Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha Daging dan Industri Makanan, Yustinus Sadmoko mengatakan saat ini penjual daging, khususnya daging sapi mendapatkan tantangan dengan kehadiran daging kerbau impor. Daging kerbau asal India tersebut, kata dia, telah mengambil alih pangsa pasar daging sapi.
"Ada kompetisi baru dari daging kerbau India. Dari 2017 diperkenalkan secara gencar dan volumenya besar cukup ambil alih pangsa pasar kita," kata dia, dalam diskusi, di Jakarta, Sabtu (25/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan banyak daging kerbau impor yang masuk ke pasar tradisional. "Daging kerbau banyak yang bocor ke pasar tradisional, kan kerbau masuk ke distributor level satu. Begitu masuk ritel ke pasar kita tidak bisa pantau," ujarnya.
"Daging kerbau India mirip daging sapi. Kalau beli di pasar tradisional ada 50 persen kemungkinan kalau Jabodetabek itu daging kerbau. Kalau ambil yang sudah ditata ada kemungkinan daging kerbau," ungkapnya.
Dia mengakui, jika menilik kandungan gizi, maka tidak ada perbedaan antara daging sapi dan kerbau. Namun, dari segi bisnis masuknya daging kerbau asal India mengurangi pangsa pasar panjual daging sapi dalam negeri.
"Itu tidak buruk gizi kesehatan,sama baiknya. Buruk buat pengusaha saja," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Impor 100 Ribu Ton Daging Kerbau
Pada tahun lalu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali mengeluarkan izin impor daging kerbau kepada Perum Bulog. Total kuota impor daging yang diberikan mencapai 100 ribu ton.
‎"Kalau tidak salah sudah (dikeluarkan izinnya). (Total sebanyak 100 ribu ton?) Iya," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan di Jakarta, pada Kamis 25 Januari 2018.
BACA JUGA
Dia mengungkapkan, izin impor daging tersebut sebenarnya merupakan perpanjangan dari izin impor di 2017. Pada tahun lalu, sisa izin impor daging kerbau yang belum terealisasi oleh Bulog sebesar 31 ribu ton. "Intinya ini perpanjangan. Sisanya 31 ribu ton tahun lalu," kata dia.
Menurut Oke, sisa izin impor daging kerbau tersebut akan dimasukkan dalam impor 100 ribu ton yang diajukan Bulog.‎ Namun Oke tidak merinci apakah izin impor sebanyak 100 ribu ton tersebut diberikan sekaligus atau secara bertahap. "Included kayaknya," tandas dia.
Sebelumnya Perum Bulog menyatakan berencana untuk mengimpor 100 ribu daging kerbau pada tahun ini. Impor daging tersebut guna mengantisipasi lonjakan permintaan daging saat Ramadan dan Idul Fitri.
Advertisement