Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mempersiapkan satu ruas tol baru di Kalimantan Timur (Kaltim), yakni Jalan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara (PPU). Penajam Paser Utara sendiri telah ditetapkan pemerintah sebagai lokasi dari ibu kota baru.
Tak hanya jalur bebas hambatan, keberadaan Jembatan Tol Balikpapan-PPU sepanjang 7,35 km ini nantinya juga memungkinkan adanya pembentukan kawasan perumahan dan pariwisata baru di sisi ujungnya.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, kehadiran Tol Balikpapan-PPU dapat menunjang kepadatan volume lalu lintas, baik darat maupun laut, di sekitar kawasan.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau untuk traffic-nya iya (sudah ramai). Sebenarnya yang pakai darat maupun pakai (kapal) feri, sekarang pertanyaannya kan berapa yang akan pindah ke penggunaan jembatan tol tersebut," ujar dia kepada Liputan6.com, seperti dikutip Minggu (22/9/2019).
Adapun konstruksi Jalan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara yang menelan investasi sebesar Rp 15,53 triliun ini diperkirakan dapat berlangsung pada 2020. Saat ini, proses pengerjaan telah memasuki tahap prakualifikasi lelang yang diikuti oleh sejumlah perusahaan dalam dan luar negeri.
Perusahaan-perusahaan itu antara lain PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Toll Road, PT Tol Teluk Balikpapan, China Road and Bridge Corporation, China Communications Construction Engineering Indonesia, dan China Construction Eight Engineering Division Corp LTD.
Lebih lanjut, Danang menyampaikan, BPJT ingin mendorong pihak pemrakarsa Tol Balikpapan-PPU untuk ikut serta mengembangkan kawasan di ujung jembatan tol, baik dari sisi Balikpapan maupun di sisi Penajam Paser Utara.
"Kemarin waktu saya ke sana kan belum ada rencana apa-apa untuk bagaimana mengembangkan sisi di Penajam Paser Utara. Tanahnya cukup luas, masih banyak yang kosong. Jadi kalau mau mengembangkan kawasan di sana untuk kegiatan real estate atau pariwisata sebenarnya sangat memungkinkan," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Lewat Tol Balikpapan-Samarinda, Warga Bisa Hemat Waktu 2-3 Jam
PT Jasa Marga (Persero) Tbk menargetkan proyek Jalan Tol Balikpapan-Samarinda dengan total panjang 99,35 Km dapat diselesaikan pada penghujung 2018, sehingga dapat beroperasi penuh pada awal 2019.
Menurut catatan anak usaha PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS), hingga awal Agustus 2018, progres konstruksi Seksi 2, Seksi 3 dan Seksi 4 adalah 63,31 persen. Sementara progres konstruksi Seksi 1 sampai dengan Seksi 5 adalah 65,25 persen.
"Sampai saat ini, pengerjaan konstruksi jalan tol ini sudah mencapai 65,25 persen sedangkan pengadaan lahannya telah mencapai 95,76 persen. Kami terus bekerja secara optimal, untuk itu dibutuhkan tim yang solid. Kami tetap berupaya dapat selesai tepat waktu," ujar Direktur Utama PT JBS, Saragi, Minggu (12/8/2018).
Adapun Jalan Tol Balikpapan-Samarinda sendiri terdiri atas lima seksi, yaitu:a. Seksi 1 mulai dari Km 13 hingga Samboja sepanjang 21,95 Km; b. Seksi 2 dari Samboja hingga Muara Jawa sepanjang 30,05 Km; c. Seksi 3 dari Muara Jawa hingga Palaran sepanjang 18,20 Km; d. Seksi 4 dari Palaran hingga Samarinda sepanjang 17,15 Km; e. Seksi 5 dari Km 13 Balikpapan hingga Bandara Sepinggan sepanjang 11,09 Km.
Jalan tol Balikpapan-Samarinda yang terdiri dari ruas Viability Gap Fund (VGF) yaitu Seksi 1 dan 5 sepanjang 33,525 Km dan ruas investasi (Seksi 2, 3 dan 4) sepanjang 65,825 Km ini akan menjadi cikal bakal Trans Kalimantan.
Hemat Waktu
Kehadiran Jalan Tol Balikpapan-Samarinda dapat memangkas total perjalanan Balikpapan-Samarinda, dari sebelumnya 150 km melalui jalan nasional menjadi hanya 100 km saja.
Efisiensi jarak tempuh ini juga berbanding lurus dengan efisiensi waktu perjalanan Balikpapan ke Samarinda, dari 3-4 jam jadi dipersingkat hanya 1 jam. Dengan begitu, warga Balikpapan bisa hemat waktu 2-3 jam jika ke Samarinda lewat tol. Begitu pula sebaliknya.
Advertisement