Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung hingga sentuh 6.300 pada perdagangan Rabu, 19 Maret 2025. Penguatan IHSG terjadi dipimpin sektor saham teknologi dan usai pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI). .
Mengutip data RTI, IHSG ditutup melambung 1,42 persen ke posisi 6.311,66. Indeks LQ45 bertambah 0,38 persen ke posisi 711,67.Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.332,73 dan level terendah 6.147,42
Advertisement
Baca Juga
Sebanyak 352 saham menguat dan 209 saham melemah. 241 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.103.463 kali dengan volume perdgaangan 18,4 miliar saham. Nilai transaksi Rp 14,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 16.520. Investor asing jual saham Rp 910,65 miliar. Dengan demikian, sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 30,32 triliun.
Advertisement
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham consumer siklikal turun 0,12 persen dan sektor saham transportasi susut 0,23 persen. Sementara itu, sektor saham teknologi melonjak 9,59 persen, dan pimpin penguatan.
Selain itu, sektor saham energi menguat 1,65 persen, sektor saham basic menanjak 1,18 persen, sektor saham industri melesat 0,55 persen dan sektor saham consumer nonsiklikal bertambah 0,28 persen. Selanjutnya sektor saham kesehatan naik 0,15 persen, sektor saham keuangan bertambah 0,53 persen, sektor saham properti naik 0,92 persen dan sektor saham infrastruktur melompat 0,92 persen.
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham Asia pada Rabu sore cenderung melemah. Hal itu ditunjukkan dari indeks Nikkei susut 93,54 poin atau 0,25 persen ke 37.751,88, indeks Shanghai merosot 3,33 poin atau 0,10 persen ke 3.426,43. Demikian mengutip Antara.
Kemudian indeks Kuala Lumpur terpangkas 10,15 persen atau 0,66 poin ke posisi 1,517,66, dan indeks Straits Times menguat 12,08 poin atau 0,31 persen ke 3.907,05.
Apa Saja Sentimen IHSG?
"Pulihnya kepercayaan pasar tampaknya di topang dari tanggapan langsung Menteri keuangan Sri Mulyani yang mengatakan bahwa tetap berada di dalam kabinet. Katalis lainnya OJK resmi berlakukan ketentuan buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berlaku selama enam bulan sejak tanggal dikeluarkan, yaitu 18 Maret 2025," kata Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus atau Nico dalam kajiannya di Jakarta, Rabu, 19 Maret 2025, demikian mengutip Antara..
Ia menuturkan, dua sentimen itu memberikan peluang positif untuk pasar, sehingga meredakan kecemasan pasar akibat tekanan jual dan plus diberlakukan aksi buyback itu akan memberikan stabilitas harga.
Sehingga, emiten yang memiliki fundamental dan tata kelola perusahaan yang baik dapat meningkatkan kepercayaan pasar dan memberikan fleksibility bagi emiten-emiten dalam menghadapi tekanan harga saham.
Di sisi lain, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Bulan Maret 2025 pada Selasa, 18 Maret 2025 dan Rabu, 19 Maret 2025, memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap berada pada level 5,75 persen.
Dari mancanegara, pelaku pasar menantikan keputusan suku bunga The Fed, dan selanjutnya fokus perhatian terhadap proyeksi ekonomi terkait proyeksi suku bunga dan prospeknya terhadap pertumbuhan, inflasi, dan pengangguran.
Di sisi lain, pelaku pasar juga terus menilai akan prospek ekonomi China, setelah sebelumnya meluncurkan rencana aksi khusus selama akhir pekan yang bertujuan untuk meningkatkan belanja konsumen dan menstabilkan pasar saham
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
Saham WAPO melompat 26,85 persen
Saham LION melompat 25 persen
Saham BESS melompat 24,75 persen
Saham IFII melompat 24,17 persen
Saham NAIK melompat 20,59 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
Saham FMII merosot 18,97 persen
Saham IKAI merosot 12,50 persen
Saham BISI merosot 11,82 persen
Saham GPSO merosot 11,52 persen
Saham SSTM merosot 9,6 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
Saham BBCA senilai Rp 1,8 triliun
Saham BBRI senilai Rp 1,3 triliun
Saham BMRI senilai Rp 1,3 triliun
Saham PTRO senilai Rp 469,9 miliar
Saham BBNI senilai Rp 460,2 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
Saham PSAB tercatat 62.411 kali
Saham BBCA tercatat 49.785 kali
Saham PTRO tercatat 46.391 kali
Saham BBRI tercatat 43.370 kali
Saham BMRI tercatat 42.081 kali
