YLKI: Bagasi Pesawat Berbayar Bentuk Inkonsistensi LCC

YLKI mempertanyakan keputusan Kementerian Perhubungan memperbolehkan pengenaan tarif bagasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2019, 21:21 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2019, 21:21 WIB
Rita/Liputan6.com
Pesawat Lion Air yang jatuh regitrasi PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8 jatuh di Kawarang. (Humas Lion Air)

Liputan6.com, Jakarta - Lion Air Group mengeluarkan kebijakan penghapusan kebijakan bagasi gratis mulai 8 Januari 2018 untuk penerbangan Lion Air dan Wings Air. Kebijakan ini juga diikuti oleh maskapai berbiaya hemat (LCC) Citilink Indonesia yang akan memberlakukan ketentuan yang sama pada rute penerbangan domestik.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengatakan bahwa semua masyarakat mengeluh dengan adanya kebijakan ini. Sebab, dinilai tidak memiliki alasan yang kuat untuk kenakan pungutan biaya.

"Semua mengeluh bagasi berbayar. Tak ada hubungannya antara biaya bagasi mahal menjamin keselamatan," ujar Tulus saat ditemui di Bakoel Koffie, Jakarta, Jumat (11/1/2019).

Tulus juga mempertanyakan keputusan Kementerian Perhubungan memperbolehkan pengenaan tarif bagasi. Hal ini dianggap sebagai suatu upaya menaikkan tarif pesawat secara sepihak, apalagi maskapai yang mengenakan tarif adalah maskapai berbiaya hemat.

"Kemenhub menurut saya mengapa memberikan izin terhadap bagasi berbayar, karena bagasi berbayar kalau tidak dikendalikan dia akan jadi kenaikan tiket terselubung dan itu dapat menjadikan melanggar batas atas tiket. Bagasi berbayar adalah bentuk inkonsistensi terhadap LCC," jelasnya.

Dia mencontoh, harga tiket pesawat menggunakan maskapai berbiaya murah dengan penambahan tarif bagasi ke Yogyakarta mencapai Rp 930 ribu satu kursi untuk sekali perjalanan. Jika menggunakan maskapai sekelas Garuda Indonesia menjadi sama, padahal biasanya Garuda Indonesia lebih mahal.

"Lalu apanya yang LCC? Kita protes itu karena bagasi berbayar adalah kenaikan terselubung dan potensi besar melanggar batas atas tarif pesawat. Nah Kemenhub harus sadar itu," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan di bawah ini:

AirAsia Masih Gratiskan Bagasi untuk Penerbangan Domestik

Tanpa Biaya Bahan Bakar, Terbang dengan AirAsia Lebih Hemat
AirAsia menghapus biaya bahan bakar, penumpang dapat lebih hemat ketika berpergian dengan AirAsia.

AirAsia Indonesia nampaknya tak mengikuti kebijakan penghapusan bagasi gratis (free baggage) seperti yang dilakukan Lion Air, Wings Air dan rencana oleh Citilink Indonesia.

Meski AirAsia Indonesia dengan tiga maskapai tersebut masuk dalam kategori Low Cost Carrier(LCC), namun AirAsia tetap memberlakukan bagasi cuma-cuma untuk penerbangan domestik sebesar 15 kilogram (kg). 

"Mengenai bagasi, kami mengikuti peraturan yang berlaku. Sejauh ini kebijakan mengenai bagasi kami masih tetap sama, di mana untuk penerbangan domestik harga tiket yang dibayarkan sudah termasuk bagasi tercatat gratis 15kg," kata CEO Grup AirAsia di Indonesia Dendy Kurniawan kepada Liputan6.com, Jumat (11/1/2019).

Namun, dikatakan Dendy, pihaknya juga memberikan keleluasaan kepada pelanggan jika ingin meng-upgrade kapasitas bagasinya sesuai kebutuhan mulai dari 20 kg, 25 kg, 30 kg hingga 40 kg dengan tarif yang sesuai dengan kapasitas masing-masing.

"Sementara untuk penerbangan internasional, kami sudah sejak lama menerapkan kebijakan bagasi tercatat berbayar;" tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya