Liputan6.com, Jakarta - Setelah meminta perlindungan kebangkrutan, Topshop berencana akan menutup semua atau 11 tokonya di AS. Arcadia Group, pemilik Topshop Topman yang berpusat di London, mengatakan bahwa mereka sedang menghadapi kondisi pasar yang begitu buruk yang belum pernah terjadi sebelumnya di sektor ritel.
Sama seperti perusahaan retail lain yang bangkrut, Topshop juga menyalahkan persaingan online yang memanas dan mengubah kebiasaan belanja para konsumennya, seperti Amazon (AMZN), TJMaxx (TJX) yang selalu memberikan diskon, dan Everlane yang selalu menjadi lawan yang berat bagi perusahaan ritel ini.
Baca Juga
"Karena kebiasaan konsumen yang berubah, dan persaingan online yang begitu memanas, untuk itu kami akan mempertimbangkan pilihan yang terbaik agar keuangan perusahaan dapat kembali dalam keadaan stabil," ujar CEO Arcadia Ian Grabiner seperti dilansir dari laman CNN, Kamis (30/5/2019).
Advertisement
"Ini merupakan keputusan yang sulit namun tetap harus kami jalani demi bisnis ini," tambahnya.
Pekan ini, Arcadia Group mengajukan di pengadilan AS perihal bab 15 tentang perlindungan dari kebangkrutan bagi perusahaan asing dan kreditor.
Bersama laporannya, terlampir jika aset yang dimiliki saat ini sebesar USD 53 juta atau Rp 762,9 miliar, dan jumlah uang yang dimiliki sebanyak USD 179 juta atau Rp 2,5 triliun.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Toko Lainnya yang Mengalami Hal Sama
Adapun 11 tokonya yang akan ditutup saat ini berada di New York, Los Angeles, Atlanta, Las Vegas, San Diego, Chicago, Houston dan Miami.
Pihak Topshop sendiri belum mengatakan sampai kapan toko akan ditutup, namun mereka hanya mengatakan bahwa merek mereka akan tetap dijual secara online meskipun tokonya ditutup.
Sebagai tambahan informasi, Arcadia Group saat ini telah mengoperasikan 566 Topshop, Burton, Dorothy Perkins, Evans, Outfits dan toko lainnya di Inggris dan Irlandia. Namun kabarnya mereka juga akan menutup 23 toko tersebut.
Topshop merupakan perusahaan retail terbaru yang ada, dan Dressbarn perusahaan retail seniornya mengatakan akan menutup 650 tokonya pada Senin lalu.
Kebangkrutan ternyata tidak dialami oleh Topshop saja. Berdasarkan laporan terbaru dari Coresight Research ternyata selama 2019 sudah ada 5.994 toko retail atau pakaian yang akan ditutup. Angka ini melebihi total toko yang telah tutup pada 2018 sebanuak 5.864 .
Selain Topshop, merek-merek ternama lainnya yang mengalami kebangkrutan yaitu Payless, Gymboree dan Charlotte Russe. Bahkan Sears yang merupakan raksasa di sektor ritel yang sudah berdiri selama lebih dari seabad, mengajukan kebangkrutan pada Oktober lalu.
Advertisement