaran Rp 30 ribuan.
"Cabai hijau Rp 25 ribu, cabai keriting Rp 25 ribu juga. Cabai rawit yang dikupas Rp 35 ribu, yang biasa Rp 30 ribu," ucap Surotun (40), Selasa (28/8/2018).
Sementara, harga timun dijualnya seharga Rp 8 ribu per kg, tomat Rp 10 ribu per kg, dan wortel Rp 8 ribu per kg.
"Harga sama saja," jawabnya ketika ditanya ada kenaikan setelah Idul Adha. Untuk bawang merah dijualnya seharga Rp 25 ribu per kg, dan seharga Rp 20 ribu untuk yang berukuran lebih kecil.
Sementara itu, bawang putih ia jual seharga Rp 25 ribu per kg, dan yang kating seharga Rp 30 ribu per kg.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Cabai Rawit Berpotensi Naik
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mewaspadai lonjakan harga cabai merah keriting. Sebab selama ini tren harga komoditas tersebut terus naik.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Tjahja Widjayanti mengatakan, saat ini rata-rata harga pangan memang turun, termasuk ayam dan telur yang sempat melonjak. Akan tetapi, harga cabai merah keriting disebut justru cenderung naik.
"Dan dari data kami, saat ini memang harga pangan pokok rata-rata semua menurun, kecuali cabai merah keriting. Itu mengalami kenaikan yang cukup signifikan karena di atas 5 persen," ujar dia dalam Seminar Nasional Menelaah Model Konsumsi Pangan Indonesia Masa Depan di Jakarta, Rabu, 8 Agustus 2018.
Menurut dia, hal ini yang tengah diantisipasi oleh Kemendag. Namun, langkah antisipasi ini juga harus diikuti dengan kepastian soal produksi di sisi hulunya.
"Dan ini juga yang membuat kami harus melakukan antisipasi. Tetapi kalau masalahnya ada di suplai, kami tidak bisa melakukan apa-apa. Tapi kalau jalur distribusi mungkin bisa kami lakukan beberapa antisipasi," kata dia.
Tjahja mengungkapkan, biasanya, jika produksinya tengah surplus, para petani selalu meminta Kemendag untuk membantu menjual cabainya. Namun saat ini belum ada yang meminta bantuan. Ini menandakan jika produksi di sisi hulu tengah menurun.
"Beberapa petani cabai di daerah, kalau mereka kelebihan produksi mereka menghubungi kami untuk minta dipasarkan. Tetapi sampai saat ini (tidak) dan ini menjadi pembuktian kalau suplai dari hulunya kurang," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement