Liputan6.com, Chicago - Maskapai Boeing sudah selesai memperbarui software pesawat Boeing 737 MAX mereka. Sertifikasi penerbangan pun akan segara disiapkan dan pihak Boeing menjamin pesawat akan lebih aman.
Dilaporkan CNBC, software yang dimaksud adalah sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) yang dinilai memiliki sensor yang kurang baik. Malfungsi dalam sistem itu diduga berperan pada jatuhnya pesawat Lion Air dan Air Ethiopia.
Pihak Boeing menyebut akan bekerja dengan Federal Aviation Administration (Administrasi Penerbangan Federal, FAA) untuk menjadwalkan sertifikasi penerbangan.
Advertisement
Baca Juga
"Kami berkomitmen menyediakan seluruh informasi yang diperlukan FAA dan regulator global, dan melaksanakannya dengan baik. Kami membuat progres yang jelas dan stabil dan percaya diri bahwa 737 MAX dengan software termutakhir MCAS akan menjadikannya salah satu pesawat yang paling aman dalam mengudara," ujar pemimpin Boeing, Dennis Muilenburg.
Pihak Boeing berkata kecelakaan yang terjadi membuat mereka makin berkomitmen terhadap keamanan dan kualitas. Mereka pun telah mengembangkan pelatihan dan materi edukasi yang sedang ditinjau oleh FAA, regulator global, dan konsumen maskapai mereka demi mendukung kembalinya pelayanan Boeing 737 MAX.
Sebelumnya, pilot mengeluhkan kurangnya pelatihan dari Boeing terkait pesawat baru mereka itu. Ada pula pilot yang baru tahu mengenai sistem MCAS setelah Lion Air terjatuh Oktober lalu.
Boeing 737 MAX dilarang oleh berbagai negara, termasuk negara asalnya: Amerika Serikat. Presiden Donald Trump menyebut pesawat MAX 8 dan MAX 9 tidak akan terbang hingga Boeing bisa memberikan informasi menyeluruh mengenai kecelakaan yang terjadi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Menhub Kirim Tim Temui FAA, Bahas Boeing 737 Max 8
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bakal mengirimkan tim untuk bertemu dengan otoritas penerbangan Amerika Serikat atau Federal Aviation Administration (FAA).
Tim tersebut akan membahas pengoperasian pesawat Boeing 737 Max 8 yang di-grounded pasca kecelakaan pesawat milik Lion Air dan Ethiopian Airlines.
"Dalam minggu-minggu ini ada beberapa tim dari kita akan ke FFA," kata dia saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat, 26 April 2019.Â
Menurut dia, dalam pertemuan tersebut akan dibahas hal-hal menyangkut evaluasi terhadap pengoperasian Boeing jenis 737 Max 8 dari kaca mata FFA. FFA tentu memiliki rekomendasi tertentu. Saat ini, Kemenhub sebagai regulator hanya berkomunikasi dan menunggu rekomendasi dari FAA.
"Rekomendasi apa yang harus diperbaiki, apa yang harus ditambahkan, prosedur apa yang ditempuh, hardware apa yang harus diganti, software apa yang harus diganti, pelatihan apa yang harus dilakukan. Nah ini akan kita bahas," jelas dia.
Setelah FAA menyampaikan rekomendasi, lanjut Menhub, pihaknya akan melakukan sejumlah prosedur untuk menentukan kelaikan pengoperasian pesawat jenis tersebut.
Advertisement
Dicekal Banyak Negara, Boeing Pangkas Produksi 737 MAX
Boeing sebelumnya melaporkan telah mengurangi produksi pesawat 737 MAX. Keputusan ini diambil agar perusahaan dapat fokus pada sertifikasi software pesawat mereka. Langkah ini juga tak terlepas dari fakta bahwa berbagai negara sedang mencekal pesawat itu.
Boeing mengakui keputusan ini terkait insiden jatuhnya pesawat Boeing di Indonesia dan Etiopia. Boeing berkata ada malfungsi pada sistem MCAS dan mereka sedang berusaha memperbarui sistem tersebut.
"Kami telah memutuskan untuk secara sementara mengalihkan tingkat produksi 52 pesawat per bulan menjadi 42 per bulan dimulai pada pertengahan April," ujar CEO Boeing Dennis Muilenburg dalam pernyataan resminya seperti dikutip situs resmi perusahaan. Angka pengurangan tersebut kurang lebih sekitar 20 persen.
Dia menyebut Boeing juga berkoordinasi secara langsung dengan konsumen agar perubahan produksi ini tidak memberi disrupsi besar dalam hal operasional dan keuangan.
Dennis juga meminta agar dewan direksi Boeing untuk membuat sebuah komite yang bertugas meninjau kebijakan perusahaan dan proses pembuatan pesawat. Selain itu, komite juga memastikan level keselamatan tertinggi pada 737 MAX dan memberikan rekomendasi kebijakan.
"Keselamatan adalah tanggung jawab kami, dan kami mengembangnnya. Ketika MAX kembali ke langit, kami berjanji pada pelanggan maskapai kami dan penumpang mereka dan kru bahwa pesawat memiliki keselamatan selayaknya yang dimiliki pesawat terbang," ujar CEO Boeing.