Liputan6.com, New York - Harga emas berjangka mencetak kenaikan dalam dua sesi berturut-turut pada perdagangan Rabu waktu setempat.
Harga emas menguat ke posisi di atas USD 1.300 per ounce, dan merupakan level tertinggi hingga kini.
Rencana Perdana Menteri Inggris There May hadapi pemungutan suara baru pada akhir sesi usai revisi kesepakatan yang ditolak pada Selasa.
Advertisement
Baca Juga
Kekhawatiran akan keluarnya Inggris dari Uni Eropa sebelum batas waktu 29 Maret untuk secara resmi meninggalkan zona euro telah membantu mendorong minat aset safe haven seperti emas.
Harga emas untuk pengiriman April naik USD 11,20 atau 0,9 persen ke posisi USD 1.309,30 per ounce. Harga emas alami kenaikan kedua berturut-turut dan terpanjang sejak pertengahan Februari. Hal ini berdasarkan data FactSet.
Sedangkan harga perak untuk pengiriman Mei naik 4,3 sen atau 0,3 persen meniadi USD 15.456 per ounce.
Pada Selasa malam, Perdana Menteri Inggris Theresa May kehilangan hak suara atas revisi Brexit seperti yang diharapkan dengan selisih 149 suara, meski mengamankan konsesi menit terakhir dari Uni Eropa atas kesepakatan pada Senin. Kemudian Rabu, parlemen akan memilih untuk mengesampingkan atau keluar dari Uni Eropa.
"Ketidakpastian mengenai Brexit mungkin memicu beberapa pembelian safe haven, tetapi kami berpendapat kalau aksi dolar AS adalah kuncinya," ujar Analis Zaner Precius Metals dalam catatan harian, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (14/3/2019).
"Parlemen Inggris memiliki suara lain untuk memutusman apakah meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan. Pemungutan suara ya mungkin memicu minat lebih pada logam, tetapi pelaku pasar juga menyadari efek mata uang. Jika pound terpukul keras, bisa mendukung dolar AS dan menekan emas dan perak," tulis Zaner.
Â
Selanjutnya
Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,2 persen seiring pound menguat jelang pemungutan suara Brexit. Dolar AS melemah biasanya mendukung harga emas.
Beberapa data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan tidak banyak mendukung dolar AS. Data pesanan barang tahan lama naik 0,4 persen pada Januari. Biaya grosir barang dan jasa sedikit naik pada Februari dengan indeks harga produsen naik 0,1 persen.
Harga logam lainnya yaitu harga tembaga untuk pengiriman Mei bertambah 0,2 persen menjadi USD 2.936 per pound. Harga palladium naik 1,1 persen menjadi USD 1.506,70 per ounce.
"Prospek kebijakan moneter China yang akomodatif mendorong prospek permintaan sehingga dukung palladium," tulis Analis Zaner.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement