Grab Beri Denda bagi Pelanggan yang Batalkan Perjalanan

Grab menyarankan kepada pelanggan untuk mempelajari lima tips pesan kendaraan dalam rangka mengurangi terjadinya pembatalan.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jun 2019, 14:22 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2019, 14:22 WIB
10 Fakta Terbaru Tentang Grab SuperApp yang Perlu Kamu Tahu
10 Fakta Terbaru Tentang Grab SuperApp yang Perlu Kamu Tahu

Liputan6.com, Jakarta - Grab menerapkan sistem baru berupa denda bagi pelanggan yang membatalkan perjalanan per 17 Juni 2019.

"Membatalkan perjalanan akan dikenai biaya per 17 Juni 2019. Itu untuk mengurangi terjadinya pembatalan," demikian pengumuman Grab kepada pengguna yang dikutip di Antara, seperti ditulis, Selasa (18/6/2019).

Grab menyarankan kepada pelanggan untuk mempelajari lima tips pesan kendaraan dalam rangka mengurangi terjadinya pembatalan (dibatalkan maupun membatalkan).

Pertama, pastikan pemesan sudah siap dijemput sebelum pesan (bukan masih dandan, masih belanja, masih antre bayar, belum turun lift, belum selesai minum kopi atau makan dan lain-lain).

Kedua, pastikan Anda sudah memasukkan alamat jemput dan tujuan dengan benar.

Ketiga, pesanlah saat sudah di titik jemput.

"Meski ada waktu tunggu 10 menit, pastian ada tempat atau tidak memperbolehkan kendaraan berhenti lama,” kata dia.

Keempat, tambahkan pesan di GrabChat melalui pesan singkat, suara atau gambar mengenai lokasimu dan pakaian yang Anda pakai untuk memudahkan pengemudi menemukan mu.

Kelima, pakailah bahasa Indonesia yang sopan untuk menghindari kesalahpahaman antara pengemudi dan penumpang.

"Terima kasih ya kamu sudah menjadi pelanggan Grab yang setia. Mari lebih menghargai waktu dan usaha dari pengemudi yang sudah jalan menuju titik penjemputan. Yuk sama-sama kita kurangi tekan cancel," demikian Grab.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Grab Bantah Dugaan Predatory Pricing dalam Diskon Tarif Ojol

Harapan Baru Buat Pengemudi Grab, Berkesempatan Dapat Rumah Lho!
Harapan Baru Buat Pengemudi Grab, Berkesempatan Dapat Rumah Lho!

Sebelumnya, President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata angkat suara terkait dugaan predatory pricing atau tarif predator dalam dalam pemberian diskon tarif ojek online(ojol). Kepada media, dia membantah dugaan tersebut.

"Saya rasa tidak ya," kata dia, saat ditemui, di Jakarta, Kamis, 13 Juni 2019.

Dia mengatakan, sesungguhnya ada beberapa tujuan dari diskon. Salah satunya sebagai ajang promosi layanan kepada masyarakat.

"Itu adalah untuk promosi, untuk loyalty, untuk kesetiaan pelanggan. Ada unsur changing habit di situ. Jadi kita lihat tujuannya adalah itu. Kita lihat masyarakat menyambut baik hal ini," ujar dia.

Dia mengatakan, Grab Indonesia terbuka bila pemerintah hendak meminta informasi ataupun masukkan. Demi layanan yang lebih baik ke depan.

"Kalau Pemerintah ada minat, kita terbuka untuk diskusi. Kita hanya memberikan masukan, pendapat. Bagaimana dari mitra pengemudi kita, dari pelanggan kita. Pada akhirnya Pemerintah yang mengatur keputusan," tandasnya.

Adapun predator pricing ini merupakan situasi rendahnya tarif suatu barang dan jasa yang bertujuan untuk singkirkan pesaing sehingga nanti penyedia dapat menentukan harga lebih tinggi. Penyedia yang terapkan predatory pricing dianggap seperti predator.

Respons Grab Indonesia soal Keluhan Tarif Ojek Online Mahal

Resmi 'Dipoles', Apa yang Baru di Aplikasi Grab?
Ilustrasi Driver Grab dengan Helm Baru (Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza)

Sebelumnya, penerapan tarif baru ojek online (ojol) kini sudah berjalan hampir sebulan lamanya. Banyak keluhan yang menyebut bahwa tarif baru itu cukup mahal. Padahal tarif tersebut ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Perhubungan.

Sebagai operator, Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, perusahaan akan mengikuti keputusan yang telah ditetapkan pemerintah.

Dia menjelaskan, pemerintah pasti telah mempertimbangkan masak-masak alasan di balik pemberlakuan tarif ojol baru tersebut.

"Kalau kita selalu mengikuti dengan pemerintah jujur saja. Kita follow apa yang pemerintah katakan karena itu juga menyangkut kepentingan driver. Kita selalu melihat itu," ujarnya kepada Liputan6.com di Kedutaan Besar Australia, Jakarta, Selasa, 21 Mei 2019.

Dia menambahkan, keberlangsungan hidup pengemudi ojol juga perlu diperhatikan. Pihaknya yakin pemerintah ikut pula memikirkan aspek tersebut.

"Pemerintah naikkan tarif pasti ada alasannya dan tentu saja akan kami ikuti. Kita yakin salah satu pertimbangannya yakni the well-being of the driver supaya lebih baik," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya