The Fed Pangkas Suku Bunga, Modal Asing Kembali Masuk Indonesia

Penurunan suku bunga The Fed akan membawa angin segar bagi Indonesia, utamanya terhadap aliran modal asing masuk atau capital inflow.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mar 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2020, 15:00 WIB
The Fed
The Fed (www.n-tv.de)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (Bps). Besarnya pemangkasan ini menjadi yang pertama sejak krisis keuangan pada Desember 2008.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penurunan suku bunga The Fed memang sudah dipertimbangkan sebelumnya oleh bank sentral AS pasca mewabahnya virus Corona. Menurutnya, penurunan suku bunga itu juga akan membawa angin segar bagi Indonesia, utamanya terhadap aliran modal asing masuk atau capital inflow.

"Insya Allah tentu dengan tekanan suku bunga menurun dari luar maka capital yang ada menjadi lebih mampu melihat secara lebih realistis opportunity yang ada di negara seperti kita. Karena Indonesia relatif dalam situasi yang lebih positif," jelas dia di Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Serperti dilansir dari CNBC, Presiden Donald Trump memang meminta The Fed untuk menurunkan suku bunga acuannya agar perekonomian Amerika Serikat (AS) tetap berdaya saing.

"Virus corona telah meningkatkan ancaman pada kegiatan perekonomian. Maka dari itu, untuk menjaga tingkat lapangan kerja dan stabilitas harga, The Fed memutuskan menurunkan target suku bunganya," tulis The Fed.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

3 Kali Pangkas di 2019

Ilustrasi The Fed
Ilustrasi The Fed

Pemangkasan ini membuat target kisaran suku bunga berada di 1 persen sampai 1,25 persen. Pada 2019, The Fed telah menurunkan 3 kali suku bunganya dengan total 75 Bps.

Wall Street telah mengharapkan pemangkasan ini. Selain itu, pelaku pasar berharap suku bunga bisa 0 persen pada akhir tahun.

"The Fed tentu tidak bisa sendirian dalam mengantisipasi ancaman virus corona. Namun, mereka bisa berharap pemangkasan ini bisa menangkal dampak negatif di pasar keuangan yang berpotensi membuat perekonomian makin memburuk," ujar Ekonomi Senior AllianceBernstein, Eric Winograd.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya