Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengundang sejumlah pengusaha dalam rangka menyampaikan kondisi ekonomi terkini. Dia mengatakan, tanpa disadari dua bulan jelang pemilihan umum (pemilu) ekonomi Indonesia cukup kuat.Â
"India jelang pemilu agak melemah, Indonesia 2 bulan jelang pemilu, tapi ekonomi kuat, agak exceptional. Anda semua mungkin tidak menyadarinya," ujar Sri Mulyani di Kantor Pusat Pajak, Jakarta, Selasa (19/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sri Mulyani mengatakan, tidak hanya ekonomi yang kuat tetapi juga Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) juga kuat. Sebab, pada negara-negara tertentu biasanya ekonomi kuat tetapi APBN berdarah-darah akibat kebijakan yang terlalu populis.Â
"Ekonomi kuat, APBN sehat, karena banyak negara lain ekonomi kuat, APBNnya berdarah-darah karena kebijakannya populis banget. Saya tidak berpanjang lebar karena dari Pak Suahasil dan Heru akan menyampaikan kebijakan yang akan diambil ke depan," tutur dia,
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, ke depan pemerintah akan terus menjaga ekonomi agar terus sehat dan kredibel. Sri Mulyani pun mengajak pengusaha agar memanfaatkan insentif yang ditawarkan oleh pemerintah.Â
"Kami punya banyak insentif, selama APBN kuat dan sehat saya mau desain insentif yang sesuai dunia usaha. Tapi saya ingin jumlah kesempatan kerja, ekonomi tumbuh, investasi nambah, ekspor makin tinggi," tandasnya.Â
Â
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: merdeka.com
Di Depan Pengusaha, Sri Mulyani Pamer Penerimaan Negara
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengundang sejumlah pengusaha dalam rangka melakukan dialog terkait kondisi ekonomi terkini.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan pencapaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Salah satu yang menjadi sorotan Sri Mulyani adalah penerimaan negara yang mencatatkan kinerja cukup baik yaitu sekitar 102,5 persen. Menurut dia, saat diguncang berbagai kondisi tahun lalu, angka ini merupakan prestasi.Â
"APBN 2018 kami bisa tutup baik itu kombinasi antara prestasi dan blessing. Kami ingin, dalam kesempatan ini menyampaikan rasa terima kasih kami, karena memang 2018 kami tutup penerimaan negara 102,5 persen dari target," ujar dia di Kantor Pusat Pajak, Jakarta, Selasa 19 Februari 2019.
Sri Mulyani menjelaskan, pencapaian ini bukan tanpa kerja keras. Ada beberapa faktor yang menyebabkan penerimaan negara positif dan melewati target. Di antaranya adalah kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan rupiah.Â
"Itu kombinasi harga minyak, kurs, suku bunga, ketaatan Bapak/Ibu sekalian rela atau tidak rela, saya harap rela bayar pajak. Meski pajak belum capai target, bea cukai di atas 100 persen. Dan penerimaan negara bukan pajak naik signifikan. Ini sebabkan penerimaan negara kita cukup kuat," ujar dia.
Tidak hanya penerimaan yang menunjukkan kinerja cukup baik, pemerintah juga membelanjakan anggaran pada sektor-sektor yang berdampak langsung pada masyarakat. Kemenkeu mencatat belanja mencapai 99 persen di 2018.
"Tahun 2018 belanja sama kuatnya, 99 persen tercapai. Itu prestasi. Mulai pendidikan, kesehatan, sampai belanja modal, transfer daerah, itu semua uang yang gerakkan lebih dari Rp 2.200 triliun," kata Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, ke depan pemerintah akan terus menciptakan APBN yang sehat dan kredibel. Tentunya hal ini tak dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan masyarakat dan dunia usaha.Â
"Saya tahu ini hasil kerja kita semua. Maka saya ingin sampaikan, supaya mereka nggak merasa 'tiap diundang ini si Ibu mau minta apalagi'. Saya ingin menyampaikan juga dalam suasana tahun baru, termasuk gong xi fa cai untuk semuanya" ujar dia.
"Kurang dari dua tahun saya di Indonesia kita membuat APBN sehat dan stabil. Sekarang karena sudah suasana sehat dan stabil, kita mulai berpikir apa yang harus dilakukan untuk buat ekonomi kuat, sehat, stabil, berkelanjutan, berkeadilan. Ini pekerjaan bersama," ia menambahkan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement