Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menanggapi seputar masalah Natuna yang kembali memanas. Sejumlah kapal China melintasi wilayah laut Indonesia dan mengklaim bahwa wilayah tersebut merupakan bagian dari Laut China Selatan.
Edhy Prabowo tak menampik data Sistem Monitoring Skylight yang menyatakan adanya 1.000 kapal asing yang di kawasan laut Natuna setiap hari.
Advertisement
Baca Juga
"1.000 kapal itu banyak kapal lain yang dagang, yang lewat ya. Itu kapalnya harus dilihat kapalnya sebagai kapal apa, apakah kapal dagang, kapal transportasi, kapal nelayan. Kalau kapal nelayan (asing penangkap ikan) yang ada kan sudah kita ambil, buktinya Vietnam kita berhasil ambil 3 kapal," tuturnya di Gedung BPK, Jakarta, Senin (6/1/2020).
Dengan begitu, ia menganggap bahwa lautan Natuna memang daerah yang padat dilintasi kapal asing. Dia pun meminta agar masyarakat tak terpancing sebelum mengetahui apa jenis kapal yang ada di sana.
"Makanya kita jangan terpancing, terporovokasi, kita harus cool sikapi ini. Yang jelas kedaulatan di atas segala-galanya. Yang penting kita semua kompak di seluruh kementerian/lembaga," tegas Edhy.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berkunjung ke Natuna
Rencananya, Edhy Selasa (7/1/2020) besok juga akan berkunjung ke Natuna guna menyambut Anak Buah Kapal (ABK) yang berhasil mengamankan 3 kapal ikan asing asal Vietnam di utara perairan Pulau Laut, Kabupaten Natuna.
Saat ditanya apa langkah pemerintah selanjutnya terkait keberadaan kapal China di laut Natuna, Edhy belum mau banyak angkat bicara.
"Ya enggak usah saya ceritakan di sini. Jangan bicara detil dulu, ini hubungannya dengan keamanan dan kedaulatan negara. Yang penting kita tetap cool, tidak terpancing," tukas dia.
Advertisement