Pengusaha Alat Kesehatan Pastikan Tak Dijual APD Sembarangan

Aemua tata cara penyaluran alat kesehatan diatur di dalam PMK Nomor 1191/Menkes/PER/VIII/2010.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2020, 16:44 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2020, 16:44 WIB
Intip Pembuatan APD Tenaga Medis di Jakarta
Pekerja memakai pakaian untuk Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di kawasan Penggilingan, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Harga yang dijual untuk APD bekisar antara Rp 45.000 untuk jenis pakaian sekali pakai dan Rp 75.000 untuk pakaian yang bisa dicuci. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) memastikan seluruh produk-produk di dalam kategori alat kesehatan yang berizin edar dari Kementerian Kesehatan tidak dapat diperjualbelikan secara bebas oleh perorangan. Pernyataan ini menanggapi adanya alat pelindung diri (APD) yang dijualbelikan dengan bebas.

Kepala Bidang I Promosi Produk Dalam Negeri ASPAKI Erwin Hermanto menjelaskan, semua tata cara penyaluran alat kesehatan diatur di dalam PMK Nomor 1191/Menkes/PER/VIII/2010 Tentang Penyaluran Alat Kesehatan. Dalam PMK tersebut dijelaskan hanya dua entitas yang diperbolehkan berpartisipasi dalam aktivitas penyaluran alat kesehatan.

"Pertama, yakni Penyalur Alat Kesehatan (PAK) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,penyaluran alat kesehatan dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundangundangan," katanya kepada merdeka.com, Senin (6/5/2020).

Kemudian etintas diperbolehkan lainnya yakni toko alat kesehatan adalah unit usaha yang diselenggarakan oleh perorangan atau badan untuk melakukan kegiatan pengadaan, penyimpanan, penyaluran alat kesehatan tertentu secara eceran sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

"Produk-produk alat kesehatan yang dapat diedarkan juga harus memenuhi persyaratan PMK Nomor 62 Tahun 2017 Tentang Izin Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga," kata dia.

 

Permintaan Melonjak

Intip Pembuatan APD Tenaga Medis di Jakarta
Pekerja memakai pakaian untuk Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di kawasan Penggilingan, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Akibat melonjaknya jumlah kasus penyebaran Covid-19 di beberapa wilayah di Indonesia menyebabkan terbatasnya ketersediaan APD di pasaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dia menyadari memang pada saat krisis wabah Corona Covid-19, jumlah permintaan APD jauh melampauai kapasitas produksi dalam negeri. Situasi ini dapat dimaklumi karena produk APD bukanlah suatu produk yang banyak diminta sebelum masa wabah Corona covid-19.

Untuk itu, ada beberapa hal yang dilakukan ASPAKI agar tidak terjadi kebocoran APD ditingkat masyarakat. Salah satunya dengan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Di samping itu pihaknya juga telah mengedukasi komunitas medis dan masyarakat luas tentang perbedaan jenis-jenis APD beserta aplikasinya.

"Sebagai asosiasi yang menaungi produsen alat kesehatan dalam negeri, ASPAKI sangat mendukung Kementerian Kesehatan RI dalam menyediakan alat kesehatan yang aman, bermutu dan bermanfaat, untuk memastikan ketersediaan alat kesehatan bagi kebutuhan dalam negeri terutama pada masa sulit ini," tandas dia.

 

Menggunakan APD di Mall

Intip Pembuatan APD Tenaga Medis di Jakarta
Pekerja menyelesaikan pembuatan pakaian untuk Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di Penggilingan, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Akibat melonjaknya jumlah kasus penyebaran Covid-19 di beberapa wilayah di Indonesia menyebabkan terbatasnya ketersediaan APD di pasaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, terlihat satu orang laki-laki dan satu perempuan tampak mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) saat berbelanja di sebuat supermarket di Gandaria City Mal. Seorang pengunjung, Sagala melihat kejadian tersebut dan merekamnya.

"Aku lihat cowok dan cewek menggunakan APD di Lotte belanja sekitar pukul 18.00 WIB, kemarin (28/3)," kata Sagala ketika dihubungi merdekacom, Minggu (29/3)

Dia menceritakan kedua orang tersebut sempat ditegur oleh pihak keamanan mal. Mereka dinilai meresahkan pengunjung yang ingin berbelanja karena bersamaan dengan munculnya wabah Covid-19. Namun mereka sempat ngotot untuk berbelanja.

"Itu pihak mal menegur mereka. Disuruh cepat-cepat keluar," ungkap Sagala.

"Kalau menurut pihak keamanan mereka berdua berasal dari daerah Bangka-Mampang," tambah Sagala.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya