Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan, industri di dalam negeri masih perlu mengandalkan teknologi, termasuk blockchain. Dengan demikian industri dapat bersaing dengan perusahaan global.
Dia mengatakan, kemampuan blockchain untuk melacak, mengatur, dan mendistribusikan informasi dianggap dapat mengoptimalisasi proses pemasaran dan rantai distribusi. Pemanfaatan blockchain akan memperbaiki transparansi dalam rantai produksi dari hulu ke hilir.
Hal tersebut akan meningkatkan efisiensi rantai suplai di bidang agrikultur dan perikanan, juga manajemen e-commerce, Hak Kekayaan Intelektual. "Bahkan blockchain disebut dapat berfungsi untuk optimalisasi distribusi dana desa," kata dia, di Jakarta, Senin (29/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah Indonesia, lanjut Bambang, menyadari pentingnya pembangunan yang didukung pengembangan teknologi digital dengan mengarusutamakan bidang tersebut ke Visi Indonesia 2045.
Untuk jangka panjang, strategi terkait pengembangan teknologi digital terpusat kepada kolaborasi publik dan swasta, meningkatkan pendidikan tinggi, dan memperbaiki kapabilitas sumber daya manusia dalam bidang sains, teknologi, dan inovasi.
Meskipun demikian, dia menegaskan bahwa penguasaan teknologi tidak dapat dipisahkan dari pengembangan kapasitas SDM. Sebab penguasaan dan pemanfaatan teknologi membutuhkan SDM yang berkualitas.
"Pemerintah melanjutkan untuk meningkatkan pengembangan pembangunan SDM hard skill maupun soft skill. Di sisi hard skill penguasaan teknologi adalah kunci untuk meningkatkan excellence secara berkelanjutan," ungkapnya.
"Di sisi lain kemajuan teknologi digital lewat industri 4.0 membutuhkan SDM yang memiliki soft skill yang baik, khususnya berpikir kritis, aktivitas pengembangan, mengasah keterampilan emosional, dan jejaring sosial. Soft skill ini kita butuhkan untuk mengatur teknologi," imbuhnya.
Peningkatan SDM dan penguasaan teknologi, jelas Bambang sedang dijalankan pemerintah melalui pendidikan dan pelatihan vokasional yang didukung oleh kerja sama pemerintah dan pelaku usaha.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Blockchain Mampu Tekan Biaya Logistik
Kadin Indonesia bekerjasama dengan Blockchain Asia Forum (BAF) menggelar Global Blockchain Investment Summit (GBIS). Ajang ini merupakan sarana pertukaran informasi dan pengalaman dari para stakeholder dalam bentuk lokakarya dan seminar, serta business matching di antara para pimpinan bisnis.
Wakil Ketua Kadin Bidang Logistik dan Rantai Pasok, Rico Rustombi mengatakan, implementasi teknologi blockchain akan sangat bermanfaat bagi industri logistik. Terutama untuk memperpendek proses distribusi logistik.
"Sebenarnya blockchain ini menghilangkan peran perantara. Blockchain adalah menghubungkan pembeli dengan penjual, jadi end to end. Jadi akan hilang nanti itu mata rantai sebagai intermediary," kata dia, di Ritz Carlton, Pasific Place, Jakarta, Senin (29/7/2019).Â
BACA JUGA
Pendeknya rantai distribusi akan membuat proses distribusi dari penjual ke costumer menjadi lebih ringkas dan mudah.
"Saya analogikan sekarang kalau kita pesan sesuatu melalui platform. Platform menghubungi misalnya restoran kemudian baru transporter yang mengambil. Sekarang tidak. Blockchain diterapkan si penjual dan pembeli sudah berhubungan langsung," ujar dia.
Hal tersebut, jelas Rico akan berdampak pada terpangkasnya cost biaya logistik. Beberapa perusahaan logistik dunia bahkan sudah mengambil keuntungan dari penggunaan teknologi blockchain.
"Bagaimana kerja sama IBM dan DHL mereka mengaplikasikan teknologi blockchain. Secara cost logistik itu turun kurang lebih 16 persen," urai dia.
"Jadi bisa bayangkan kalau cost logistik mereka turun 16 persen. Mereka memiliki nilai daya saing yang kompetitif sekali sehingga mereka bisa mencatatkan performance perusahaan yang lebih baik," tandasnya.
Advertisement