Pertamina Serap 123,6 Ribu Bph Minyak Mentah Dalam Negeri

Total kesepakatan pembelian minyak mentah dan kondensat dari KKKS dalam negeri ini meningkat sangat signifikan dibanding tahun 2018.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 13 Agu 2019, 17:33 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2019, 17:33 WIB
Mengunjungi Kilang Balikpapan yang Kapasitasnya Bakal Ditingkatkan
Petugas melakukan pengecekan di area Refinery Unit V Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (22/7/2019). Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan merupakan satu dari proyek pengembangan dan peningkatan kapasitas kilang yang dilakukan Pertamina. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) telah menyerap minyak mentah dan kondensat dalam negeri sebanyak 123,6 ribu barel per hari dari 39 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, total kesepakatan pembelian minyak mentah dan kondensat dari KKKS dalam negeri ini meningkat sangat signifikan dibanding tahun 2018. Dengan upaya ini Pertamina telah menekan impor minyak mentah sampai 35 persen, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 339 ribu barel per hari (bph).

“Dari total volume tersebut, kami mengoptimalkan pasokannya sesuai dengan kebutuhan, jenis dan volume, serta kesepakatan bisnis yang dicapai,” kata Fajriyah di Jakarta, Selasa (13/8/2019).

Fajriyah menambahkan, pengiriman untuk total volume minyak mentah dan kondensat yang disepakati akan dilakukan sesuai dengan jadwal sehingga berbeda untuk setiap KKKS. Begitu juga dengan jenis Minyak mentah yang diserap Pertamina, juga bisa berbeda-beda karena disesuaikan dengan kebutuhan pengolahan di Kilang.

Menurut Fajriyah, dengan adanya penyerapan ini, maka berdampak pada penurunan impor minyak mentah Pertamina. Seperti terlihat pada periode Januari-Juni 2019, impor minyak mentah Pertamina tercatat sebesar 220 ribu bph.

"Dengan volume impor minyak mentah sebanyak 220 ribu bph, maka komposisi impor dibandingkan penyerapan Minyak mentah domestik yang sebesar 681 ribu bph, mencapai sekitar 25 persen banding 75 persen. Kondisi ini membaik dibandingkan tahun 2018 dimana perbandingannya 37 persen 339 ribu bph impor dan 63 persen atau 571 ribu bph domestik,” paparnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Impor Produk BBM

RU IV Cilacap, Kilang BBM Terbesar di Indonesia Milik Pertamina
Suasana kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). Produk utama yang dihasilkan kilang Cilacap berupa produk BBM atau gasoline, naphtha, kerosine, avutur, solar LSWR, minyak bakar, LPG, pelumas dasar. (Liputan6.com/JohanTallo)

Selain menekan impor minyak mentah, Pertamina juga berhasil menekan impor produk BBM seperti Avtur dan Solar. Dengan adanya inovasi untuk optimasi kilang, sejak Mei 2019 Pertamina sudah bisa memenuhi kebutuhan Avtur dan Solar dalam negeri dari produksi kilang-kilang sendiri.

“Hal ini tentunya menjadi prestasi sendiri untuk mendorong pemenuhan kebutuhan dalam negeri dari sumber daya yang kita miliki. Bahkan produksi Avtur dari Kilang Cilacap kini sudah diekspor ke luar negeri karena kebutuhan avtur domestik semua sudah terpenuhi,” tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya