39 Fintech Asing Terdaftar di Indonesia, Terbanyak dari China

Hingga 30 September 2019 terdapat 127 fintech dengan 88 fintech berstatus lokal dan 39 fintech berstatus penanaman modal asing.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Okt 2019, 20:43 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2019, 20:43 WIB
Fintech
Ilustrasi fintech. Dok: sbs.ox.ac.uk

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK0 menyebutkan terdapat 39 financial technology (fintech) asing yang terdaftar di Indonesia per September 2019.

"Rata-rata mereka memiliki vehicle (platform fintech) baru atau membentuk joint venture bekerjasama dengan mitra lokal," ujar Kepala Perizinan & Pengawasan Fintech Direktorat Kelembagaan & Produk Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK, Alvin Taulu dikutip dari Antara, Rabu (16/10/2019)).

Alvin menjelaskan bahwa sebagian besar fintech asing yang masuk ke Indonesia berasal dari China, mengingat ekonomi fintech di negara tersebut jauh lebih maju dari Indonesia.

Faktor yang membuat fintech asing tersebut masuk ke Indonesia yakni Indonesia merupakan pasar yang besar, potensinya luar biasa, memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat baik, dan PDB-nya bagus. Selain itu, pelaku UMKM di Indonesia sangat banyak.

"Untuk wilayah Asia Tenggara mereka tetap mengatakan bahwa Indonesia negara paling seksi untuk melakukan investasi di bidang digital, salah satunya fintech," kata Alvin.

Selain tetap melakukan penegakan aturan terhadap fintech ilegal melalui penutupan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, OJK juga tetap melakukan sosialisasi kepada fintech-fintech asing tersebut untuk melegalkan usahanya di Indonesia.

Menurut data yang dilansir OJK, hingga 30 September 2019 terdapat 127 fintech dengan 88 fintech berstatus lokal dan 39 fintech berstatus penanaman modal asing atau asing.

Sedangkan untuk status terdaftar atau berizin, sebanyak 114 fintech berstatus terdaftar dan 13 fintech sudah mengantongi izin dari OJK. Untuk domisili, mayoritas fintech berdomisili di wilayah Jabodetabek dan sisanya tersebar di Bandung, Surabaya dan Lampung.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Terbaru

Ilustrasi Fintech
Ilustrasi Fintech. Dok: edgeverve.com

Sebelumnya OJK memberikan lagi status izin usaha kepada enam penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending anggota AFPI.

Keenam anggota AFPI yang mendapatkan izin usaha tersebut adalah Modalku, KTA Kilat, Kredit Pintar, Maucash, Finmas dan KlikACC. Izin usaha yang didapatkan berdasarkan Surat Keputusan OJK (KEP) Nomor 81-85 dan 87/D.05/2019 pada 30 September 2019.

Dengan demikian keenam fintech tersebut menyusul tujuh perusahaan fintech anggota AFPI lainnya yang terlebih dahulu mendapatkan izin usaha dari OJK yakni Danamas, Investree, Amartha, Dompet Kilat, KIMO, Toko Modal, dan Uang Teman.

Menurut Ketua Umum AFPI Adrian Gunadi, pemberian izin itu menandakan kredibilitas industri fintech lending semakin tinggi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya