Inovasi jadi Kunci Produk Bumbu Makanan RI Tembus Pasar Ekspor

Industri bumbu makanan dalam negeri perlu melakukan banyak inovasi agar mampu bersaingan dengan produk dari negara lain.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Agu 2019, 13:30 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2019, 13:30 WIB
Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta - Industri bumbu makanan dalam negeri perlu melakukan banyak inovasi agar mampu bersaingan dengan produk dari negara lain. Selain itu, inovasi juga dibutuhkan agar produk makanan Indonesia tidak hanya menjadi tuan rumah di negeri sendiri, tetapi juga mampu menembus pasar ekspor.

GM of Marketing PT Sasa Inti Albert Dinata mengatakan, pihaknya telah bergerak di industri bumbu makanan selama lebih dari 50 tahun. Hingga saat ini, Sasa juga telah berhasil menembus pasar ekspor.

"Sasa telah merambah pasar internasional dengan dilakukannya kegiatan ekspor sejak lebih dari satu dekade ke pasar Asia, Timur Tengah, Afrika dan ke beberapa negara lainnya yang memiliki prospek baik untuk dipasarkan," ujar dia di Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Menurut Albert, pihaknya juga terus melakukan promosi dan inovasi untuk bisa memperluas pasar ekspor. Salah satunya dengan berpartisipasi dalam Food and Hotel Indonesia 2019, pameran kuliner dan perhotelan terbesar di Indonesia yang diikuti oleh 1.300 peserta pameran dan mendatangkan lebih dari 30 ribu pembeli dari 38 negara.

"Ini diharapkan dapat memberikan dukungan kepada para chef untuk terus berkreasi dan berinovasi sehingga ke depannya akan berdampak baik bagi perkembangan industri kuliner di Indonesia," ungkap dia.

Sementara untu pasar ekspor, ke depannya Albert akan fokus mengembangkan ekspor ke lebih banyak negara-negara di kawasan Asia dan Afrika. Mengingat potensi di kawasan tersebut masih sangat besar.

"Dengan penetapan harga yang kompetitif dan pengiriman yang dapat diandalkan, Sasa dapat menjangkau setiap wilayah," tandas dia.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Industri Makanan dan Minuman Cocok Untuk Pengusaha Milenial

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (Foto: Humas Menperin)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (Foto: Humas Menperin)

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong masyarakat untuk terlibat dalam industri sebagai pelaku usaha. Salah satu kelompok masyarakat yang juga didorong yakni generasi milenial.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, generasi milenial dapat mulai berbisnis di sektor makanan dan minuman. Sebab sektor ini dapat dimulai dengan modal kecil.

"Milenial tentu mereka diberi kesempatan antara lain, industri yang start dengan modal lebih rendah itu adalah makanan minuman," kata dia, saat ditemui, di JCC, Jakarta, Rabu (8/5/2019).   

Selain itu, berkembangnya perusahaan berbasis digital, seperti aplikasi ojek online yang memberi ruang bagi pelaku IKM, kata Airlangga, merupakan peluang yang dapat diambil oleh milenial.

"Makanan dan minuman dengan adanya aplikasi digital dengan adanya ojek online, delivery-nya bagus," jelas dia.

Diharapkan dengan pemanfaatan teknologi digital makin banyak usaha kecil masyarakat yang dapat masuk pasar. "Jadi mulai banyak usaha kecil menengah dari masyarakat yang mempunya skala ekonomi cukup untuk masuk ke pasar," tandasnya.

Genjot Ekspor, Jokowi Prioritaskan Industri Makanan dan Minuman

Kompaknya Jokowi dan Iriana Saat Membatik di Stasiun MRT
Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara batik kemerdekaan di Stasiun MRT Bundaran HI, Kamis (1/8/2019). Dalam kesempatan tersebut Jokowi berharap batik bisa dikembangkan sebagai sebuah brand. (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pemerintah akan menyiapkan langkah untuk menggenjot ekspor Indonesia.

Salah satunya dengan memberikan prioritas bagi industri makan dan minuman agar bisa meningkatkan ekspornya.

Jokowi mengungkapkan, industri makanan dan minuman selama ini mampu menunjukkan kinerja yang positif. Bahkan pertumbuhan dari industri ini mencapai sembilan persen per tahun.

"Pertama, memang ada prioritas, prioritas tadi memang saya sampaikan ke Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, industri makanan dan minuman menjadi prioritas karena growth-nya tinggi, 9 persen, grup di makanan dan minuman. Itu gede banget," ujar dia di Cikupa, Tangerang, Banten, Senin (18/2/2019).

Oleh sebab itu, pemerintah akan memberikan dukungan kepada industri ini agar mampu tumbuh lebih tinggi dan meningkatkan ekspornya.

"Sehingga ini industri ini harus diberikan dukungan sehingga kemarin ada sedikit masalah misalnya Mayora dan Filipina nah pemerintah mengirimkan tim berbicara dengan pemerintah di sana agar yang ada tetap bisa masuk," kata dia.

Selain itu, lanjut Jokowi, pemerintah juga telah melakukan deregulasi dan penyederhanaan perizinan untuk menarik lebih banyak investasi yang bisa masuk. Dengan harapan, perusahaan yang berinvestasi di Indonesia bisa mengekspor produknya ke negara lain.

"Saya kira regulasi untuk ekspor hampir dikatakan semuanya disederhanakan. Investasi-investasi yang berkaitan dengan barang barang ekspor atau produk produk subtitusi impor juga diberikan kemudahan," ujar dia.

"Karena memang kunci di situ untuk memperbaiki neraca perdagangan kita memperbaiki neraca transaksi kita. Semua sudah mengarah, hanya memang nanti misalnnya ada hal-hal yang enggak baik perlu dikoreksi ya kita koreksi. Yang paling penting kecepatan ekspor harus didorong," ia menambahkan.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya