Jurus Kemenhub Tangani Dampak Tsunami Selat Sunda

Kemenhub memastikan akses transportasi terus terjaga ke lokasi yang terdampak tsunami Selat Sunda.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Des 2018, 11:37 WIB
Diterbitkan 24 Des 2018, 11:37 WIB
Tsunami Anyer
Kendaraan melintas di antara puing-puing setelah tsunami menerjang kawasan Anyer, Banten, Minggu (23/12). Tsunami menerjang pantai di Selat Sunda, khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan, dan Serang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan langkah-langkah dukungan penanganan bencana tsunami Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018 kemarin.

Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Junaidi mengatakan, langkah-langkah tersebut merupakan hasil pertemuan di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan pada Minggu, 23 Desember 2018, yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kemenhub Djoko Sasono.

"Langkah pertama adalah menyiapkan akses masuk ke wilayah yang terdampak bencana tsunami melalui laut sebagai alternatif, mengingat akses darat ada segmen yang tidak dapat atau sulit dilalui," ujar Junaidi dalam keterangan tertulis, Senin (24/12/2018).

Dia melanjutkan, langkah kedua yakni menetapkan Pelabuhan Tanjung Priok, Dermaga Indah Kiat, Banten, sebagai titik pengiriman bantuan dan tempat sandar kapal-kapal yang diperbantukan untuk mengangkut relawan dan barang-barang kebutuhan pokok bagi korban tsunami Selat Sunda. Di samping itu juga disiapkan Pelabuhan Ciwandan sebagai titik alternatif.

Ketiga, sambungnya, yakni mengoptimalkan pengerahan kapal negara Ditjen Hubla dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP), kapal Kenavigasian dan kapal patroli KSOP.

"Selanjutnya, adalah mengerahkan tenaga medis dari Balai Kerja dan Kesehatan Pelabuhan (BKKP) Ditjen Perhubungan Laut untuk membantu para korban yang cidera maupun yang mengalami trauma. Besok tim medis akan berangkat dengan mobil ambulan ke lokasi UPP Labuan," ucap Junaidi.

Junaidi menambahkan, bahwa KSOP Kelas I Banten ditunjuk sebagai lead koordinator di Merak Banten dan KSOP Panjang sebagai lead koordinator untuk wilayah Lampung dalam penanganan bencana tsunami Selat Sunda. Ditjen Hubla juga akan berkoordinasi dengan unsur lainnya seperti Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub.

"Posko penanganan bencana tsunami di Selat Sunda akan disiapkan di Kantor Pusat Ditjen Hubla bersamaan dengan Posko Angkutan Laut Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 yang sudah ada untuk memonitor pergerakan kapal-kapal dan mengoptimalkan kapal negara serta kapal lainnya untuk pemberian bantuan. Semoga semua ini dapat meringankan beban para Saudara kita yang sedang tertimpa bencana tsunami," tutur Junaidi.

Koordinasi Diperkuat

Penampakan genangan air di Tanjung Lesung pasca hantaman tsunami Anyer, Minggu 23 Desember 2018 (Liputan6.com/Google Earth)
Penampakan genangan air di Tanjung Lesung pasca hantaman tsunami Anyer, Minggu 23 Desember 2018 (Liputan6.com/Google Earth)

Junaidi menambahkan, bahwa KSOP Kelas I Banten ditunjuk sebagai lead koordinator di Merak Banten dan KSOP Panjang sebagai lead koordinator untuk wilayah Lampung dalam penanganan bencana tsunami dimaksud. Ditjen Hubla juga akan berkoordinasi dengan unsur lainnya seperti Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub.

"Posko penanganan bencana tsunami di Selat Sunda akan disiapkan di Kantor Pusat Ditjen Hubla bersamaan dengan Posko Angkutan Laut Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 yang sudah ada untuk memonitor pergerakan kapal-kapal dan mengoptimalkan kapal negara serta kapal lainnya untuk pemberian bantuan. Semoga semua ini dapat meringankan beban para Saudara kita yang sedang tertimpa bencana tsunami," jelas Junaidi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya