Jelang Pidato Gubernur The Fed, Harga Emas Melemah

Harga emas berjangka AS turun 0,2 persen ke level USD 1.220,2 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 28 Nov 2018, 06:41 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2018, 06:41 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun pada perdagangan Selasa karena dolar AS mempertahankan kekuatannya. Sementara investor menunggu petunjuk mengenai laju kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) di masa yang akan datang.

Mengutip Reuters, Rabu (28/11/2018), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1.220,97 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,2 persen ke level USD 1.220,2 per ounce.

Investor belum banyak melakukan transaksi dan memilih menunggu risalah pertemuan the Fed keluar. Risalah tersebut akan memberikan sinyal langkah yang akan dilakukan oleh The Fed pada akhir tahun ini dan tahun depan.

Selain itu, kejelasan konflik dagang AS dengan China juga menarik perhatian investor logam mulia. Dalam pertemuan G20 yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini, Pemimpin AS denga China akan bertemu.

Dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia berharap untuk melanjutkan dengan menaikkan tarif pada USD 200 miliar atas impor barang dari China menjadi 25 persen dari 10 persen saat in.

Hal ini tentu saja mengulangi ancamannya untuk menambah tarif pada semua barang impor dari China.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bertentangan

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Komentar itu bertentangan dengan spekulasi terbaru tentang kemungkinan kesepakatan ketika Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada KTT G20 di Buenos Aires akhir pekan ini.

“Ketika kekhawatiran ini meningkat, investor cenderung mencari tempat berlindung dalam dolar AS dan bukan emas. Hal ini tentu saja menjadi masalah di pasar emas untuk sementara waktu, ”kata analis ANZ, Daniel Hynes.

Harga emas telah turun lebih dari 10 persen dari puncak yang dicetak pada April karena para investor beralih ke dolar AS sebagai safe haven di situasi perang perdagangan yang berlangsung dengan latar belakang suku bunga AS yang lebih tinggi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya