Cerita Merpati saat Kritis: Patungan Beli Avtur Pakai Duit Pribadi

Kondisi keuangan yang kritis membuat perusahaan bahkan kesulitan membeli bahan bakar. Jajaran Komisaris dan Direksi kadang harus merogoh kocek sendiri untuk membeli avtur.

oleh Merdeka.com diperbarui 17 Nov 2018, 15:07 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2018, 15:07 WIB
Said Didu
said didu,

Liputan6.com, Jakarta - PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) siap kembali mengudara pada 2019. Ini karena Merpati Airlines telah mendapatkan komitmen suntikan modal dari Intra Asia Corpora sebesar Rp 6,4 triliun.

Mantan Komisaris Utama Merpati Nusantara Airlines, Said Didu mengungkapkan pengalamannya di masa sulit bersama Merpati Nusantara Airlines. Dia menjabat Komisaris saat kondisi keuangan Merpati sedang kritis.

Kondisi keuangan yang kritis, kata dia, membuat perusahaan bahkan kesulitan membeli bahan bakar. Jajaran Komisaris dan Direksi kadang harus merogoh kocek sendiri untuk membeli avtur.

"Kami jam tiga sore berkumpul, karena kalau tidak ada pembayaran avtur, maka kartu kredit kami seluruh direksi dan komisaris disatukan untuk membayar avtur. Sampai segitu kita memperjuangkan Merpati," kata dia dalam diskusi bertajuk 'Semoga Merpati Tak Ingkar Janji', di Atjeh Connection Sarinah, Jakarta, Sabtu (17/11).

Dia mengatakan hal tersebut harus dilakukan. Sebab jika tidak maka pesawat Merpati tidak akan dapat melanjutkan penerbangan lantaran tidak mendapatkan pasokan bahan bakar dari Pertamina.

"Jangan pernah berharap ada keistimewaan dari Pertamina. Enggak. Kalau enggak dibayar, ditutup," papar dia.

"Jadi kita kalau sudah terbang dari Papua, terus dia bilang 'Pak avtur di Makassar habis dan tidak ada uang untuk bayar avtur dan Pertamina pasti enggak mau isi.' Maka kami kumpulkan semua kartu kredit kami untuk membayar supaya tetap bisa terbang ke Jakarta," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya