Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) terus meningkatkan jumlah tampungan air di Sulawesi Selatan untuk mendukung ketahanan pangan dan air.
Salah satunya, dengan membangun Bendungan Karalloe di Gowa, Sulawesi Selatan. Bendungan Karalloe merupakan salah satu dari program pembangunan 65 bendungan yang bertujuan menambah tampungan air sehingga kontinuitas suplai air irigasi ke sawah terjaga.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan akan meningkatkan kapasitas tampungan air sehingga kontinuitas suplai air irigasi ke sawah terjaga.
Advertisement
Baca Juga
Saat ini, dari 7,3 juta hektar lahan irigasi, hanya 11 persen yang mendapatkan jaminan air dari bendungan.Â
"Melalui program pembangunan 65 bendungan maka akan bertambah menjadi 19-20 persen (lahan irigasi yang mendapat jaminan air dari bendungan)," ujar Basuki dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/5/2019).
 Perkembangan pembangunan Bendungan Karalloe yang berlokasi 137 km ke arah tenggara Kota Makassar ini mencapai 50 persen dan ditargetkan selesai pada Mei 2020. Pengerjaan bendungan terbagi dalam dua paket yang konstruksinya mulai dikerjakan pada Desember 2013.
Paket I mencakup pembangunan bendungan utama, bangunan pelimpah, relokasi dan rehabilitasi jalan menuju bendungan, dan terowongan pengelak. Realisasi pengerjaan fisik paket I telah mencapai 79,9 persen dengan target selesai akhir 2019.Â
Biaya pengerjaan Paket I bersumber dari APBN pada tahun anggaran jamak (2013-2019) sebesar Rp 568 miliar.Â
Paket II merupakan lanjutan paket I yang dianggarkan sebesar Rp 657 miliar bersumber dari APBN TA 2008–2020 (multi years).
Pekerjaan paket II meliputi timbunan tubuh bendungan, proteksi galian, intake, instrumentasi, hidromekanikal, serta pembangunan instrumen yang bersifat mekanikal dan elektrik dengan perkembangan konstruksi 25,2 persen. Seluruh paket dikerjakan oleh kontraktor PT Nindya Karya (Persero).Â
Bendungan Karalloe akan memiliki kapasitas tampung 40,53 juta m3 dengan luas genangan 145 hektare (ha).
Manfaatnya akan dapat mengairi daerah irigasi seluas 7.004 ha, sumber air baku dengan kapasitas 440 liter per detik, pengendali banjir dengan kapasitas 2.020 m3 per detik, dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 4,5 megawatt.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sempat Tertunda Pengerjaannya
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Hari Suprayogi menyatakan, pekerjaan bendungan sempat tertunda 3 bulan lantaran terdampak banjir bandang pada akhir Januari 2019.
Pekerjaan konstruksi dialihkan untuk bersih-bersih dan pemulihan bangunan yang rusak pascabanjir selama 3 bulan.Â
"Tetapi pekerjaan lain terus kita kebut. Misalnya pembebasan lahan saat ini sudah 93,88 persen atau 216,48 hektare dari 230, 59 hektare lahan yang dibutuhkan," ujar Hari Suprayogi.Â
Selain bendungan Karalloe, Kementerian PUPR melalui Ditjen Sumber Daya Air juga telah membangun bendungan lain di Sulawesi Selatan, diantaranya Bendungan Paselloreng dan Pamukkulu.Â
Bendungan Paselloreng memiliki luas genangan 169 hektare dengan kapasitas tampung 138 juta m3 untuk mengairi 7 ribu hektar sawah. Bendungan Pamukkulu dengan luas genangan 126 ha, kapasitas tampung 97,3 juta m3.
Manfaatnya akan mengairi irigasi seluas 6.256 ha, sumber air baku sebesar 0,13 m3 per detik, dan mengurangi banjir 2,5 m3/detik.Â
Â
Advertisement
Bendungan Gondang Terisi Air Penuh pada Oktober 2019
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Gondang yang berlokasi di Sungai Garuda, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, pada Kamis, 2 Mei 2019.
Konstruksi Bendungan Gondang dikerjakan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sejak 30 Mei 2014 dengan nilai kontrak Rp 595 miliar. Pengerjaan meliputi pembangunan coverdam, inletterowongan, outlet terowongan, bendungan utama, spillway, tower intake, landscaping, dan mekanikal elektrikal.
Direktur Operasi III PT Waskita Karya (Persero) Tbk Fery Hendriyanto mengungkapkan bendungan ini akan meningkatkan produktifitas para petani.
"Dengan adanya suplai air dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya dapat satu kali tanam setahun, diharapkan nantinya akan bisa 2-3 kali tanam," ungkap dia di Jakarta, Jumat, 3 Mei 2019.
Bendungan Gondang yang memiliki kapasitas tampung 9,15 juta meter kubik dibangun untuk memenuhi kebutuhan air baku ibu kota Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen. Dengan debit 200 liter per detik bagi 200.000 jiwa, dan irigasi lahan pertanian seluas 4.680 hektar.
Selain itu bendungan ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir, pembangkit listrik mikrohidro 0,2 MW, destinasi wisata dan menjadi konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Garuda.
Terkait jadwal pengisian awal bendungan dengan air, ditargetkan Bendungan Gondang bisa mulai penuh terisi air pada Oktober 2019.