KNKS Kaji 3 Opsi Pembentukan Bank Syariah Pelat Merah

Setiap opsi pembentukan Bank Syariah pelat merah memiliki aspek plus dan minus.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mar 2019, 20:30 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2019, 20:30 WIB
Direktur Eksekutif Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Ventje Rahardjo. Dok Merdeka.com/Wilfridus Setu Umbu
Direktur Eksekutif Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Ventje Rahardjo. Dok Merdeka.com/Wilfridus Setu Umbu

Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Ventje Rahardjo mengatakan saat ini pemerintah tengah menyusun rencana pembentukan bank syariah milik negara.

"Lagi didiskusikan, dibuat studinya agar matang, bentuknya seperti apa. (Bentuknya?) Belum tahu, sedang didiskusikan," kata dia saat ditemui, di Jakarta, Selasa (26/3/2019).

"Saat ini kami masih berdiskusi dengan empat bank syariah milik bank BUMN," lanjut dia.

Meski begitu, Ventje mengatakan, dalam diskusi, terdapat sejumlah opsi atau pilihan yang bisa ditempuh KNKS terkait bentuk bank syariah pelat merah.

Setiap opsi, kata dia, memiliki aspek plus dan minusnya. Namun dia tidak menjelaskan secara terperinci terkait pertimbangan plus minus dalam setiap opsi.

"(Opsi pertama) empat masih bisa berdiri sendiri didorong menjadi besar. Ada lebih kurang (plus minus) masing-masing (opsi)," ungkapnya.

Kedua, keempat bank syariah BUMN tersebut bakal dilebur menjadi satu bank. Dan terakhir membentuk bank syariah baru yang berskala besar.

Diketahui, bank syariah pelat merah sejatinya ditargetkan bisa hadir pada tahun 2020 atau dalam tenggat waktu lima tahun setelah Masterplan Aksi Keuangan Syariah Indonesia (MAKSI) dirilis pada 2015 lalu.

"Tidak bisa terburu-buru juga karena, meskipun masterplan-nya sudah ada sejak 2015 kami (KNKS) baru dilantik pada 2019 awal," tandas Ventje.

 

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com


BEI Incar Hijaber dan Ibu Muda Jadi Investor Syariah

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Upaya mendorong jumlah investor syariah, Bursa Efek Indonesia membidik para ibu muda dan hijabers sebagai salah satu sumber utama investor berbasis syariah.

“Kami sedang membidik komunitas termasuk hijaber,” ujar Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia, Irwan Abdalloh di Jakarta, Senin (18/3/2019).

Dia menjelaskan, memilih komunitas hijabers karena akan lebih murah, cepat, dan segmennya lebih fokus.

Selain hijabers, ternyata BEI juga telah mengincar beberapa komunitas lainnya, mulai dari kategori umum, pesantren, hingga ibu-ibu muda yang telah menyetujui untuk kerja sama dalam rangka meningkatkan investasi berbasis syariah.

“Kami juga mengincar komunitas ibu-ibu muda, atau Macan(Mama-Mama Cantik),” tambahnya.

Irwan pun menjelaskan bahwa rata-rata investor syariah baru sebanyak 1.777 investor per bulan. BEI mengharapkan angka ini ke depannya akan semakin meningkat.

“Jumlah investor syariah sudah menyumbang peningkatan jumlah investor pada Bursa sebanyak 38 persen,” dia menandaskan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya