Sri Mulyani Ajak Milenial Optimis Kembangkan Ekonomi Digital

Meskipun saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang berkembang menjadi unicorn di sektor ekonomi digital, peluang pasar tetap masih besar.

oleh Merdeka.com diperbarui 29 Sep 2018, 18:29 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2018, 18:29 WIB
Sri Mulyani
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberi keterangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan potensi pengembangan ekonomi digital di Indonesia masih sangat luas. Hal ini dikarenakan masih besarnya pasar yang bisa digarap.

"Masih banyak kesempatan. Pengguna cell phone masih 67 persen, pengguna internet masih 50 persen. Orang belanja di online masih di bawah 40 persen," jelas dia di Epicentrum XXI, Jakarta, Sabtu (29/9/2018).

Menurut dia, meskipun saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang berkembang menjadi unicorn di sektor ekonomi digital, peluang pasar tetap masih besar.

"Jadi walau ada Gojek atau Gopay, tidak berarti akan dikuasai oleh satu. Ekonomi digital di Indonesia masih baru tapi bertumbuh dengan cepat," kata dia.

Meskipun demikian, dia menegaskan bahwa untuk dapat masuk dan berkembang dalam ekonomi, termasuk ekonomi digital, generasi muda harus optimis serta jeli dalam melihat potensi bisnis yang dapat dikembangkan ke depan.

"Bagaimana ekonomi digital di Indonesia. Karena ini masih baru, tergantung, Anda itu manusia pesimis atau optimis. Sama kalau saya bilang gelas ini separuh, ada yang bilang separuh penuh separuh kosong. Kalau anda optimis, pasti anda bilang ini masih baru, berarti masih banyak kesempatan," tegas dia.

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

Misi Telkomtelstra Bawa RI Jadi Pusat Ekonomi Digital ASEAN di 2020

Erik Meijer
President Director & CEO Telkomtelstra, Erik Meijer, ditemui di kantornya, di Tower 88 Kasablanka, Jumat (11/3/2016). (Liputan6.com/Corry Anestia)

Telkomtelstra memiliki mimpi besar di Indonesia. Perusahaan hasil patungan antara Telkom Indonesia dengan Telstra Corporation asal Australia ini akan mengawal Indonesia menjadi pusat ekonomi digital pada 2020 sesuai dengan target pemerintah.

Banyak hal yang tengah diupayakan Telkomtelstra untuk itu. Pertama, tahun ini, Telkomtelstra akan menggenjot berbagai perusahaan dan instansi pemerintahan untuk menggunakan cloud (komputasi awan).

Saat ini beberapa perusahaan di Indonesia masih ragu dan kurang peduli dengan pentingnya data centre yang berlokasi di dalam negeri.

President Director Telkomtelstra Erik Meijer menjelaskan, penggunaan cloud di Indoensia masih sedikit tertinggal jika dibandingkan beberap negara tetangga.

"Di Indonesia diakui agak ketinggalan. Pertama belum ada pemasaram agresif dan banyak perusahaan yang bingung apa yang boleh dan enggak boleh di-cloud," kata Erik di Melbourne, Australia, Kamis (20/9/2018).

Padahal, pemerintah sudah tegas mengenai data centre ini. Dimana aturan tersebut tertuang dalam PP No 82 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan sistem dan transaksi elektronik. Salah satu poin di aturan tersebut adalah kewajiban penyimpanan data di dalam negeri.

Erik mengklaim, saat ini sistem clouding yang dimiliki menjadi satu-satunya produk yang memenuhi aturan tersebut. Bahkan produk yang dimiliki sudah berlebel SNI dan ISO.

Kedua, Erik ingin membawa teknologi Security Operation Centre (SOC) yang saat ini dimiliki Telstra di Australia. SOC ini akan didukung tim ahli security yang akan terus memantau dan meningkatkan postur keamanan organisasi sambil mencegah, mendeteksi, menganalisis, dan menanggapi insiden keamanan cyber dengan bantuan teknologi dan proses yang terdefinisi dengan baik serta cybersecurity incident response team (CIRT) terbaik dan berpengalaman.

Perluasan digital bisnis sering menjadi tantangan dalam banyak aspek terutama keamanan cyber. Melalui Telkomtestra Security Intelligent memastikan bisnis operasional bisa berjalan dengan baik dan keamanan cyber terlindungi dengan elemen-elemen terbarunya termasuk cybersecurity insuranc.

"Saya konsen betul soal ini, di Indoensia itu banyak hacker dan juga banyak serangan hacker. Ini hal yang harus putuskan sekarang," tegasnya.

Ketiga, implementasi Software Defance Wide Area Network (SD-WAN). Sistem ini akan mengkoneksikan semua jaringan perusahaan dan instansi yang menggunakan. Penggunaan SD-WAN ini akan melengkapi Security Operation Centre yang dimimiki Telkomtelstra.

Nempaknya, misi Telkomtekstra ini juga didukung langsung dari induknya, Telstra Corporation.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya