Jokowi: Pengangguran dan Kemiskinan Turun Harus Kita Syukuri

Tingkat pengangguran dan kemiskinan rendah harus disyukuri.

oleh Athika Rahma diperbarui 13 Apr 2019, 23:20 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2019, 23:20 WIB
Calon Presiden nomor urut 01 Jokowi dalam Debat Kelima Pilpres 2019. (Liputan6.com)
Calon Presiden nomor urut 01 Jokowi dalam Debat Kelima Pilpres 2019. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden petahana Joko Widodo menyatakan, tingkat penggangguran di Indonesia sudah turun. Pun, tingkat kemiskinan sudah mencapai angka 1 digit. Hal ini sudah sepatutnya disyukuri oleh seluruh masyarakat.

"Untuk jadi negara maju, tentu tantangannya besar. Kita jangan kufur nikmat, harus bersyukur. Inflasi pangan rendah, tingkat pengangguran turun, kemiskinan juga sudah 1 digit. Kita tidak boleh takut akan kesulitan, harus selalu optimis," ujarnya saat menutup Debat Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Sabtu (13/4/2019).

Sebagai informasi, tingkat pengangguran Indonesia saat ini turun dari 5,9 persen menjadi 5,3 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada Agustus 2018, jumlah penduduk yang bekerja tercatat sebanyak 124,01 juta orang, bertambah 2,99 juta orang dari Agustus 2017. Di sisi lain, dalam setahun terakhir, pengangguran berkurang 40 ribu orang, sejalan dengan TPT yang turun menjadi 5,34 persen pada Agustus 2018.

Sementara angka kemiskinan bisa ditekan hingga single digit menjadi 9,82 persen atau sekitar 25,95 juta jiwa pada Maret 2018 di masa pemerintahan Jokowi-JK.

Padahal pada Maret 2015 angka kemiskinan masih 28,59 juta jiwa atau 11,22 persen. Tidak hanya itu, angka pengangguran juga merosot. Pada Maret 2018 angka pengangguran sebesar 6,87 juta jiwa atau 5,13 persen. Dibandigkan pada Maret 2015, saat itu masih 6,18 persen atau 7,4 juta jiwa.

Mengenai angka ketimpangan (gini ratio), pada Maret 2018 tercatat hanya 0,389. Sementara pada Maret 2015, angka gini ratio masih 0,408.

Jokowi Pamer Angka Kemiskinan dan Pengangguran Turun

Jokowi-Ma'ruf Tunjukkan Kartu Sakti Andalan di Debat Kelima Pilpres
Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan Cawapres Ma'ruf Amin menunjukkan kartu andalan saat Debat Pilpres 2019 kelima di Jakarta, Sabtu (13/4). Debat kelima merupakan debat terakhir dalam masa kampanye dan mengambil tema Ekonomi, Kesejahteraan Sosial, Keuangan dan Investasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan jika pemerintah telah mampu menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan selama 5 tahun kepemimpinannya.

"Dalam angka-angka sudah dimiliki, angka kemsikianna berada pada angka 1 digit dari sebelumnya 2 digit. Ini harus kita syukuri," kata dia saat berpidato dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Jokowi juga menuturkan jika angka pengangguran turun dari 5,9 jadi 5,3 persen. Semua ini bisa dicapai Indonesia di tengah kondisi perekonomian global yang sedang sulit.

Kedua hal ini dinilai harus terus disyukuri seluruh rakyat Indonesia. 

"Harus kita syukuri dan di tengah ekonomi global yang sulit dan terus turun. Kita tahu negara kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5, harus disyukuri," tegas Jokowi.

Jokowi berharap seluruh rakyat Indonesai dan pendukungnya tidak kufur nikmat. "Saya dan Kyai Ma'ruf Amin sepakat untuk mewakafkan diri kami untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," dia menandaskan.

Jokowi Lanjut Fokus Bangun Infrastruktur

Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin saat Debat Kelima Pilpres 2019. (Liputan6.com)
Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin saat Debat Kelima Pilpres 2019. (Liputan6.com)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan akan terus melanjutkan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ini seperti yang dia lakukan dalam 5 tahun kepemimpinannya.

"Tidak ada satu pun negara maju yang tak memiliki infrastruktur yang baik. Negara maju pasti memiliki infrastruktur yang baik," jelas Jokowi pada kampanye akbar yang berlangsung di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Dia mengaku telah membangun infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia dalam 5 tahun kepemimpinannya.

Selain infrastruktur, Jokowi mengaku akan fokus pada pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM). Ini demi menciptakan SDM yang unggul dan berkualitas.

Dia juga meminta agar rakyat Indonesia terus optimis dan meninggalkan sikap pesimis dengan membangun Indonesia.

"Tidak ada satu pun negara yang maju dan sejahtera kalau rakyat terpecah belah. Tidak ada negara maju di manapun yang rakyatnya pesimis," tegas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya