Perluas Bisnis, Semen Indonesia Ganti Nama Jadi SIG

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memperkenalkan logo baru perusahaan dari yang sebelumnya bertuliskan Semen Indonesia menjadi Semen Indonesia Group (SIG)

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 11 Feb 2020, 20:45 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2020, 20:45 WIB
20161012- Penjualan Semen Alami Penurunan-Jakarta- Angga Yuniar
Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia, penjualan semen di Pulau Jawa pada September 2016 sebesar 3,11 juta ton, turun 5% dibanding periode yang sama pada tahun lalu, Jakarta, Rabu (12/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memperkenalkan logo baru perusahaan dari yang sebelumnya bertuliskan Semen Indonesia menjadi Semen Indonesia Group (SIG). Acara pergantian logo ini dilakukan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (11/2/2020).

Direktur Utama Sermen Indonesia Hendi Prio Santoso mengatakan, pihaknya kini telah berevolusi dari perusahaan persemenan menjadi perusahaan penyedia solusi bahan bangunan.

"Perseroan ingin menjadi yang terdepan dalam memberikan solusi bahan bangunan yang inovatif terbaru dan benilai tambah di kancah regional," ujar Hendi.

Sementara Direktur Keuangan Doddy Sulasmono menyampaikan, alasan lain mengapa Semen Indonesia melakukan rebranding yakni guna mengantisipasi oversupply produksi semen di masa mendatang.

"Oversupply kan karena pabriknya diizinin makin banyak lagi yang berproduksi. Kita manage-nya dengan strategi aja. Salah satunya kan kita merubah sebutan Semen jadi SIG," sebutnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bukan Diversifikasi Bisnis

Holding​ ​BUMN,​ ​Membangun​ ​Kemandirian​ ​Ekonomi​ ​Nasional
Sejak 1909 hingga 1974, pasar semen Indonesia 100 persen dikuasai Semen Padang, SemenGresik, dan Semen Tonasa

Namun, Doddy menangkis alasan bahwa Semen Indonesia melakukan diversifikasi korporasi dengan mengganti logo menjadi SIG.

"Sebenarnya kan enggak diversifikasi, itu emang produk turunan. Kan prinsipnya sharing ekonomi. Itu kan tidak selalu membangun terus kita menjual. Seperti sekarang banyak kan orang dengan sharing ekonomi dapet nilainya tapi enggak harus kayak zaman dulu invest berapa menghasilkan berapa. Jadi lebih efisien dari semuanya," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya