Harga Emas Naik Usai The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan

Harga emas kembali berada di wilayah positif setelah the Federal Reservemengirim sinyal dovish lain ke pasar.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Mar 2019, 06:40 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2019, 06:40 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas kembali berada di wilayah positif setelah the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS) mengirim sinyal dovish lain ke pasar. 

The Federal Reserve menurunkan perkiraan pertumbuhannya dan menandakan tidak ada kenaikan suku bunga pada 2019.

Seperti yang diharapkan, bank sentral AS mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 2,25 persen-2,5 persen. Akan tetapi, pasar sedikit lebih memperhatikan pertumbuhan lebih rendah dan proyeksi tingkat suku bunga pada 2019.

"Mengingat perkembangan ekonomi dan keuangan global karena tekanan inflasi yang diredam. Komite akan bersabar karena menentukan penyesuaian di masa depan dengan kisaran target yang mungkin sesuai untuk hasil ini," tulis pernyataan the Federal Reserve.

Harga emas menguat ke posisi tertinggi seiring proyeksi suku bunga the Fed tetap dan tidak ada kenaikan pada 2019. Sebelumnya diperkirakan kenaikan suku bunga the Fed sebanyak dua kali pada 2019. Harga emas untuk pengiriman April naik 0,19 persen ke posisi USD 1.309.

Sementara itu, harga perak untuk pengiriman Mei di divisi Comex naik USD 0,108 ke posisi USD 15.475 per ounce. Harga tembaga naik 10 poin ke posisi USD 292,45.

Selain itu, the Federal Reserve menyampaikan program pengurangan neraca. The Federal Reserve akan akhiri pengurangan neraca pada September.

Ekonom Senior CIBC Capital Markets, Avery Shenfeld menuturkan, pernyataan the Federal Reserve cenderung dovish. Ini menunjukkan hanya ada satu kenaikan suku bunga lagi dalam dua tahun ke depan.

"Kami melihat satu kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini dan dan pemotongan pada 2020, tetapi the Fed sekarang tampaknya kurang cenderung memberikan overshoot netral pada 2019," tutur dia, seperti dikutip dari laman Kitco, Kamis (21/3/2019)..

Ia menambahkan, pelaku pasar mengharapkan the Fed akan menaikkan suku bunga lagi. Akan tetapi, kondisi berbeda membuat dolar AS juga akan melemah.

 

Proyeksi Suku Bunga

Suku Bunga
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Dalam proyeksi suku bunga terbaru, suku bunga acuan bank sentral AS berada di posisi 2,4 persen pada 2019. Angka ini turun dari perkiraan Desember mencapai 2,9 persen.

Dalam jangka panjang, bank sentral AS melihat suku bunga di posisi 2,8 persen, dan tidak berubah seperti perkiraan Desember.

Untuk pertumbuhan, the Federal Reserve mengharapkan produk domestik bruto (PDB) akan tumbuh 2,1 persen pada 2019.Perkiraan ini turun dari Desember sebesar 2,3 persen.

Pada 2020, bank sentral AS melihat pertumbuhan ekonomi 1,9 persen dari proyeksi Desember 2 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi pada 2021 tidak berubah di posisi 1,8 persen.

Komite juga melihat sedikit lebih banyak kelemahan di pasar tenaga kerja dengan tingkat pengangguran naik menjadi 3,7 persen pada 2019. Angka ini naik dari perkiraan Desember sebesar 3,5 persen.

Tingkat pengangguran akan naik menjadi 3,8 persen pada 2020, naik dari perkiraan Desember sebesar 3,6 persen. Pada 2021, tingkat pengangguran diperkirakan naik menjadi 3,9 persen, naik dari perkiraan sebelumnya 3,8 persen.

The Federal Reserve juga melihat tekanan inflasi sedikit lebih rendah dengan indeks pengeluaran konsumsi pribadi naik 1,8 persen pada 2019, turun dari perkiraan sebelumnya 1,9 persen. Bank sentral AS melihat inflasi bertahan di dua persen dalam dua tahun ke depan. Angka ini turun sedikit dari perkiraan Desember 2,1 persen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya