Ini Keuntungan RI dengan Kuasai 51 Persen Saham Freeport

Tambang Freeport Indonesia di Papua memiliki simpanan emas, tembaga dan perak dengan nilai lebih dari Rp 2,190 triliun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Des 2018, 17:25 WIB
Diterbitkan 22 Des 2018, 17:25 WIB
Saham PT Freeport
CEO PT Freeport Richard Adkerson (ketiga kiri) bersalaman dengan Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin (ketiga kanan) usai Head of Agreement (HoA) pengambilalihan 51% saham PT Freeport Indonesia di Jakarta, Kamis (12/7). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) ‎rela berutang dengan menerbitkan obligasi global (global bond) untuk menjalankan aksi korporasi mengakuisisi saham PT Freeport Indonesia. Dalam pengambilalihan ini, Inalum mendapat 41,64 persen saham Freeport Indonesia senilai USD 3,85 miliar.

Transaksi pembelian tersebut pun telah dilakukan, sehingga kepemilikan saham Inalum pada perusahaan tambang tersebut menjadi 51,23 persen.

Apa alasannya Inalum membeli saham Freeport Indonesia?

Dikutip dari keterangan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui akun Instagram @kementerinbumn, di Jakarta, Sabtu (22/12/2018), keuntungan dengan kepemilikan ‎51,23 persen saham Freeport adalah Inalum memiliki andil dalam pengerukan tambang tembaga dengan cadangan terbesar di dunia.

Tambang tersebut memiliki simpanan emas, tembaga dan perak dengan nilai lebih dari Rp 2,190 triliun hingga 2041.

Keuntungan kedua dirasakan oleh masyarakat Papua. Dari kepemilikan saham 51,23 persen, Pemerintah Daerah Papua memiliki 10 persen saham. Meski hanya 10 persen, mulai 2023, Pemerintah Daerah Papua akan mendapat hampir Rp 3 triliun per tahun dari dividen Freeport Indoneia.

 

Infografis: Apa untungnya membeli Freeport? (Dok Kementerian BUMN)
Infografis: Apa untungnya membeli Freeport? (Dok Kementerian BUMN)

Selain itu, memiliki saham mayoritas tentunya membawa dampak pada peningkatan penerimaan negara, dengan kontribusi dari pajak, royalti, pajak ekspor, dividen, dan pungutan lainya. Pada tahun lalu, pendapatan dari berbagai macam pungutan tersebut mencapai Rp 10,8 triliun.

Tak hanya itu, keberadaan perusahaan tersebut ‎juga menyediakan lapangan kerja, dengan potensi menyerap 29 ribu pekerja. 2.888 pekerja adalah orang Papua. Hingga Maret 2018 Freeport telah menyerap 7.028 pekerja.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dikuasai Indonesia, Ini Jajaran Direksi Freeport yang Baru

Tambang PT Freeport Indonesia di Papua. Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P
Tambang PT Freeport Indonesia di Papua. Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P

Pemerintah Indonesia melalui PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) telah menguasai 51,23 persen saham PT Freeport Indonesia. Perseroan juga mengubah susunan direksi baru Freeport Indonesia.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Inalum dan Freeport McMoran selaku pemilik Freeport Indonesia telah menyepakati susunan direksi yang baru, dengan mengangkat Tony Wenas sebagai Direktur Utama Freeport Indonesia.

Selain itu diangkat sebagai direktur adalah Waki Orias Petrus Moedak, Jenpino Ngabdi, Robert Charles Schroeder dan Mark Jerome Johnson. 

"Direksinya ada empat orang Indonesia. Dua non-Indonesia," kata Budi, di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Jumat (21/12/2018).

Sedangkan susunan dewan komisaris terdiri dari Richard Carl Adkerson‎ sebagai Komisaris Utama dan Wakil Komisaris Amien Sunaryadi.

Menduduki kursi komisaris adalah Budi Gunadi Sadikin, Hinsa Siburian, Kathleen Lynne Quirk dan ‎Adrianto Machribie‎.

"Komisaris juga ada empat orang Indonesia dan dua bukan Indonesia," ujarnya.

Budi mengungkapkan, dari 51,23 persen saham tersebut, kepemilikannya  terdiri dari 41,23 persen untuk Inalum dan 10 persen untuk Pemerintah Daerah Papua.

Saham Pemerintah Daerah Papua akan dikelola perusahaan khusus PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPPM) yang 60 persen sahamnya akan dimiliki oleh Inalum dan 40 persen oleh BUMD Papua‎.

"PT Freeport Indonesia akan dimiliki oleh Inalum, McMoran, dan PT IPMM. Untuk IPMM dimiliki oleh Inalum dan BUMD Papua dengan porsi 60 persen Inalum dan BUMN Papua 40 persen," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya