Liputan6.com, Jakarta - Bandara Mutiara SIS Al Jufri sudah mampu melayani penerbangan pesawat jet narrow body sekelas sekelas B737 seri 800 atau 900 dengan limited payload sejak Minggu, 7 Oktober lalu.
Penerbangan Lion Air JT 3852 merupakan penerbangan dengan pesawat jet B737 NG pertama yang beroperasi secara terbatas pasca musibah gempa bumi minggu lalu.
Baca Juga
Hingga saat ini, penerbangan reguler yang sudah beroperasi dengan pesawat jet B737-900/B737-800/A320 adalah Lion Air dan Batik Air, sedangkan Garuda Indonesia juga sudah beroperasi menggunakan pesawat jenis B737-800 NG.
Advertisement
Pesawat jet narrow body ini bisa mengangkut penumpang 150-200-an orang atau 2 kali lipat dari kapasitas yang bisa diterbangkan dengan pesawat ATR 72 yang hanya bisa dilayani Bandara Mutiara SIS Al Jufri selama sepekan ini.
"Dengan pesawat jet yang lebih besar, lebih cepat dan lebih jauh jarak jangkaunya akan bisa menerbangkan bantuan baik barang maupun relawan lebih banyak ke Palu. Dengan demikian diharapkan proses evakuasi, rehabilitasi dan rekonstruksi daerah Palu dan sekitarnya bisa lebih cepat dilaksanakan," ujar Pelaksana Tugas Dirjen Peehubungan Udara Pramintohadi Sukarno dalam keterangannya, Selasa (9/10/2018).
Total penumpang yang sudah bisa diangkut pesawat dari dan menuju Palu mulai tanggal 30 September hingga 7 Oktober 2018 mencapai 8192 orang penumpang. Untuk tanggal 7 Oktober kemarin, total penumpang yang diangkut mencapai 2535 orang.
Realisasi penerbangan dari dan ke Palu pada tanggal 7 Oktober, ada beberapa yang melakukan penerbangan yaitu Garuda, NAM, Wings, Batik, Lion Air dan My Indo Airlines (kargo sebanyak 12,2 ton bantuan dari BNPB berupa kebutuhan balita).
Saat ini juga telah mulai beroperasi penerbangan regular antara lain Garuda Indonesia rute Makassar-Palu dengan pesawat B737-800, Lion Air rute Makassar-Palu dengan pesawat jenis B737-900ER, Batik Air rute Makassar-Palu dengan pesawat jenis pesawat A320 dan rute Jakarta-Palu menggunakan pesawat jenis B737-800 serta Wings Air rute Luwuk-Palu dan Gorontalo-Palu dengan pesawat jenis ATR 72-600.
Pramintohadi menjelaskan, untuk jadwal penerbangan pesawat komersil saat ini masih harus disesuaikan dengan slot yg tersedia di bandara karena kapasitasnya belum bisa 100 persen sama seperti sebelum gempa. Ada keterbatasan apron untuk parkir pesawat, jadi harus diatur supaya bergantian dengan pesawat lainnya khususnya yg membawa bantuan kemanusiaan.
“Untuk penumpang yang telah memiliki tiket akan diatur dan disesuaikan dengan tanggal tiket yang dimiliki. Yang telah memiliki tiket dengan tanggal keberangkatan yang paling awal (sebelum gempa) akan didahulukan. Saat ini Ditjen Hubud bersama stakeholder terus berupaya melakukan perbaikan-perbaikan baik pada sisi udara maupun gedung terminal agar layanan dapat maksimal," tutup Pramintohadi.
Â
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.