Proyek SPAM Semarang Suplai Air Bersih bagi 420 Ribu Warga

Proyek SPAM Semarang Barat yang dibangun lewat skema Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) ini ditargetkan rampung dalam dua tahun.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Des 2018, 10:45 WIB
Diterbitkan 13 Des 2018, 10:45 WIB
(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Peresmian kerja sama proyek KPBU SPAM Semarang (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani  meresmikan dimulainya konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat yang dibangun dengan biaya investasi Rp 1,15 triliun.

Proyek SPAM Semarang Barat yang dibangun lewat skema Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) ini ditargetkan rampung dalam dua tahun.

SPAM tersebut akan mensuplai kebutuhan air bersih bagi sekitar 420 ribu jiwa, atau sekitar 30 persen warga Semarang melalui 70 ribu sambungan rumah (SR) di tiga Kecamatan yakni Kecamatan Tugu, Ngaliyan, dan Semarang Barat.  

"Pembangunan SPAM Semarang Barat sudah ditunggu-tunggu masyarakat. Prosesnya persiapannya cukup panjang namun Insya Allah bermanfaat pada masyarakat banyak. KPBU tidak hanya dalam pembangunan jalan tol, kami lakukan juga untuk pembangunan SPAM dan akan kita coba untuk pembangunan bendungan sebagai pembangkit listrik tenaga air," ujar  Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (13/12/2018). 

Pembangunan SPAM Semarang Barat ini sebagian dibiayai oleh investasi badan usaha, yakni PT Aetra Air Jakarta–PT Medco Infrastruktur Indonesia selaku pemenang tender, yang kemudian membentuk perusahaan PT Air Semarang Barat dengan nilai investasi sebesar Rp 417,2 miliar tanpa membutuhkan dana Viability Gap Fund (VGF) dari pemerintah. 

Investasi PT Air Semarang Barat akan digunakan untuk membiayai pembangunan intake 1.050 liter per detik, pemasangan pipa transmisi air baku sepanjang 2,2 km, pembangunan instalasi pengolahan air (IPA) berkapasitas 1.000 liter per detik, pipa transmisi dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) ke reservoir, serta pembangunan empat reservoir. 

Meski tidak mengeluarkan dana VGF, tapi pemerintah melalui Kementerian PUPR memberikan dukungan pembangunan unit intake oleh Ditjen Sumber Daya Air (SDA) senilai Rp 90 miliar, dan pembangunan sistem jaringan distribusi utama oleh Ditjen Cipta Karya senilai Rp 221 miliar sebagai bagian meningkatkan tingkat kelayakan investasi proyek SPAM Semarang Barat. 

 

Selanjutnya

(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Kementerian PUPR melalui Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) sejak awal juga turut terlibat dalam sosialisasi dan pendampingan untuk menyiapkan Pre-Feasibility Study. 

Sementara Kementerian Keuangan turut memberikan dukungan melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), PT Penjaminan Infrastrukrur Indonesia (PII), dan PT IIF. Pemerintah Daerah Kota Semarang juga memberikan dukungan dari APBD senilai Rp 100 miliar dan PDAM Kota Semarang senilai Rp 322 miliar. 

"Keberhasilan dimulainya pembangunan SPAM regional di Umbulan, Bandar Lampung, dan saat ini di Semarang Barat diharapkan dapat menjadi contoh untuk penerapan KPBU SPAM berikutnya di daerah lainnya seperti SPAM Dumai, Riau dan Bengkalis (Durolis)," ujar Basuki. 

Di lain sisi, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, tugas pemerintah utamanya adalah melayani apa yang dibutuhkan rakyatnya, seperti halnya air bersih merupakan kebutuhan dasar yang seharusnya tersedia. "Ini adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda, dengan kita membantu kemudahan program sanitasi dan air bersih sebagai bagian mengurangi kemiskinan dan memberikan kesejahteraan untuk masyarakat," ujar Sri Mulyani. 

Keberhasilan skema KPBU dalam penyediaan air bersih perpipaan dipercaya turut meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih. Pada 2017, kontribusi KPBU terhadap penyediaan air bersih perpipaan baru mencapai 72 persen, serta ditargetkan menjadi 100 persen pada 2019.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya