Realisasi Pengeboran Sumur Migas Capai 16 Titik

Target pengeboran sumur eksplorasi atau pencarian potensi kandungan migas tahun ini mencapai 82 titik

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Mei 2019, 14:20 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2019, 14:20 WIB
Sumur migas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). (Dok PHE)
Sumur migas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). (Dok PHE)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan, realisasi pengeboran sumur ekplorasi migas mencapai 16 titik sampai April 2019.

Wakil Kepala SKK Migas Sukandar mengatakan, target pengeboran sumur eksplorasi atau pencarian potensi kandungan migas tahun ini mencapai 82 titik. Kegiatan untuk meningkatkan cadangan migas di tahun ini diklaimnya lebih banyak dibanding tahun lalu.

"Sumur eksplorasi tahun ini ada 80-an, tahun kemarin lebih rendah," kata Sukandar, saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR Jakarta, Kamis (16/5/2019).

Sukandar mengungkapkan, sampai April 2019 realisasi kegiatan pengeboran sumur eksplorasi mencapai 16 titik, lebih banyak dibanding realisasi pemboran eksplorasi tahun lalu mencapai 9 Sumur.

"Sampai April 16 Sumur di dril dibanding tahun lalu, 9 sumur tahun lalu goalnya lebih rendah," ujarnya.

Untuk realisasi investasi hulu migas hingga April 2019 sebesar USD 3,17 miliar, masih di bawah target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar USD 14,79 miliar. Lembaga tersebut pun terus melakukan ‎promosi lapangan migas Indonesia.

Meski realisasi investasi di bawah target, masih ada tambahan investasi dari komitmen kerja pasti (KKP) di wilayah kerja Jambi Merang pada tahun ini sejumlah USD 38,1 juta. Secara kumulatif, tambahan investasi dari KKP dan komitmen pasti (KP) hingga tahun 2026 adalah sebesar USD 2,16 miliar untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Investasi Hulu Migas Masih di Bawah Target

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat investasi hulu migas mencapai USD 3,17 miliar, hingga April 2019. Lembaga tersebut pun terus melakukan ‎promosi lapangan migas Indonesia.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, realisasi investasi migas ‎sampai April 2019 masih di bawah target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar USD 14,79 miliar. "Realisasi investasi masih di bawah target," kata Dwi, di Jakarta, Kamis (9/5/2019).

Meski realisasi investasi di bawah target, namun masih ada tambahan investasi dari komitmen kerja pasti (KKP) di wilayah kerja Jambi Merang pada tahun ini sejumlah USD 38,1 juta.

Secara kumulatif, tambahan investasi dari KKP dan komitmen pasti (KP) hingga tahun 2026 adalah sebesar USD 2,16 miliar untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

“Khusus untuk kegiatan eksplorasi, dalam KKP dan KP sudah dialokasikan sebesar US$1,14 miliar untuk meningkatkan penemuan eksplorasi,” ujar Dwi.

Menurut dia, SKK Migas berupaya meningkatkan investasi dan mencari investor baru dalam kegiatan eksplorasi.

Sejak tahun 2018 SKK Migas mencanangkan Exploration Roadshow, ke enam negara dengan mempromosikan sepuluh lapangan migas dengan potensi cadangan besar (area giant field).

Tidak hanya itu, SKK Migas gencar mendorong kegiatan eksplorasi yang masif dengan membentuk Indonesia Oil and Gas Institute (IOGI) pada 30 April lalu.

"Langkah ini merupakan bukti keseriusan SKK Migas untuk mencari potensi giant discovery," tandasnya.

PHE Raup Laba Rp 6,8 Triliun dari Produksi Migas 2018

Pekerja Pertamina Hulu Energi (PHE) menggunakan hak suara melalui Pemilu 17 April 2019. Dok PHE
Pekerja Pertamina Hulu Energi (PHE) menggunakan hak suara melalui Pemilu 17 April 2019. Dok PHE

PT Pertamina Hulu Energi (PHE), mencatatkan laba bersih sebesar USD 477 juta atau sekitar Rp 6,8 triliun pada 2018.

Laba itu meningkat signifikan bila dibandingkan dengan laba bersih 2017 sebesar USD 250,88 juta.

Direktur Utama PHE ONWJ, Meidawati mengatakan, selain kinerja positif keuangan, PHE juga mencatatkan kenaikan total produksi minyak dan gas pada 2018 sebesar 75.191 MMBOE , lebih tinggi dari dari realisasi tahun 2017 sebesar 70.874 MMBOE. 

Kontributor utama produksi migas PHE adalah dari PHE ONWJ, PHE NSO, PHE NSB, PHE WMO dan PHE OSES yang baru bergabung September 2018 lalu.

"Kami bersyukur karena peningkatan kinerja keuangan mencapai 146 persen di atas target yang ditetapkan yaitu sebesar USD 326 juta.  Sedangkan untuk realisasi EBITDA Margin tercatat sebesar 65 persen atau 120 persen dari RKAP revisi. Saya sangat mengapresiasi banyak pihak atas pencapaian positif ini," kata Meidawati, di Jakarta, Kamis (9/5/2019).

Pada 2018, PHE melakukan pengeboran eksplorasi sebanyak lima sumur dan menghasilkan temuan sumber daya 2C sebesar 212 MMBOE. Angka ini meningkat 11 persen dari 2017.

Sedangkan pengeboran development sebanyak 17 sumur yang menghasilkan tambahan cadangan P1 sebesar 119 MMBOE, meningkat 67 persen dari tahun lalu.

Meidawati juga menjelaskan strategi untuk mencapai rencana kerja 2019 antara lain adalah fokus melakukan kegiatan eksplorasi, work over dan well service, dengan tetap mengutamakan aspek HSSE, 

"Kami memiliki banyak aging facilities, selain itu kami pun harus berusaha menahan laju natural decline yang kesemuanya membutuhkan upaya khusus. Beberapa lapangan pengembangan kami percepat pengerjaannya untuk mengejar target 2019. Selain itu kami akan mempercepat realisasi eksplorasi untuk mendapatkan cadangan pasti," tandasnya.

Pemerintah Bakal Lelang Ulang Blok Migas yang Tak Laku

ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Pemerintah akan melelang ulang tiga blok minyak dan gas bumi (migas) atau blok migas yang tidak dimenangkan kontraktor, dalam lelang Wilayah Kerja (WK) Migas tahap pertama 2019.

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengatakan, dalam lelang wilayah kerja migas tahap I  2019, dengan mekanisme lelang reguler ada lima WK atau blok migas reguler yang dilelang.

Lima wilayah kerja itu terdiri dari tiga WK Eksplorasi, yakni WK Anambas, WK West Ganal, dan WA West Kaimana, serta dua WK Produksi yaitu WK Selat Panjang dan WK West Kampar.

Dari hasil penilaian, hanya ada dua, tiga blok migas yang dimenangkan kontraktor, yaitu Blok Anambas dengan kontraktor pemenang Kufpec Regional Ventures (Indonesia) Limited dan Selat Panjang dengan kontraktor pemenang Konsorsium Sonoro Energy Ltd - PT Menara Global Energi.

"Perusahaan yang masuki dokumen ada dua, yang penuhi persyaratan juga dua, untuk yang Anambas," kata Arcandra, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (7/5/2019).

Sedangkan tiga blok migas lainnya tidak ditetapkan pemenang yaitu West Kampar, West Keimana dan West Ganal.

Tiga blok migas yang tidak laku menjadi wilayah kerja available, akan ditawarkan kembali pada periode penawaran WK Migas selanjutnya. 

Arcandra menuturkan, untuk blok migas West Ganan, sebelumnya diminati oleh Eni Dan PT Pertamina (Persero), tapi pemerintah tidak menetapkan pemenang. Untuk lelang periode berikutnya akan ada perubahan ketentuan (Term and Condition/TnC).

"Pemerintah putuskan tidak ada pemenang, ini akan lelang ulang besok dengan TnC berbeda. Pertamina dan ENI itu masukkan. Jadi untuk kedua ini, pertimbangan yang dilakukan tim lelang yang terdiri dari ESDM, SKK dan meeting yang dipimpin jonan kita simpulkan bahwa West Ganal harus lelang ulang," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya