Agar Kondisi Tetap Ideal, Ini Cara BRI Jaga Likuiditas di Tengah Pandemi Covid-19

Perseroan terus berupaya menjaga likuiditas dalam kondisi ideal, dimana hal tersebut tercermin dari rasio Liquidity Coverage Ratio BRI (LCR) posisi Maret 2020 berada diangka sekitar 230 persen.

oleh stella maris pada 21 Apr 2020, 11:10 WIB
Diperbarui 21 Apr 2020, 11:16 WIB
Bank Indonesia Nobatkan BRI  Sebagai Bank Pendukung UMKM Terbaik
Ilustrasi pelayanan Bank Rakyat Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Berbagai strategi berkelanjutan disusun dan diimplementasikan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, agar tetap tumbuh di tengah kondisi yang menantang akibat pandemi Covid-19. Strategi yang disusun BRI itu salah satunya terkait pengelolaan likuiditas perusahaan.

Direktur Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo mengungkapkan, perseroan terus berupaya menjaga likuiditas dalam kondisi ideal, dimana hal tersebut tercermin dari rasio Liquidity Coverage Ratio BRI (LCR) posisi Maret 2020 berada diangka sekitar 230 persen.

"Angka tersebut masih diatas ketentuan OJK yang menetapkan bahwa LCR Bank minimal dijaga sebesar 100," ujar Haru. 

Haru menambahkan, BRI akan mendapatkan tambahan likuiditas hingga Rp17 triliun setelah Bank Indonesia menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 200 bps untuk Bank Umum Konvensional per 1 Mei 2020.

"Penambahan ini tentunya akan memperkuat kecukupan likuiditas BRI di tengah kondisi yang menantang," tuturnya.

BRI tetap aktif dalam mencari sumber likuiditas lainnya untuk diversifikasi pendanaan baik melalui penghimpunan Dana Pihak Kegita (DPK) dan Non DPK.

"BRI dapat melakukan akses funding Non DPK jangka pendek seperti repo dan pinjaman antar bank, sementara itu untuk jangka panjang penerbitan obligasi dan pinjaman dapat menjadi pilihan namun tetap dengan memperhatikan biaya yang efisien," jelas Haru.

Pada 12 April yang lalu perseroan telah membayarkan Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI TAHAP II TAHUN 2017 SERI B dengan kupon 8.1 persen yang jatuh tempo sebesar Rp1,74 T pada 12 April 2020, di mana likuiditas untuk pembayaran Obligasi tersebut bersumber dari aset likuid BRI (HQLA). 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya