AP I Siap Kelola Bandara Sentani dan Palu

PT Angkasa Pura I akan eksplorasi peluang kerja sama Bandara Sentani dan Sis Al-Jufri.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Sep 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2018, 13:00 WIB
(Foto: Dok Kementerian Perhubungan)
Penandatanganan kesepakatan bersama Ditjen Perhubungan Udara dan PT Angkasa Pura I (Foto:Dok Kementerian Perhubungan)

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) atau disebut AP I menandatangani kesepakatan bersama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terkait rencana kerja sama dan penyusunan kajian pengalihan pengelolaan Bandara Sentani Jayapura dan Bandara Sis Al-Jufri Palu pada Kamis (6/9/2018).

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Pramintohadi Sukarno.

Nota kesepahaman ini merupakan landasan awal atas rencana kerja sama dan bertujuan untuk menyusun kajian rencana pengalihan pengelolaan Bandara Sentani Jayapura dan Bandara Sis Al-Jufri Palu yang saling menguntungkan, efisien, berkelanjutan, dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Angkasa Pura I siap menerima penugasan untuk mengelola Bandara Sentani Jayapura dan Bandara Sis Al-Jufri Palu dan mengembangkannya secara komersial bersamaan dengan peningkatan pelayanan kepada para pengguna jasa bandara. Hal ini juga diharapkan dapat menstimulus pengembangan daerah yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian daerah,"  kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi kepada wartawan.

Adapun ruang lingkup kesepakatan bersama ini adalah rencana kerja sama pengalihan pengelolaan Bandara Sentani Jayapura dan Bandara Sis Al-Jufri yang meliputi pemanfaatan barang milik negara dengan pola Kerja Sama Pemanfaatan (KSP).

Pada kesepakatan bersama ini, PT Angkasa Pura I (Persero) akan mengeksplorasi peluang kerja sama Bandar Udara Sentani Jayapura dan Bandara Sis Al-Jufri yang berkelanjutan dengan menyusun proposal kerja sama pemanfaatan barang milik negara pada Bandar Udara Sentani Jayapura.

Termasuk di dalamnya rencana investasi sesuai rencana induk bandar udara dan rencana investasi sesuai proposal kerja sama pemanfaatan barang milik negara pada Bandar Udara Sentani Jayapura yang diajukan.

"Hasil kajian ini nantinya akan dievaluasi oleh Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan dijadikan dasar pertimbangan untuk pembuatan perjanjian kerja sama. Kami harap rencana pengalihan pengelolaan secara komersial kedua bandara di timur Indonesia ini akan membawa kontribusi positif terhadap pemerataan pengembangan perekonomian daerah," pungkas Faik Fahmi. 

 

 

AP I Ajak Pengusaha Investasi di Bandara

Terminal Baru Bandara Ahmad Yani (Dok Foto: Angkasa Pura I)
Terminal Baru Bandara Ahmad Yani (Dok Foto: Angkasa Pura I)

Sebelumnya, PT Angkasa Pura I (Persero) mengumpulkan para pengusaha dan membuka peluang kerja sama di berbagai bandara.

Ini seiring akan beroperasinya beberapa bandara lain yang ditargetkan selesai 2019 dan 2020. Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I, Devy Suradji mengatakan, ada tiga proyek pengembangan bandara yang sedang dilakukan oleh Angkasa Pura I.

Proyek itu bagian dari proyek strategis nasional (PSN), yaitu Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, dan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo. Bahkan, Bandara Ahmad Yani sudah mulai beroperasi sejak Juni 2018 lalu meskipun pembangunannya belum tuntas seratus persen. 

"Selain itu, Angkasa Pura I juga melakukan pengembangan bandara lainnya, seperti Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, T3 Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Lombok Praya, Bandara Sam Ratulangi Manado, dan Bandara El Tari Kupang," kata Devy kepada wartawan, Kamis 6 September 2018.

Pengembangan sembilan bandara tersebut merupakan solusi untuk mengatasi lack of capacity yang terjadi di bandara-bandara tersebut. Kapasitas bandara tidak dapat mengimbangi pertumbuhan trafik penumpang yang meningkat signifikan setiap tahunnya. 

Misalnya di Bandara Ahmad Yani Semarang, yang hanya memiliki kapasitas 800 ribu penumpang per tahun, namun pada 2017 lalu dipaksa melayani 4,4 juta penumpang.

Dengan beroperasinya terminal baru, Bandara Ahmad Yani Semarang kini dapat melayani 6,9 juta penumpang per tahun atau hampir sembilan kali lipat. 

Pada 2017, 13 bandara Angkasa Pura I melayani hampir 90 juta penumpang, tumbuh 6 persen dibanding tahun sebelumnya.

Berdasarkan survei Customer Satisfaction Index (CSI) yang dilakukan oleh Indonesia National Air Carriers Association (INACA), 40 persen penumpang tersebut melakukan perjalanan lebih dari 5 kali dalam setahun. Lalu 64 persen penumpang melakukan aktivitas berbelanja di bandara. 

Potensi pertumbuhan trafik penumpang yang relatif tinggi dari tahun ke tahun serta massifnya pengembangan bandara-bandara tersebut merupakan peluang yang bagus bagi para pelaku bisnis ritel untuk menjadi mitra usaha di bandara. 

"Untuk itu kami mengundang para pebisnis dan pemilik merek untuk bergabung sebagai mitra usaha di bandara-bandara Angkasa Pura I, bersama-sama tumbuh bersama Angkasa Pura I, memberikan pelayanan dan pengalaman unik di bandara kepada para pengguna jasa,” ujar Devy. 

Devy menuturkan, keberadaan mitra usaha di bandara secara otomatis akan meningkatkan kinerja bisnis bandara. Para mitra usaha ini juga berperan dalam menambah kenyamanan di bandara. 

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya