Dampak Tsunami Selat Sunda, Pemerintah Pakai APBN Perbaiki Fasilitas yang Rusak

Kementerian PUPR akan kembali membangun berbagai fasilitas umum (fasum), fasilitas sosial (fasos) dan rumah warga di Banten dan Lampung Selatan

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Des 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2018, 16:00 WIB
Usai Tsunami Selat Sunda, Warga Mulai Pulang Selamatkan Harta Benda
Pemandangan kehancuran usai tsunami menerjang Kampung Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Senin (24/12). Pascatsunami Selat Sunda, warga pulang untuk mencari barang berharga miliknya. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) akan kembali membangun berbagai fasilitas umum (fasum), fasilitas sosial (fasos) dan rumah warga di Banten dan Lampung Selatan. Fasilitas tersebut yang rusak akibat diterjang Tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018.

Berdasarkan hasil kunjungan ke Lampung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melaporkan, berbagai fasum dan fasos di daerah tersebut terpantau relatif tidak rusak.

"Saya kira kalau fasos fasum akan kita perbaiki, tidak hanya 2 sekolah yang dilaporkan rusak. Tapi kalau ada madrasah dan masjid juga akan kita perbaiki," ujar dia di Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (27/12/2018).

Dia juga menyatakan akan bantu merelokasi rumah warga yang ikut terdampak, tapi tidak di tempat semula yang jaraknya hanya sekitar 5 meter dari bibir pantai.

"Betul-betul di bibir pantai, jadi bahaya, apalagi persis dekat Krakatau. Kita sudah bikin tanggul pantai di situ, nanti perbaikannya saya menunggu arahan pak Guburnur dan Bupati. Kalau sudah ada daerah untuk yang relokasi akan segera kita bangun," tutur dia.

"Yang pertama bersihkan, yang kedua cari daerah relokasi, ketiga memperbaiki fasum dan fases. Tapi fases fasum enggak banyak," dia menambahkan.

Secara skema pembiayaan, ia menyebutkan, pembangunan kembali fasum dan fasos beserta relokasi rumah warga sepenuhnya akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Basuki melaporkan, ada sekitar 600 rumah di Banten dan Lampung yang harus diperbaiki.

"Kalau dari data BNPB ada sekitar 600 rumah. Kalau jalan mungkin hanya untuk yang ke daerah Serta (Kabupaten Pandeglang, Banten) saja, yang lainnya kan oke semua," ujar dia. 

 

Menperin Pastikan Tak Ada Industri Jadi Korban Tsunami Selat Sunda

Pandangan Udara Wilayah Daratan Lampung Usai Dihantam Tsunami
Pemandangan dari udara wilayah Kota Lampung usai diterjang tsunami, Selasa (25/12). Jumlah korban akibat Selat Sunda terus bertambah, hingga selasa (25/12) siang data dari Kapusdatin Humas BNPB 429 orang meninggal. (Liputan6.com/Zulfikar Abubakar)

Sebelumnya, bencana alam tsunami meluluhlantahkan kawasan di Banten dan Lampung Selatan, pada Sabtu 22 Desember 2018. Tsunami Selat Sunda dengan arus cukup kuat tersebut mengakibatkan puluhan bangunan rusak serta korban jiwa.

Terkait kerusakan yang terjadi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan tidak ada industri yang menjadi korban terjangan tsunami tersebut.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya telah melakukan pengecekan dan tidak ditemukan adanya industri yang menjadi korban tsunami di wilayah bencana tersebut.

"Industri tidak ada yang terdampak , adi kami sudah cek di daeah Serang , Cilegon," kata Menperian Airlangga di kantornya, Kamis 27 Desember 2018.

Menperin menjelaskan, industri tidak ada yang terdampak sebab mereka sudah menerapkan mitigasi atau pencegahan bencana yang tepat.

"Karena memang industri ini sebagian sudah mengantisipasi terhadap mitigasi tsunami maupun gempa, jadi standardnya lebih tinggi," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya