Liputan6.com, Tokyo - Bank Indonesia (BI) bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelar pertemuan dengan analis dan perwakilan investor Jepang. salah satu poin yang diutarakan dalam pertemuan ini soal kepastian terjaganya kondisi ekonomi Indonesia di tahun politik ini.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, Indonesia telah memiliki cukup pengalaman dalam menyelenggarakan Pemilu langsung, baik untuk memilih Presiden maupun anggota legislatif.
Dia pun meminta investor tidak khawatir jika berlangsungnya Pemilu ini akan mengganggu kondisi keamanan dan ekonomi Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Karena bagi kami Pemilu bukan hal yang baru. Ini sudah melaksanakan Pemilu langsung sejak 2004, Indonesia sudah melaksanakan Pemilu langsung Pilpres dan Pileg sejak 2004. Tahun ini kita gabungkan, Pileg, Pilpres dan kandidat cuma 2, jadi tidak butuh 2 putaran," ujar dia di Tokyo, Jepang, Jadi Pemilu akan berlangsung di 17 April, anda akan tahu siapa akan terpilih dan pelantikan di Oktober," ujar dia di Tokyo, Jepang, Kamis (37/1/2019).
Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Suahasil Nazara menyatakan, mungkin akan muncul kekhawatiran dari para investor soal kondisi keamanan dan ekonomi di tahun politik ini.
Namun pemerintah Indonesia sangat terbuka untuk menerima pertanyaan para investor terkait kondisi tersebut.
"Kita bisa diskusi tentang semua aspek soal ekonomi, sosial, kami sangat terbuka. Mungkin ada tensi yang kurang dipahami, saya rasa terjadi di semua negara (yang melakukan Pemilu)," ungkap dia.
Suahasil juga optimis ekonomi Indonesia juga terus meningkat di tahun politik ini seiring dengan terjaganya kondisi keamanan selama pelaksanaan Pemilu.
"Tapi melihat sejarah pemilu di indonesia, kita yakin akan sangat kondusif, meski ada tensi. Kita siap menerima untuk pemimpin yang terpilih, kita siap untuk pemerintah yang baru untuk 5 tahun ke depan. Untuk mitra kami, tolong lihat sejarah pemilu kami, ini penting untuk menjaga kepercayaan investor," tandas dia.
Vietnam Jadi Pesaing Terberat RI buat Tarik Investor Jepang
Vietnam menjadi persaing terberat Indonesia dalam menarik investor asal Jepang. Salah satu kelebihan Vietnam di mata investor asal Negeri Sakura tersebut yaitu soal tenaga kerja.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tokyo, Puji Atmoko mengatakan, dari hasil survei yang dilakukan Japan Bank for International Corporation (JBIC), Indonesia selalu bersaing dengan Vietnam soal negara tujuan investasi perusahaan Jepang di luar negaranya. Indonesia dan Vietnam berada di posisi 3 dan 4 dalam survei tersebut.
Baca Juga
"Yang jangka panjang, Indonesia itu di nomor 3, sempat turun dari sebelumnya tiga jadi empat. Kalah bersaing dari Vietnam. Saingan terberat kita di ASEAN itu Vietnam, sama Thailand," ujar dia di Tokyo, Jepang, Kamis (31/1/2019).
Menurut Puji, masalah infrastruktur, sebenarnya Indonesia lebih baik ketimbang Vietnam. Namun demikian, untuk masalah Sumber Daya Manusia (SDM), Vietnam dianggap lebih unggul.
"Infrastruktur kita masih jauh lebih baik, cuma kualitas SDM lebih unggul dari pada kita. (Dalam survei) Vietnam nilainya sama dengan Indonesia, tapi kualitas SDM-nya lebih unggul," kata dia.
Selain soal kualitas, upah pekerja Vietnam juga dianggap lebih stabil dan rendah ketimbang Indonesia. Hal ini menjadi nilai tambah tersendiri bagi para investor Jepang.
"Orang Vietnam dibayar tidak tinggi. Tapi kualitasnya lebih tinggi. Upah masih murah. Upah memang masalah sensitif," ungkap dia.
Kemudian, lanjut Puji, ada juga faktor lain yang membuat investor Jepang mau menanamkan modalnya di Vietnam. Contohnya soal regulasi dan lahan.
"Di Vietnam, (investor) di UMKM bisa masuk, tidak ada unsur protektif. Tanah juga itu bisa mudah dibebaskan," tandas dia.
Advertisement