Adi Soemarmo Jadi Contoh Bandara Ramah Lingkungan ke-2 di Dunia

Angkasa Pura I menyatakan, ‎saat ini baru dua bandara yang dipilih sebagai bandara percontohan untuk proyek ramah lingkungan.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Sep 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2018, 17:00 WIB
Bandara Adi Sumarmo Solo
Bandara Adi Sumarmo Solo. (Liputan6.com/Dok. Bandara Adi Sumarmo)

Liputan6.com, Hong Kong - Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah, terpilih sebagai percontohan dalam pengembangan bandara ramah lingkungan oleh Asosiasi Bandara Internasional (Airport Council International/ACI).

‎Gugus Tugas Corporate Secretary PT Angkasa Pura I, Kleopas Danang Bintoroyakti, mengatakan ‎saat ini baru dua bandara yang dipilih sebagai bandara percontohan untuk proyek ramah lingkungan. Selain, Adi Soemarmo, bandara di Ekuador yaitu Quito juga terpilih sebagai proyek percontohan dari program ini.

"Ini pertama di Asia Pasifik dan kedua di dunia. Pertama itu Ekuador. Solo siap, karena Solo sudah punya penghargaan nasional sebagai bandara sehat. Mereka sudah punya sistem environmental yang bagus," ujar dia di Hong Kong, Sabtu (22/9/2018).

Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I Devi Suradji mengungkapkan, masalah lingkungan saat ini menjadi perhatian bagi banyak pihak. Namun demikian, komitmen untuk menciptakan bandara yang ramah lingkungan tidak mudah untuk dijalankan lantaran banyak hal yang harus dibenahi.

"Apa yang nampak bersih belum tentu environmental friendly. Apa yang nampak hijau belum tentu sustainable. Komitmen lingkungan ini komitmen yang tidak mudah dijalankan. Karena ini macam-macam mulai dari energi, air, limbah, polusi, ini semua harus diukur dengan baik," kata dia.

Dia menjelaskan, saat ini ACI menyusun APEX untuk program lingkungan. Bandara Adi Soemarmo salah satu bandara yang dijadikan proyek percontohan.

"Saat ACI datang ke Solo, kami selayaknya mendapatkan konsultasi. Apa yang belum kami terapkan dan apa yang sudah kami terapkan. Apa juga sudah advance (lebih dulu) kami terapkan. ACI juga mendapat masukan dari pengembangan Bandara Adi Sumarmo‎. S‎udah dievaluasi selama tujuh hari. Kita sedang menunggu rekomendasi dari mereka," ujar dia.

 

Angkasa Pura I Bakal Lebih Aktif di Asosiasi Bandara Internasional

(Foto:Liputan6.com/Septian Deny)
Peran aktif Angkasa Pura I di Airport Council International akan menguntungkan Indonesia (Foto:Liputan6.com/Septian Deny)

Sebelumnya, PT Angkasa Pura I (Persero) akan lebih banyak mengambil peran dalam asosiasi bandara di seluruh dunia atau Airport Council Internasional (ACI). 

Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I, Devi Suradji, mengatakan‎ gencarnya pengembangan bandara yang dilakukan membuat Angkasa Pura I mendapatkan tawaran untuk lebih banyak berperan dalam komite-komite di ACI. Selama ini perusahaan plat merah ini sudah masuk dalam dalam keanggota di komite keamanan dan keselamatan ACI.

"Bisa tidak kita jangan hanya aktif membangun bandara di Indonesia tetapi kita diminta aktif di komite ACI. Yang mau kita coba di komite ekonomi dan lingkungan," ujar dia di Hong Kong, Sabtu 22 September 2018.

Devi menuturkan, peran aktif Angkasa Pura I di ACI akan banyak menguntungkan Indonesia. Sebab, dengan demikian, Angkasa Pura I akan lebih banyak menyuarakan kepentingan Indonesia dalam penyusunan regulasi-regulasi internasional terkait bandara.

"Kita harus berikan masukan kepada mereka karena mereka yang menentukan policy. Karena kalau sudah ditentukan, policy itu susah diubah. Jadi harus kita berikan masukan pada saat di forum," ungkap dia.

Devi menyatakan, peran aktif ini sangat penting lantaran tidak semua aturan dan standar yang ditetapkan Airport Council Internasional sesuai dengan kondisi dan demografi bandara di suatu negara. Dengan Angkasa Pura I masuk ke dalam komite tersebut, maka aturan dan standar yang ditetapkan diharapkan sesuai dengan kondisi bandar-bandara di Indonesia.

"Kalau kita aktif di situ, suara kita terdengar. Karena standar bandara di suatu negara belum tentu sama dengan standar di negara lain. Mereka minta kita aktif bersuara, karena demografi dan geografi berbeda," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya