Kemendag Klaim Harga Cabai di Pasar Sudah Turun

Harga cabai beberapa hari terakhir melonjak karena kemarau panjang

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Agu 2019, 19:45 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2019, 19:45 WIB
20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perdagangan Dalam Negeri menyatakan bahwa harga cabai yang terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir kini perlahan sudah mulai turun.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tjahya Widyanto mengatakan, harga cabai saat ini mahal lantaran sulitnya pasokan di musim kemarau.

"Setelah kami telusuri, contohnya saja yg masuk ke Pasar Induk Kramat Jati, itu tidak seperti pasokan normal. Pasokan normal bisa sampai 100-125 ton per hari, ini cuman ada sekitar 90 ton (per hari). Dari situ kita tahu pastinya karena supply yang kurang," tuturnya di Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Melansir data milik infopangan.jakarta.go.id, mayoritas harga cabai per hari ini memang masih mengalami kenaikan. Seperti cabai rawit merah yang naik Rp 829 menjadi Rp 85.659 per kg, serta cabai merah besar yang melonjak Rp 361 jadi Rp 70.787 per kg.

Lebih lanjut, Tjahya melaporkan, ia telah berbicara dengan pihak produsen yang menyebut bahwa mereka sulit mengendalikan harga karena hasil panen cabai saat ini tidak banyak.

"Saya komunikasi dengan teman-teman dari Kementan, dikasih nomor kontak produsen, mereka mengakui bahwa panennya tidak banyak. Tapi saya lihat harganya mulai menurun kok, tidak seperti yang kemarin-kemarin," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kemungkinan Impor

Harga-Cabai-dan-Bawang
Pedagang saat berjualan di pasar, Jakarta, Senin (20/2). Kementan tidak akan mengambil langkah untuk mengimpor cabe dan bawang. Walau pun saat ini, harga cabe dan bawang mengalami keniakan. (Liputan6.com/Angga Yunair)

Namun begitu, ia tak menutup kemungkinan untuk melakukan impor jika harga komoditas cabai saat ini masih terus tinggi. Menurutnya, itu merupakan langkah terakhir yang bisa dilakukan demi menjaga pasokan cabai di pasaran.

"Nanti ya saya kaji dulu, saya enggak berani bicara detail, ini kan keputusan yang terakhir. Saya lihat dari tiga pilar inflasi, impor dan neraca perdagangan, kalau itu terganggu baru lah (impor). Itu pokoknya keputusan terakhir," tukas dia.

Kemarau Panjang, Harga Cabai Sentuh Rp 120 Ribu per Kg

Awal Ramadan, Harga Cabai Mulai Meroket
Permintaan yang banyak untuk cabai di awal ramadan membuat harga cabai mengalami kenaikan, Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (19/6/2015). Harga Cabai Rawit naik dari harga Rp16 ribu menjadi Rp20 ribu/kg. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Musim kemarau berkepanjangan membuat harga cabai yang dijual di pasar tradisional terus naik. Seperti yang terjadi di Pasar Kwitang Dalam, Jakarta Pusat, dimana harga jual produk cabai seperti cabai rawit merah dipatok lebih dari Rp 100 ribu per kg.

Nur (58 tahun), salah seorang pedagang sayur di Pasar Kwitang Dalam mengatakan, harga cabai rawit merah yang dijualnya naik sekitar Rp 30 ribu sejak beberapa hari lalu. Menurutnya, kemarau yang terus berlanjut menjadi penyebab utama mahalnya harga cabai yang dipasang pihak pemasok.

"Rawit merah Rp 120 ribu (per kg). Ada 3-4 hari harga segini. Sebelumnya Rp 90 ribu (per kg). Kalau dapat dari sananya (pemasok) Rp 110 ribu (per kg). Masalahnya kemarau ini, pada kering. Pasokan susah," ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Pasar Kwitang Dalam, Jakarta, Senin (5/8/2019).

Untuk harga komoditas cabai lain, seperti cabai merah keriting dan cabai rawit hijau juga saat ini masih tinggi. Nur memasang harga Rp 90 ribu per kg untuk cabai merah keriting, sementara cabai rawit hijau dibanderol Rp 80 ribu per kg.

Seorang pedagang lainnya di pasar yang sama yakni Toyyibah (43 tahun) juga mengutarakan keresahan serupa. Namun, harga produk cabai yang ditawarkannya masih sedikit lebih rendah dibanding yang ada di lapak Nur.

"Cabai naik lagi. Rawit merah Rp 100 ribu per kg, dapatnya Rp 90 ribu (per kg). Kalau merah keriting Rp 70 ribu per kg, sama kayak rawit hijau, Rp 70 ribu (per kg)," ujar dia kepada Liputan6.com.

Selain cabai, kenaikan harga juga menimpa komoditas sayuran lainnya seperti oyong, terong dan daun bawang. Untuk oyong, Nur memasang harga Rp 14 ribu per kg, sementara Toyyibah Rp 15 ribu per kg. Sedangkan untuk terong, keduanya kompak menjualnya Rp 12 ribu per kg, dan daun bawang Rp 15 ribu per kg.

Sementara untuk produk bawang, Nur dan Toyyibah melaporkan bahwa harganya kini masih normal. Bawang merah dan bawang putih bulat ditawarkan pada angka Rp 30 ribu per kg, sedangkan bawang putih cutting dipasang harga Rp 35 ribu per kg.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya