Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) akan membuka Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di Pulau Nias. Dengan begitu pesawat yang mendarat di Bandara Gunung Sitoli Nias bisa mengisi avtur do DPPU tersebut.
Direktur Pemasaran Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan, Pertamina telah bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan, untuk menyediakan avtur di wilayah Nias, Sumatera Utara.
Advertisement
Baca Juga
"Nah, tadi sudah saya sampaikan, kerja sama dengan Kementerian Perhubungan," kata Mas'ud di Jakarta, Minggu (9/12/2018).
Menurut dia, Pertamina sudah mendapat lahan untuk membangun DPPU di dekat Bandara Gunung Sitoli, Nias. Pembangunan infrastruktur pengisian bahan bakar bersawat tersebut ditargetkan selesai pada enam bulan ke depan.
"Sudah dapat lahan di sebelah bandara, ini akan dipakai untuk bangun terminal baru terminal BBM untuk bahan bakar dan avtur," tuturnya.
Mas'ud mengungkapkan, dengan adanya DPPU di Nias maka pesawat yang mendarat dan terbang dari Bandara Gunung Sitoli, tidak lagi mengisi bahan bakar di wilayah lain.
"Sehingga nanti pesawat-pesawat yang take off atau landing dari Nias nggak perlu lagi mampir ke kota lain untuk isi BBM," tandasnya.
Pertamina Bangun Kilang Balikpapan Produksi BBM Euro 5 Mulai 2019
PT Pertamina (Persero) akan memulai pembangunan fisik (engineering, procurement, and construction /EPC) kilang Balikpapan pada 2019. Kilang tersebut akan produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) standar Euro 5.
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina akan menggelar lelang untuk mencari kontraktor pembangunan kilang pada pertengahan Desember 2018. Kemudian, pembangunan kilang mulai dilakukan pada 2019.
"Pertengahan bulan depan kami tanda tangan EPC (engineering, procurement, and construction) contract Kilang Balikpapan," kata Nicke, saat menghadiri Pertamina Energy Forum, di Jakarta, Kamis (29/11/2018).
Baca Juga
Rencananya proyek Kilang Balikpapan dikerjakan dalam dua tahap. Tahap pertama proyek ini ditargetkan selesai pada 2021. Dari pengoperasian tahap satu akan menaikkan produksi 260 ribu bph menjadi 350 ribu bph.
Selanjutnya, tahap kedua ditargetkan selesai pada 2025. Kilang menjadi mampu mengolar minyak jenis sour dari sebelumnya hanya medium heavy dan menghasilkan BBM standar Euro 5. Nilai investasi proyek ini mencapai USD 2,6 miliar.
"Balikpapan tahap pertama mengelola shower crude memproduksi BBM standar Euro 5 jenis gasoline (bensin)," papar Senior Vice President Coorporate Strategic Planing and Development Pertamina Daniel Purba.
Selain Kilang Balikpapan, Pertamina juga sedang menyiapkan pembangunan kilang Tuban berkapasitas 300 ribu barel per hari (bph). Pertamina sudah melakukan persiapan lahan pembangunannya.
Pertamina mengerjakan Kilang Tuban bersama Rosneft Oil Company. Pembangunannya ditargetkan selesai pada 2024. Kilang ini akan menghasilkan produk bensin (gasoline) sebesar 80 ribu bph, solar 90 ribu bph, dan avtur 26 ribu bph.
Selain itu, kilang tersebut juga akan memproduksi produk petrokimia. Yaitu polipropilen 1,3 juta ton per tahun, polietilen 0,65 juta ton per tahun, stirena 0,5 juta ton per tahun dan paraksilen 1,3 juta ton per tahun.
"Kilang dan petrokimia di Tuban. Hari ini sudah proses lahan, baik lahan Kementerian Lingkungan Hidup maupun warga, kami juga lakukan reklamasi,” tutur Nicke.
Advertisement