Pemerintah Bakal Selesaikan Pembangunan 5 Bendungan di Jawa Tengah

Pembangunan lima bendungan tersebut guna mendukung Jawa Tengah jadi lumbung pangan nasional

oleh Septian Deny diperbarui 24 Apr 2019, 15:15 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2019, 15:15 WIB
Bendung Kamijoro yang berada di aliran Kali Progo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. (Dok Kementerian PUPR)
Bendung Kamijoro yang berada di aliran Kali Progo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mengejar target penyelesaian pembangunan lima bendungan di Jawa Tengah.

Hal ini dalam rangka mendukung provinsi tersebut menjadi lumbung pangan nasional.

"Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (24/4/2019).

Dia menjelaskan, pada akhir 2018, telah diselesaikan pembangunan Bendungan Logung di Kabupaten Kudus dan kini tengah dilakukan penggenanngan. Selain Logung Kementerian PUPR juga membangun lima bendungan lainnya.

Bendungan tersebut yakni Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo, Randugunting di Kabupaten Blora, Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Gondang di Kabupaten Karanganyar dan Pidekso di Kabupaten Wonogiri.

Dua bendungan lagi akan dibangun tahun ini di Jawa Tengah yakni Bendungan Jragung di Kabupaten Demak dan Matenggeng di Kabupaten Cilacap.

Bendungan Gondang dibangun Kementerian PUPR melalui Ditjen Sumber Daya Air memiliki kapasitas tampung 9,15 juta meter kubik dan luas genangan 36,10 hektare (ha). Bendungan ini akan menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 4.680 ha di Kabupaten Karanganyar dan Sragen.

Selain irigasi, manfaat lainnya adalah menjadi sumber air baku bagi Kabupaten Karanganyar dan Sragen masing-masing sebesar 100 liter per detik, mereduksi debit banjir sebesar 8 persen dari semula 503 m3 per detik turun menjadi 462 m3 per detik, konservasi air (ground water recharge), destinasi wisata, sebagai kawasan konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Garuda.

"Pembangunan bendungan dilakukan sejak 2014 dengan anggaran Rp 762 miliar dan ditargetkan selesai pertengahan 2019. Saat ini progresnya mencapai 91 persen," kata dia.

 

 

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Bendungan Pidekso

Kemudian, pembangunan Bendungan Pidekso yang telah dilakukan mulai 2015. Perkembangannya sudah sekitar 50 persen dan ditargetkan selesai pada 2021. Biaya konstruksi Bendungan Pidekso sebesar Rp 436 miliar.

"Bendungan multifungsi ini memiliki kapasitas tampung 25 juta m3 dan direncanakan mampu mengairi area irigasi seluas 1.500 ha dan suplai air baku sebesar 300 liter per detik," ungkap dia.

Selanjutnya, Bendungan Bener akan memiliki kapasitas tampung 90,4 juta m3 yang akan dimanfaatkan untuk irigasi 15.519 ha, air baku 1,5 m3 per detik, pengendalian banjir dan pembangkit listrik. Biaya pembangunan sebesar Rp 3,7 triliun dan ditargetkan rampung tahun 2023.

Selain itu juga ada Bendungan Randugunting yang memiliki beberapa manfaat, antara lain mereduksi banjir sebesar 81,42 m³ per detik, menyediakan air irigasi untuk area selua 630 ha, menyediakan air baku sebesar 150 liter per detik, dan sebagai destinasi wisata di kawasan Blora. Bendungan Randugunting dibangun dengan biaya sebesar Rp 858,8 miliar.

Terakhir, Bendungan Jlantah yang akan menjadi penyuplai air irigasi untuk area seluas 1.493 ha, penyedia air baku sebesar 0,15 m³ per detik dan sumber air untuk PLTA sebesar 0,25 MW. Bendungan Jlantah dibangun oleh PT Waskita Karya dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp 965,5 miliar.

 

 

29 Bendungan Bakal Rampung Akhir 2019

(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR Bangun Bendung Gerak Sembayat (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) target menyelesaikan pengerjaan 29 bendungan hingga akhir 2019.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, hingga 2018 sebanyak 55 dari 65 bendungan sudah dalam tahap konstruksi. 14 bendungan di antaranya sudah rampung atau dalam tahap penyelesaian akhir konstruksi. 

"Insya Allah tahun 2019 akan diselesaikan lagi sebanyak 15 bendungan. Sehingga sampai akhir 2019 akan selesai 29 bendungan. Tahun 2019 juga akan dimulai pembangunan 10 bendungan baru," ungkap dia sebuah keterangan tertulis, Kamis (21/3/2019).

Pada 2019, ada 15 bendungan yang ditargetkan selesai konstruksinya yakni Bendungan Gongseng, Karalloe, Tapin, Passeloreng, Bintang Bano, Way Sekampung, Ladongi, Napun Gete, Ciawi, Sukamahi, Karian, Keureuto, Gondang, Marangkayu, dan Kuningan. 

Sementara 10 bendungan yang dimulai pembangunannya pada 2019 antara lain Bendungan Jenelata, Pelosika, Jragung, Digoel, Tiro, Mbay, Budong-Budong, Ameroro, Tiu Suntuk, dan Bulango Ulu.

Basuki menjelaskan, pembangunan bendungan tidak dapat selesai dalam waktu satu atau dua tahun, tapi membutuhkan waktu tiga sampai lima tahun. Sehingga sisa dari 65 bendungan yang dibangun akan selesai seluruhnya pada 2023.

Pembangunan Bendungan Sindangheula Banten Capai 98 Persen

20150831-Peresmian-Waduk-Jati-Gede-Basoeki-Hadimoeljono-Jawa-Barat
Suasana lokasi Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, Senin (31/8/2015). Bendungan ini akan ditutup mulai senin ini dan diperkirakan akan menggenangi lebih kurang 4.000 ha selama satu tahun. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, pembangunan Bendungan Sindangheula di Kabupaten Serang, Banten saat ini dalam tahap penyelesaian akhir, dengan progres 98 persen.

Basuki mengatakan, Bendungan Sindangheula merupakan satu dari 49 bendungan baru yang dibangun Kementerian PUPR pada tahun 2015-2019, untuk mewujudkan ketahanan air dan pangan nasional.

“Ini sudah selesai, tinggal ada 20 hektare lagi di daerah genangan dan saat ini dalam tahap konsinyasi. Pak Gubernur sudah meminta ditutup (saluran pengelak) sehingga penggenangan bisa dilakukan dan semoga bisa segera dimanfaatkan untuk masyarakat,” kata Basuki, di Jakarta, Sabtu (16/3/2019).

Bendungan Sindangheula ini memiliki manfaat besar bagi masyarakat di Kabupaten Serang maupun Kota Serang, untuk irigasi di Daerah Irigasi Cibanten seluas 1.000 hektare, pengendalian banjir daerah hilir Kabupaten Serang dan Kota Serang dengan kapasitas tampung banjir 1,5 juta m3 dan akan menyuplai air baku 0,8 m3 per detik bagi Kabupaten dan Kota Serang.

Basuki pun meminta bendungan yang dibangun pada 2015 dengan anggaran sebesar Rp 432 miliar dari APBN tersebut, ke depan dapat dimanfaatkan sebagai kawasan wisata dan konservasi alam.

"Ini saya kira nanti akan jadi area wisata karena dekat sekali dengan Kota Serang. Mudah-mudahan dengan adanya tol dari Serang ke Panimbang pasti akan lebih mudah dijangkau," tutur Basuki.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciunjung, Cidurian Tris Raditian mengatakan, Bendungan Sindangheula memiliki kapasitas tampung total sebesar 9,25 juta meter kubik dan luas genangan 115 ha.

"Bendungan ini airnya dari Sungai Cibanten. Selain untuk air baku, untuk irigasi juga untuk potensi tenaga pembangkit listrik 0,4 megawatt," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya