Gandeng Inalum, Pelindo I Bangun Kawasan Industri Kuala Tanjung

Hingga saat ini sudah ada 100 hektare (ha) lahan yang dibebaskan untuk pembangunan kawasan industri tersebut. Pada 2019 diharapkan 400 ha lahan sudah bisa dibebaskan.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Des 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 28 Des 2018, 09:30 WIB
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) melaksanakan kegiatan pengapalan perdana ekspor sebanyak 180 box atau 205 TEUs di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT), Sumatera Utara. Liputan6.com/Septian Deny
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) melaksanakan kegiatan pengapalan perdana ekspor sebanyak 180 box atau 205 TEUs di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT), Sumatera Utara. Liputan6.com/Septian Deny

Liputan6.com, Kuala Tanjung - PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I telah menyiapkan lahan untuk pengembangan kawasan industri Kuala Tanjung, Sumatera Utara. Pengembangan ini merupakan amanat dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Pelabuhan dan Kawasan Industri Kuala Tanjung.

Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan, hingga saat ini sudah ada 100 hektare (ha) lahan yang dibebaskan untuk pembangunan kawasan industri tersebut. Pada 2019 diharapkan 400 ha lahan sudah bisa dibebaskan.

"Sekarang ini untuk kawasan industri, lahannya yang dibebaskan kurang lebih sudah sekitar 100 ha. Kemudian untuk bisa penuhi target 2019 400 ha. Karena Perpres sudah keluar. Kita menunggu penlok (penetapan lokasi). Penlok sudah diajukan kepada gubernur Sumatera Utara, diharapkan Januari besok gubernut tanda tangan penloknya," ujar dia di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, Jumat (28/12/2018).

Dia mengungkapkan, untuk pengelolaan kawasan industri ini, Pelindo I bekerja sama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Dalam hal ini, kedua BUMN tersebut telah membentuk anak usaha di mana saham mayoritasnya dipegang Pelindo I.

‎"Inalum itu akan jadi pemegang saham bersama Pelindo I di anak perusahaan pengembang kawasan industri. Anak usahanya namanya Prima Pengembang Kawasan. Sekarang dalam proses untuk Inalum jadi pemegang saham. Mayoritasnya tetap di Pelindo I, Inalum kira-kira maksimal 30 persen," kata dia.

Menurut Bambang, sejauh ini sejumlah investor telah menyatakan minatnya untuk membangun pabrik di kawasan industri ini. Salah satunya Inalum yang menggandeng Maspion untuk pengembangan pabrik aluminium.

‎"Kita kan bangun kawasan industri, sudah banyak industri yang pengen masuk Kuala Tanjung. Makanya setahu saya Maspion akan bangun pabrik di sini sama Inalum," tandas dia.

Pelabuhan Kuala Tanjung Ditargetkan Layani Ekspor hingga 100 Ribu TEUs

Hari Kemerdekaan RI ke 72
Sejumlah karyawan PT Prima Multi Terminal (PMT) mengikuti upacara bendera HUT RI ke 72 di proyek pembangunan dermaga Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Kamis (17/8). (Liputan6.com/Pool

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) berharap Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) bisa melayani ekspor ke berbagai negara di kawasan Asia. Pelabuhan yang berlokasi di Sumatera Utara tersebut juga ditargetkan mampu mengekspor komoditas dengan bobot di kapal hingga 100 ribu TEUs.

Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan pada hari ini, KTMT telah melaksanakan kegiatan pengapalan perdana ekspor produk turunan CPO seperti sabun, margarin, dan olein dengan kapasitas 205 TEUS ke Shanghai, China. Namun ke depannya ditargetkan bisa melayani pengapalan hingga 100 ribu TEUs.

‎"Tahun pertama kita berharap dan terget kita kurang lebih sekitar 100 ribu TUEs," ujar dia di KTMT, Sumatera Utara, Kamis (27/12/2018).

Bambang optimistis target tersebut bisa tercapai. Sebab, sejauh ini telah ada perusahaan yang berkomitmen mengirimkan barangnya untuk diekspor dari KTMT, seperti untuk komoditas rokok dan kertas.

"(Sudah komitmen) Pabrik rokok, pupl, Wilmar (minyak sawit). Makanya kita bisa tahun pertama 100 ribu TEUs, karena sudah ada," ungkap dia.

Sementara untuk negara tujuan ekspor, Bambang menyatakan pelabuhan ini akan melayani pengapalan barang ke lebih banyak negara-negara di kawasan Asia.‎

"Target wilayah kita sebetulnya, bagian ekspor Indonesia jarang yang dari Sumatera ke Eropa. Maka target dan konsenterasi kita inter Asia. Mungkin nanti kita coba minta Wan Hai untuk menambahkan service-nya ke Jepang," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya