Kemenhub: Indonesia Airlines Belum Kantongi Izin Terbang

Kemenhub mengakui hingga saat ini belum menerima pengajuan permohonan perizinan atau dokumen administratif apapun mengenai rencana pengoperasian maskapai penerbangan baru bernama Indonesia Airlines.

oleh Tira Santia Diperbarui 23 Mar 2025, 20:00 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2025, 20:00 WIB
Indonesia Airlines
Indonesia Airlines (Foto: LinkedIn Indonesia Airlines)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan, mengakui hingga saat ini belum menerima pengajuan permohonan perizinan atau dokumen administratif apapun mengenai rencana pengoperasian maskapai penerbangan baru bernama Indonesia Airlines.

“Kami menegaskan bahwa sampai dengan hari ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara belum menerima permohonan Sertifikat Standar Angkutan Udara Niaga Berjadwal ataupun Sertifikat Operator Pesawat Udara (AOC) atas nama Indonesia Airlines,” ujar Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, dikutip dari laman Ditjen Hubud, Minggu (23/3/2025).

Lukman menjelaskan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 35 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara, setiap badan usaha yang bermaksud menyelenggarakan angkutan udara niaga berjadwal wajib memenuhi ketentuan dan prosedur perizinan yang berlaku.

"Proses tersebut mencakup pengajuan dokumen administratif, kelengkapan teknis, dan pemenuhan aspek operasional, sebelum memperoleh Sertifikat Standar Angkutan Udara Niaga Berjadwal," jelasnya.

Wajib Sertifikasi Pesawat

Selain itu, maskapai juga wajib memiliki Sertifikat Operator Pesawat Udara (AOC) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 33 Tahun 2022 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 119.

Lukman menambahkan, tanpa kedua sertifikat tersebut, sebuah maskapai tidak diperbolehkan untuk melakukan kegiatan angkutan udara niaga berjadwal di Indonesia.

“Semua persyaratan tersebut wajib dipenuhi dalam rangka menjamin standar keselamatan, keamanan, dan pelayanan penerbangan bagi masyarakat,” katanya.

 

Promosi 1

Ditjen Hubud Bakal Tingkatkan Pengawasan

Penumpang Pesawat Dilakban di Kursi Usai Lecehkan Pramugari, Maskapai Malah Jatuhkan Skors
Ilustrasi dalam pesawat. (dok. Suhyeon Choi/Unsplash.com)... Selengkapnya

Adapun Ditjen Hubud berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan ketat terhadap penyelenggaraan operasional maskapai penerbangan di Indonesia, guna memastikan seluruh badan usaha yang beroperasi telah sesuai dengan ketentuan regulasi nasional dan standar keselamatan penerbangan internasional.

“Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mendapatkan informasi dari sumber resmi. Jangan mudah terpengaruh oleh kabar yang belum terkonfirmasi kebenarannya," ujar Lukman.

Selain itu, Ditjen Hubud juga memastikan akan memberikan informasi terbaru secara berkala apabila terdapat perkembangan lebih lanjut terkait Indonesia Airlines atau maskapai penerbangan lainnya.

“Setiap informasi resmi akan kami sampaikan melalui kanal komunikasi Ditjen Hubud untuk menghindari kesalahpahaman di masyarakat,” ujar Lukman.

 

Indonesia Airlines Targetkan Mengudara Akhir 2025

Contoh ilustrasi pesawat terbang United Airlines
Kepuasan penumpang menjadi idaman bagi setiap maskapai maka dari itu seluruh maskapai berlomba-lomba untuk memberikan pengalaman terbang menyenangkan. Salah satunya United Airlines dengan perbaruan mereka yang inovatif. (Foto: Unsplash.com/John McArthur)... Selengkapnya

Sebelumnya, Direktur Utama PT Indonesia Airlines Holding Iskandar menargetkan bahwa maskapai mereka akan mulai mengudara pada akhir 2025. Sebelum itu, mereka menyelesaikan semua tahapan perizinan yang diperlukan, termasuk mendapatkan izin operasi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Jadi, kita baru terbit pengesahan dari Kemenkum untuk pendirian PT Indonesia Airline Holding. Kemudian dalam waktu dekat, kita akan lakukan proses perizinan dasar dulu di Kementerian Investasi atau BKPM. Selesai perizinan dasar di BKPM, kita akan beraudiensi dengan Kementerian BUMN untuk mendapatkan slot di Bandara Soekarno-Hatta nantinya karena Soekarno-Hatta ini adalah base dari maskapai kita nanti," Iskandar menerangkan.

"Selesai dari sana, nanti baru kita proses untuk AOC-nya, Air Operator Certificate, atau untuk izin terbangnya. Semua tahapan ini kita targetkan bisa rampung semuanya di tahun ini," sambungnya.

Ia berambisi menjadikan maskapai yang dipimpinnya akan bisa bersaing dengan maskapai kelas atas, seperti Singapore Airlines, Emirates, dan Qatar Airways yang notabene berada di peringkat atas maskapai penerbangan terbaik dunia. Ada tiga target pasar yang dikejar, yakni penumpang dari Indonesia yang hendak ke luar negeri, dari luar negeri ke Indonesia, dan mereka yang selama ini hanya 'numpang lewat Indonesia'.

"Saya melihat potensi market internasional Indonesia jika digarap, sebenarnya lebih besar dibandingkan dengan domestik. Tapi saat ini, mungkin belum maksimal tergarap oleh pemerintah dan juga oleh maskapai-maskapai yang sudah ada sehingga mereka sulit untuk mengembangkan bisnis mereka untuk ke internasional," ujar Iskandar.

Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Iskandar mengaku sudah membentuk dream team yang jajaran atasnya direkrut dari berbagai maskapai bonafide.

"Kita analogikan sebagai sepak bola, tidak mungkin kita mau melawan Real Madrid atau Barcelona kalau tim kita ini adalah tim PSBB, Bireuen, dari kampung saya. Minimal timnya itu harus AC Milan atau Manchester United untuk melawan mereka," alasan Iskandar.

Sejak memulai perencanaan pada 2022, pihaknya secara aktif mendekati orang-orang yang dianggap bisa membawa Indonesia Airlines terbang tinggi. Untuk posisi direktur operasional misalnya, ia mengaku telah merekrut senior di Singapore Airlines. Sementara, jabatan direktur komersial dipegang oleh warga negara Thailand yang disebutnya kurang lebih sudah 26 tahun berkarier di dunia aviasi, termasuk Asiana Airlines dan Emirates.

Adapun jabatan direktur layanan produk akan diisi seorang yang berkarier selama 20 tahun di Emirates. Ia juga menyatakan telah merekrut manajer awak kabin yang pernah bekerja di British Airways didampingi deputi yang pernah berkarier di Emirates.

"Jadi kalau di Indonesia dibilang Indonesia Airlines mau bersaing dengan Garuda (Indonesia), justru di luar sana itu kita diserang terus sama Emirates karena orang mereka banyak yang kita comotin," ujarnya.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya