Serba-serbi Waktu Kerja di Berbagai Negara, Ada yang Boleh Tidur Siang di Kantor

Berikut ulasan lengkap serba-serbi jam kerja di berbagai negara di dunia

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 01 Apr 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2019, 11:00 WIB
Ilustrasi tidur siang (iStockphoto)
Ilustrasi tidur siang (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Rata-rata jam kerja di berbagai negara di dunia ternyata sangat bervariasi dengan keunikan tersendiri. Terdapat berbagai kebiasaan harian para pekerja kantor di seluruh dunia yang juga ikut mempengaruhijam kerjanya di kantor.

Melansir laman thisinsider.com, Sabtu (30/3/2019), terdapat negara yang mengawali pekan kerja sejak hari Minggu dan berakhir di hari Kamis. Artinya, seluruh pegawai di negara tersebut menikmati awal pekan di hari Jumat dan Sabtu.

Tak hanya itu, ada juga negara yang menyediakan waktu istirahat makan siang hingga 2-3 jam. Penasaran? Berikut ulasan lengkap serba-serbi jam kerja di berbagai negara di dunia:

1. Kerja dimulai sejak hari Minggu

Berbeda dengan kebanyakan negara lain yang memulai kerja di hari Senin, Arab Saudi justru menjadikan Minggu sebagai awal pekan untuk bekerja. Para pekerja mulai bekerja lima hari per pekan hingga Kamis.

Para pegawai umumnya bekerja dari pukul 8 pagi dan istirahat makan siang selama tiga jam. Setelah itu para pekerja kembali ke kantor hingga pukul 6 sore.

2. Boleh tidur siang di jam kerja

Spanyol memiliki tradisi Siesta, atau tidur siang yang biasanya dilakukan di jam kerja saat musim panas. Sebagai konsekuensinya, para pegawai di Spanyol yang mengambil kesempatan Siesta, harus pulang lebih telat yakni pukul 8 malam.

3. Waktu istirahat makan siang selama 2 jam

[Bintang] Bukan Sekadar Nongkrong, Ini 3 manfaat Buka Puasa Bareng Teman Lama
Kamu hobi buka puasa bareng teman-teman lama? Lakukanlah sebisa mungkin karena ternyata buka puasa bareng teman lama banyak manfaatnya lho. (Ilustrasi: iStockphoto)

Waktu istirahat selama 2 jam bertujuan agar para pegawai dapat pulang ke rumah dan menikmati makan siang dengan keluarga sebelum kembali lagi ke kantor.

Para pekerja di Italia bekerja mulai pukul 8.30 hingga 11.30. Kemudian mereka beristirahat hingga pukul 1.30 dan bekerja hingga pukul 7 malam.

Sementara di China, para pegawai umumnya mulai bekerja pukul 8.30, lalu diselingi istirahat 2 jam sebelum bekerja kembali hingga pukul 6.

4. Makan malam bersama dengan teman sekantor

Di Korea Selatan, makan malam bersama dengan tim kerja di kantor (hwesik) merupakan hal yang biasa terjadi. Bahkan Anda bisa dianggap tidak sopan jika menolak hadir, meskipun itu berarti Anda memperpanjang waktu kerja hingga pukul 9 malam.

Menurut sejumlah laporan, setiap tahunnya para pegawai di Korea Selatan bekerja selama 2.069 jam. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang berjumlah sekitar 1.783 jam per tahun.

5. Jam kerja paling sedikit di dunia

Semangat bekerja (Ilustrasi iStock)
Semangat bekerja (Ilustrasi iStock)

Dengan hanya 6 jam 45 menit, Finlandia dan Kanada menjadi dua negara dengan jumlah jam kerja paling sedikit per harinya. Finlandia bahkan memberikan tiga kali waktu istirahat di sela jam kerja bagi para pegawainya.

6. 3 Negara dengan 12 jam kerja per hari

Jam kerja per hari terpanjang ditemukan di Kamerun, Nigeria, dan Korea Selatan. Panjangnya jam kerja tersebut biasanya juga dipengaruhi oleh faktor budaya seperti makan bersama setelah jam kerja.

7. Jam kerja paling siang

kerja keras bagai kuda 1
Ilustrasi./Copyright pexels.com

Di Inggris, jam kerja dimulai pukul 8:50 pagi. Waktu tersebut 20 menit lebih lambat dari awal jam kerja di Amerika Serikat. Di Inggris, hari kerja berakhir pukul 5 sore.

8. Jam kerja yang ketat tanpa kompensasi

Rata-rata jam kerja di Jepang dimulai pukul 8.30 pagi dan berakhir pukul 7 pagi. Setelah itu, biasanya terdapat acara makan dan minum bersama dengan tim sekantor di mana Anda akan dianggap tidak sopan jika menolak hadir.

Umumnya, para pekerja di Jepang diminta untuk hadir lebih awal dan bekerja lembur tanpa kompensasi. Itulah mengapa banyak tekanan bekerja di perusahaan Jepang dan meningkatkan risiko "kematian akan kerja berlebihan" (karoshi).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya