Genjot Ekonomi Syariah Butuh Komitmen hingga Edukasi

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengemukakan beberapa poin penting dalam mendukung pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

oleh Merdeka.com diperbarui 03 Okt 2018, 13:35 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2018, 13:35 WIB
Perry Warjiyo
Ketua Umum Pengurus Pusat lSEl periode 2018-2021 Perry Warjiyo

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengemukakan beberapa poin penting dalam mendukung pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Dia menuturkan, komitmen dari semua pihak sangat dibutuhkan, baik dari pemerintah maupun pelaku usaha. Sebab pengembangan ekonomi syariah sudah menjadi agenda global.

"Apakah kita punya komitmen yang kuat? Tentang komitmen di bawah kabinet Presiden Jokowi, beliau dukung sistem keuangan ekonomi syariah dan tujuan baik untuk akselerasi tujuan pembangunan ekonomi syariah. Ini juga salah satu komitmen dari level pemerintahan," kata dia dalam acara 'Halal Lifestyle Conference and Business Matching 2018', di JCC, Jakarta, Rabu (3/10/2018).

"Di level menengah apakah kita punya komitmen yang kuat untuk bisa bekerja bersama untuk bangun akselerasi ekonomi syariah. Ini sekali lagi dan lagi di mana kita harus terus berkata dan mengulangi, mengingatkan diri kita kembali untuk komtmen kuat," lanjut Perry.

Hal berikut yang harus diperhatikan adalah terkait desain program pengembangan ekonomi syariah. Program tersebut, kata Perry mesti didukung secara bersama-sama oleh semua pihak.

Selain itu, tentu upaya promosi dan edukasi terhadap masyarakat serta pelaku usaha harus terus digalakkan sehingga potensi pengembangan ekonomi syariah Indonesia yang sangat besar dapat berjalan baik.

"Kampanyekan, promosikan, suarakan halal ekonomi dan juga keuangan syariah dan gaya hidup. Ini bisa digunakan untuk mencapai agenda global. Saya minta Anda terapkan ini di-share dibagikan, kampanyekan ke keluarga, saudara, anak dan siapa pun," ujar dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Ekonomi Syariah Dapat Bantu Kurangi Defisit Transaksi Berjalan

(Foto: Dok Bank Indonesia)
Pengembangan ekonomi syariah dibutuhkan untuk memperkuat struktur ekonomi (Foto: Dok Bank Indonesia)

Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo mengatakan, penerapan ekonomi syariah dapat menjadi pilihan untuk mengatasi defisit transaksi berjalanIndonesia.

"Ekonomi dan keuangan Islam akan diarahkan untuk mendukung tidak hanya sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru tetapi juga untuk mengatasi masalah ekonomi Indonesia, yaitu defisit transaksi berjalan sehingga dapat menopang visi Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi,” ujar Dodi di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Selasa 18 September 2018.

Dia menjelaskan, pengalaman di berbagai negara menunjukkan ekonomi dan keuangan syariah memiliki potensi besar baik sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru bahkan untuk memperbaiki struktur neraca akun berjalan. 

"Ekonomi Islam telah menjadi sumber pertumbuhan baru tidak hanya di negara-negara mayoritas Muslim, tetapi juga di negara-negara lain di mana umat Islam bukanlah mayoritas,” ujar dia.

Perkembangan ekonomi  dan keuangan syariah cukup menjanjikan. Berdasarkan IFSB Islamic Financial Services Industry (IFSI) aset perbankan syariah Indonesia berada di peringkat sembilan terbesar secara global mencapai USD 28,08 miliar. 

Dia pun mengatakan, ruang pengembangan ekonomi syariah di masa depan masih pun masih sangat luas. Saat ini pangsa pasar perbankan syariah Indonesia dalam hal aset mencapai sekitar enam persen dari semua bank di Indonesia (berdasarkan data OJK per Juni 2018). 

"Sementara itu, total bagian aset dalam industri keuangan syariah di Indonesia adalah sekitar 8,5 persen dari seluruh aset industri keuangan di Indonesia," kata dia.

Selain itu, Dody mengungkapkan beberapa tantangan dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

"Pertama, memburuknya posisi Indonesia di industri halal global. Saat ini, Indonesia masih merupakan konsumen daripada produsen," kata dia.

Tantangan lain, menurut dia, adalah belum optimalnya potensi zakat, infak, shodakah dan wakaf (ZISWAF) untuk mendukung pengembangan ekonomi syariah. 

"Masih terbatasnya peran dari sektor keuangan syariah dalam pembiayaan pembangunan, termasuk rendahnya kapasitas perbankan Islam," imbuh dia.

Dody menambahkan, pengembangan keuangan syariah tidak dapat berdiri sendiri dan terpisah dari perkembangan ekonomi Islam itu sendiri. Formulasi dari strategi pengembangan harus komprehensif, mencakup dari hulu ke hilir dan dari ekonomi riil ke keuangan mendukung. 

Beberapa faktor kunci keberhasilan dalam mengembangkan ekonomi Islam dan keuangan, yaitu dukungan penuh Pemerintah termasuk dinyatakannya pengembangan ekonom syariah sebagai program nasional.

"Adanya badan khusus untuk koordinasi lintas otoritas, berfokus pada pemanfaatan keunggulan kompetitif suatu negara. Terakhir yaitu keberadaan strategi nasional yang mencakup reformasi struktural pemerintah, serta paradigma masyarakat," ujar dia.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya