Pertamina Serahkan Pengelolaan Terminal BBM Belitung Ke Elnusa

Dengan penyerahan ini akan dilakukan penguatan sarana dan fasilitas TBBM

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 15 Agu 2019, 10:15 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2019, 10:15 WIB
(Foto: Liputan6.com/Abelda Gunawan)
Kilang minyak Pertamina di Balikpapan

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) serahkan pengoperasian Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tanjung Pandan, Belitung, ke anak usahanya, Elnusa Petrofin. Sebelumnya, di wilayah tersebut infrastruktur tersebut berstatus Jobber bekerja sama dengan pihak swasta.

Direktur Logistic Supply Chain & Infrastructure (LSCI) PT Pertamina (Persero), Gandhi Sriwidodo mengatakan,‎ alih kelola pengoperasian TBBM Tanjung Pandan ini adalah bentuk kembalinya Jobber ke pangkuan Pertamina melalui Elnusa Petrofin.

"Hal ini juga menjadi salah satu upaya untuk memperkuat rantai distribusi energi Pertamina dengan memastikan nilai ketersediaan dan kemudahan akses sehingga meningkatkan jaminan keamanan energi bagi masyarakat di pulau Belitung,” kata Gandhi, di Jakarta, Kamis (15/9/2019).

Menurut Gandhi, setelah pengoperasian ini terlaksana, Pertamina bersama Elnusa Petrofin akan memperkuat sarana dan fasilitas TBBM, agar disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat serta dengan tantangan penyaluran yang ada dimasa mendatang.

“Karenanya, kedepan Pertamina dan Elnusa Petrofin akan berusaha untuk memperkuat sarana dan fasilitas TBBM agar ketahanan energi bisa terjaga dengan baik dan dapat mengimbangi momentum pertumbuhan ekonomi Belitung. Akhirnya adalah untuk pelayanan yang lebih maksimal bagi masyarakat,” tambah Gandhi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pemasok BBM Utama di Belitung

20160414- Kilang Pengolahan Minyak Terbesar ke-2 di Indonesia-Kalimantan- Fery Pradolo
Petugas lapangan memantau Area Tanki LPG (Spherical Tank) di kawasan kilang RU V Balikpapan, Kalimantan, Kamis (14/05). Kilang RU V merupakan kilang pengolahan minyak Pertamina terbesar ke-2 di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Saat ini TBBM Tanjung Pandan menjadi tulang punggung untuk distribusi energi ke 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), 13 Agen Premium dan Minyak Solar (APMS), 12 Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN), dan 4 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN).

"Dengan kapasitas hingga 4 ribu Kilo Liter (KL), TBBM Tanjung Pandan sangat berpengaruh besar terhadap masyarakat Belitung," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama Elnusa Petrofin, Haris Syahrudin sangat apresiasi dengan sinergi yang tercipta antara Pertamina dengan Elnusa Petrofin.

“Kami sebagai anak perusahaan dipercaya untuk mengelola rantai distribusi energi utama di Belitung, ada kebanggaan dan tantangannya sendiri. Namun kami yakinkan, kami pasti akan menjalankan amanah ini dengan sebaik mungkin dan kedepannya akan kita kembangkan bersama TBBM ini untuk mendukung kelancaran distribusi energi di Belitung,” ungkapnya.

Sebagai salah satu unit operasi di Region Sumbagsel, GM MOR II Sumbagsel, Primarini menambahkan, pengoperasian TBBM Tanjung Pandan dibawah Elnusa Petrofin bersama Pertamina adalah proses yang positif sebab ada kepastian distribusi energi berjalan dengan lancar.

"Dengan bantuan Elnusa Petrofin, kami akan menjalankan amanah itu dengan makin baik lagi, dan harapannya kebutuhan dan permintaan energi di Belitung dapat kami penuhi. Tentu kami juga menyampaikan terimakasih kepada pemerintah dan masyarakat Belitung dalam mendukung operasional TBBM Tanjung Pandan,” pungkasnya‎.

Garap Proyek Kilang, Pertamina Tambah Anggaran Belanja

Mengintip Kilang Minyak Sei Pakning Milik Pertamina
Manager Production RU II Pertamina Sei Pakning Nirwansyah dan Health, Security & Safety Environment (HSSE) Officer Azhari meninjau area kilang RU II Sei Pakning, Bengkalis, Riau, Selasa (17/10). (Liputan6.com/Yulia)

PT Pertamina (Persero) merubah Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019, untuk menambah anggaran modal belanja (capital expenditure/capex) tahun ini hingga USD 300 juta.

Direktur Keuangan Pertamina Pahala N Mansury mengatakan, dalam rencana awal capex Pertamina tahun ini dianggarkan sebesar USD 4,2 juta. Namun dalam perkembanganya anggaran tersebut ditambah menjadi USD 4,5 juta.

"Yang kita revisi RKAP adalah terkait anggaran investasi. Kita ada tambahan USD 200-300 juta, estimasi kita 4,5 juta tahun ini," kata Pahala, di Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Pahala mengungkapkan, tambahan anggaran Pertamina tersebut akan dialokasikan untuk proyek perbaikan dan peningkatan kapasitas (upgrading) kilang dalam program Refinery Development Master Plan (RDMP), terutama pada Kilang Balikpapan yang mulai berjalan pembangunan fisiknya.

"Kita punya anggaran investasi kita, terutama karena memang kita sudah agak lebih aktif di projek RDMP kilang kita khususnya di Balikpapan," tuturnya.

Terkait dengan kondisi pendapatan perusahaan, Pahala memperkirakan akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan penurunan harga minyak mentah di dalam negeri dan globalm

"Kalau Pendapatan tahun ini agak sedikit turun karena turunnya harga minyak, menyebabkan kita punya revenue agak turun sedikit juga tapi di sisi cost turunnya lebih besar," tuturnya.

Untuk diketahui, ada empat kilang yang masuk dalam Proyek RDMP, yaitu Balikapapan, Kalimantan Timur, di Balongan, Jawa Barat, Dumai Riau dan Cilacap, Jawa Tengah. Khusus Kilang Balikpapan, Pertamina sudah memulai persiapan fisik di lapangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya