Liputan6.com, Jakarta - Kepala Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Pitra Setiawan mengatakan akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan di tol Cikopo - Palimanan (Cipali) KM 113.
Nantinya, Kementerian Perhubungan akan berkoordinasi juga dengan Kementerian PUPR dan BPJT untuk melakukan manajemen rekayasa lalu lintas.
"Kalau secara geometrik jalan tidak ada masalah dengan ruas Cikampek-Palimanan, namun walau begitu kami telah berkoordinasi dg Kementerian PUPR dan BPJT untuk melakukan manajemen rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kecepatan kendaraan,” ujar Pitra dikutip dari keterangan resmi, Senin (2/12/2019).
Advertisement
Baca Juga
Pitra juga mengucapkan belasungkawa atas insiden yang terjadi pada Minggu (1/12/2019) tersebut. Kecelakan melibatkan minibus Avanza nopol B 1076 PYC dengan truk pengangkut sepeda motor nopol B 9556 UIO. Enam orang tewas dan 1 orang alami luka dalam insiden ini.
Lebih lanjut Pitra menghimbau kepada para pengguna jalan, khususnya di tol Cipali agar tetap berhati-hati.
“Kami menghimbau kepada para pengguna jalan terutama jalan tol agar selalu waspada saat mengemudi, perhatikan selalu rambu-rambu dan marka jalan serta berhenti beristirahat jika lelah. Berhentilah setelah mengemudi 3-4 jam. Jangan memaksakan diri untuk terus mengemudi,” tutupnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kecelakaan Cipali, Jasa Raharja Proses Santunan Korban
Direktur Operasional PT Jasa Raharja (Persero), Amos Sampetoding menyampaikan prihatin dan belasungkawa atas musibah kecelakaan di Tol Cipali KM 113 yang menewaskan 6 orang.
Amos memastikan bahwa korban terjamin Jasa Raharja dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 16 tahun 2017, Jasa Raharja telah menerbitkan surat jaminan biaya perawatan untuk korban luka dan biaya santunan bagi ahli waris korban meninggal.
"Bagi korban luka, biaya perawatan yang akan diberikan maksimum Rp 20 juta, serta tambahan biaya P3K maksimum Rp 1 juta dan Ambulance maksimum sebesar Rp 500 ribu. Sedangkan untuk seluruh korban meninggal dunia masing masing ahli warisnya berhak menerima santunan sebesar Rp 50 juta," terang Amos, mengutip keterangan resmi, Minggu (1/12/2019).
Sementara Amos menambahkan, pihaknya masih terus berkoordinasi secara aktif dengan pihak Kepolisian dan Rumah Sakit agar proses penjaminan korban dapat berjalan dengan lancar serta aktif memonitor kondisi perkembangan korban luka.
"Sedangkan bagi korban meninggal dunia setelah diketahui identitas dan ahli warisnya akan segera diproses penyerahan santunannya sesuai domisili korban/ahli waris pada kesempatan pertama," imbuhnya.
Advertisement
Proses Pembayaran Cepat
Jasa Raharja, sebagai BUMN asuransi terus berkomitmen dalam memberikan pelayanan terbaik, cepat dan tepat sebagai wujud negara hadir bagi korban kecelakaan alat angkutan umum dan korban kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
Amos menyatakan, kinerja Jasa Raharja semakin baik dibuktikan selama periode sampai dengan Oktober tahun 2019, santunan bagi lebih dari 80 persen korban meninggal dunia di tempat kejadian dapat dibayarkan kurang dari 2 hari.
"Sehingga apabila di rata rata penyerahan santunan bagi korban meninggal dunia dapat diselesaikan dalam waktu 1hari 19 jam," imbuhnya.