SKK Migas: PLN Kurangi Pemakaian Gas untuk Pembangkit Listrik

Alokasi gas untuk sektor kelistrikan menurun menjadi enam kargo pada tahun ini

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Mei 2019, 14:55 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2019, 14:55 WIB
Gas Bumi
Ilustrasi Foto Gas Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, sektor kelistrikan mengurangi komitmennya dalam mengkonsumsi gas untuk memproduksi listrik oleh pembangkit.

Wakil Kepala SKK Migas Sukandar mengatakan, berdasarkan rencana awal sektor kelistrikan melalui PT PLN (Persero) membutuhkan 17 kargo gas alam cair (Liqufied Natural Gas/LNG). Namun seiring berjalannya waktu, rencana tersebut dibatalkan.

"PLN mengurangi pemakaian, awalnya mereka butuh 17 kargo," kata Sukandar, di saat Rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/5/2019).

Sukandar melanjutkan, alokasi gas sektor kelistrikan menurun menjadi enam kargo pada tahun ini. Hal ini disebabkan penurunan konsumsi gas oleh pembangkit listrik sebagai konsumen gas, bukan karena pasokan gasnya yang mengalami penurunan.

"Tetapi nyatanya jadi enam kargo, bukan semata pasokan gasnya yang kurang," tuturnya.

Menurut Sukandar, SKK Migas akan menjual 11 kargo gas, sisa kargo gas sebelumnya merupakan alokasi gas untuk sektor kelistrikan yang tidak diserap PLN.

"Jadi, kami menjual 11 kargo ini. Ini di drive karena permintaan PLN," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Investasi Hulu Migas Masih di Bawah Target

Gas Bumi
Ilustrasi Foto Gas Bumi (iStockphoto)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat investasi hulu migas mencapai USD 3,17 miliar, hingga April 2019. Lembaga tersebut pun terus melakukan ‎promosi lapangan migas Indonesia.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, realisasi investasi migas ‎sampai April 2019 masih di bawah target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar USD 14,79 miliar. "Realisasi investasi masih di bawah target," kata Dwi, di Jakarta, Kamis (9/5/2019).

Meski realisasi investasi di bawah target, namun masih ada tambahan investasi dari komitmen kerja pasti (KKP) di wilayah kerja Jambi Merang pada tahun ini sejumlah USD 38,1 juta.

Secara kumulatif, tambahan investasi dari KKP dan komitmen pasti (KP) hingga tahun 2026 adalah sebesar USD 2,16 miliar untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

“Khusus untuk kegiatan eksplorasi, dalam KKP dan KP sudah dialokasikan sebesar US$1,14 miliar untuk meningkatkan penemuan eksplorasi,” ujar Dwi.

Menurut dia, SKK Migas berupaya meningkatkan investasi dan mencari investor baru dalam kegiatan eksplorasi.

Sejak tahun 2018 SKK Migas mencanangkan Exploration Roadshow, ke enam negara dengan mempromosikan sepuluh lapangan migas dengan potensi cadangan besar (area giant field).

Tidak hanya itu, SKK Migas gencar mendorong kegiatan eksplorasi yang masif dengan membentuk Indonesia Oil and Gas Institute (IOGI) pada 30 April lalu.

"Langkah ini merupakan bukti keseriusan SKK Migas untuk mencari potensi giant discovery," tandasnya.

Lifting Migas Tak Capai Target di Kuartal I 2019

PGN
Perkuat infrastruktur gas bumi, PGN bangun Terminal LNG di Jawa Timur. (foto: dok. PGN)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, realisasi produksi migas siap jual (lifting) hingga April 2019 mencapai 1,8 juta barel setara minyak per hari.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto merinci lifting minyak 750 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas 5.909 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Jumlah ini mencapai 89 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 2 juta barel setara minyak per hari. Namun dia optimistis target tersebut Dapat tercapai.

"Kami optimistis pada akhir tahun target lifting dapat tercapai," kata Dwi, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu (8/5/2019).

Dwi melanjutkan, lifting migas diproyeksikan dapat meningkat mengingat adanya 11 proyek utama yang akan mulai berproduksi (onstream) di tahun 2019, dengan tambahan produksi minyak mencapai 13.587 barel per hari dan gas 1.172 MMscfd.

Dia menjelaskan, satu proyek yang sudah beroperasi pada 2019 adalah Proyek Terang Sirasun Batur Phase 2, dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Kangean Energy Indonesia dengan estimasi produksi sebesar 120 MMscfd dan investasi sebesar US$ 214 juta.

Terdapat lima proyek dengan aktualisasi di atas 60 persen, diharapkan dapat beroprasi pada semester satu dan lima proyek lainnya yang akan onstream di semester dua tahun 2019.

Rasio penggantian cadangan migas (reserve replacement ratio/RRR) hingga April 2019 sekitar 21 persen, dari target yang ditetapkan 100 persen. Hal itu bukan karena rendahnya kegiatan eksplorasi di awal tahun 2019, tetapi karena banyaknya penemuan dari kegiatan eksplorasi namun belum disahkan dalam plan of development (POD).

Giatnya kegiatan eksplorasi terbukti sejak tahun 2018 hingga 2019, sebanyak 16 sumur eksplorasi telah dibor dengan estimasi total investasi sebesar USD 170 juta. Jika melihat penemuan eksplorasi pada 2019, sampai dengan April 2019 terdapat lima sumur eksplorasi yang berhasil menemukan hidrokarbon, yaitu sumur Pauman-1, Benewangi-J1X, Randuwangi-1, MSBY-03, dan KBD-2X.

"Penemuan-penemuan baru ini tentunya akan menyokong lifting migas di masa yang akan datang," tandasnya.

Pertamina dan Eni Gagal Kelola Blok Migas West Ganal

Kilang minyak
Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

PT Pertamina (Persero) dan Eni Indonesia Ltd gagal mengelola Blok Minyak dan Gas Bumi (blok migas) West Ganal dalam lelang wilayah kerja migas tahap I 2019 dengan mekanisme lelang reguler.

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, Pertamina dan Eni Indonesia membentuk konsorsium, menjadi peserta lelang Blok Migas Tahap I dengan mengincar Blok West Ganal, bersaing dengan Neptune Energy Muara Bakau B.V.

"Pertamina dan ENI itu masukkan kan," kata Arcandra, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (7/5/2019). 

Arcandra melanjutkan, setelah tim lelang Blok Migas Kementerian ESDM dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Migas (SKK Migas) melakukan evaluasi, Menteri ESDM Ignasius Jonan memutuskan tidak ada yang memenangkan Blok West Ganal. Hal ini disebabkan oleh ketentuan yang tidak sesuai, sehingga harus dilelang ulang dalam periode lelang berikutnya.

"Pememerintah putuskan tidak ada pemenang, Jadi untuk kedua ini, pertimbangan yang dilakukan tim lelang yan terdiri dari ESDM, SKK Migas dan meeting yang dipimpin jonan kita simpulkan bahwa West Ganal harus lelang ulang," tuturnya.

Menurut Arcandra, dalam lelang Blok West Ganal tahap berikutnya, pemerintah akan merubah ketentuan (Term and Condity/TnC), sehingga kontraktor dapat memproduksi migas lebih banyak.

"Ini akan lelang ulang besok dengan TnC berbeda. Untuk itu besok kita lelang dengan TnC yang agak berbeda agar dapatkan kontraktor yang tentunya bisa hasilkan hydrocarbon sesuai dengan harapkan," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya